TEMPO.CO, Jakarta - Bagi suami-istri yang menantikan kehadiran anak, kelahiran sang buah hati merupakan kebahagiaan yang tak ternilai. Dalam menjalankan proses kehamilan, pasangan suami-istri harus memahami persiapan dan pemeriksaan kesehatan. Sebab, hal ini berpengaruh terhadap tingkat harapan memperoleh anak yang sehat dan cerdas.
Dokter spesialis kandungan dari Siloam Hospitals, Lippo Cikarang, Adhitya Indrapraja, mengatakan beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan sebelum kehamilan, yakni pemeriksaan darah rutin, tekanan darah, golongan darah dan rhesus, hepatitis B, Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplek Virus, pap smear, gula darah, Veneral Diseases Research Laboratory, dan urinalisis lengkap.
“Kebijakan yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan setiap empat minggu sekali dari saat pemeriksaan pertama kali hingga usia kehamilan 28 minggu,” kata Adhiyta dalam keterangan tertulis, Jumat, 22 April 2016.
Ketika positif hamil, Adhitya melanjutkan, ibu rutin memeriksakan diri ke dokter dua pekan sekali dari usia kehamilan 28-36 minggu, dan setiap satu pekan sekali dari usia kehamilan 36 minggu hingga waktunya melahirkan.
Dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) Siloam Hospitals, Lippo Cikarang, Bambang Hari Santosa, mengatakan bayi yang baru lahir memerlukan pemeriksaan fisik, golongan darah, dan fungsi panca indra. Dalam keadaan normal, lanjutnya, bayi dapat berkomunikasi secara efektif saat berusia 18 bulan. Untuk mengetahui kesehatan fungsi pendengarannya, maka sebelum memasuki usia tersebut sebaiknya dilakukan skrining.
“Kemajuan teknologi kini telah menemukan alat yang dapat pemeriksaan pendengaran secara obyektif pada bayi, yaitu Oto-Acoustic Emission. Manfaat pemeriksaan OAE adalah untuk mengetahui apakah rumah siput atau koklea berfungsi normal,” tuturnya.
Menurut Bambang, di dalam koklea, bunyi akan disaring berdasarkan frekuensinya, kemudian diteruskan ke sistem saraf pendengaran, batang otak, hingga mencapai otak. Dari situlah bunyi dapat dipersepsikan oleh anak.