TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat mungkin bisa hilang, tapi noda hitam dan tekstur tidak rata bekasnya akan tertinggal dalam waktu yang cukup lama. Bekas jerawat umumnya membandel dan sulit diobati, tetapi bukan tidak mungkin.
Ahli bedah plastik wajah selebriti bersertifikat dewan dan pendiri Beverly Hills Facial Plastic Surgery Center Kimberly Lee menjelaskan bahwa bekas jerawat biasanya dihasilkan dari kerusakan pada lapisan dermis, sedangkan hiperpigmentasi pasca-inflamasi (PIH) mengacu pada penggelapan kulit sementara karena peningkatan produksi melanin setelah lesi inflamasi jerawat.
"Bekas jerawat muncul sebagai lekukan atau area yang terangkat, sedangkan PIH berupa bercak datar yang berubah warna mulai dari merah muda hingga cokelat tua," kata dia.
Berbeda dengan bekas jerawat, PIH seringkali memudar seiring berjalannya waktu dan tidak meninggalkan bekas permanen pada kulit. Namun, bekas jerawat sering kali tidak.
Beberapa bekas jerawat mungkin terlihat seperti hiperpigmentasi pasca inflamasi, tetapi ahli kecantikan Los Angeles Erica Marie Gatt dari Em Skin menjelaskan bahwa bekas jerawat biasanya beraneka ragam.
Baca juga:
Bekas jerawat dan PIH bisa diperbaiki dengan rutinitas perawatan kulit di rumah yang dirancang dengan baik. Lee mengatakan mengobati bekas jerawat dan hiperpigmentasi pasca inflamasi dapat menjadi tantangan, tetapi menggunakan bahan perawatan kulit yang tepat dapat membantu. Semakin cepat mengobati bekas jerawat atau sisa pigmentasi, semakin baik.
Berikukt beberapa cara menghilangkan bekas jerawat yang disarankan.
1. Fokus pada Mencerahkan
Lee mengatakan produk dan bahan pencerah membantu memudarkan bintik hitam dan meratakan warna kulit untuk kulit yang lebih halus dan bercahaya. Bahan pencerah kulit yang efektif termasuk vitamin C dan niacinamide, yang menawarkan sifat anti-inflamasi dan dapat membantu memudarkan PIH. Jika kulit membutuhkan lebih banyak bantuan, pertimbangkan hydroquinone dengan resep dokter, zat pemutih yang menurut Lee dapat secara efektif meringankan bintik hitam dan hiperpigmentasi.
2. Meningkatkan Tekstur
Asam alfa hidroksi (AHA) seperti asam glikolat atau laktat mengelupas kulit dan memperbaiki tekstur bekas jerawat. "Pengelupasan dapat berperan dalam memperbaiki bekas jerawat dengan mengangkat sel kulit mati dan meningkatkan pergantian sel kulit," Lee berbagi.
Metode pengelupasan lembut seperti pengelupasan kimia atau enzimatik juga dapat memperbaiki tampilan bekas luka, tetapi penting untuk menghindari pengelupasan yang berlebihan atau kasar, karena dapat menyebabkan iritasi atau kerusakan lebih lanjut pada kulit.
Perawatan lain yang sama efektifnya adalah pengelupasan kimia rumahan yang aman digunakan yang mengandung asam glikolat atau salisilat.
3. Meningkatkan Kolagen
Produksi kolagen sangat penting untuk kulit yang memiliki tanda-tanda tekstur tidak rata akibat jaringan parut. Gatt menjelaskan bahwa stimulasi kolagen yang meningkat di dalam kulit membuatnya lebih halus, lebih tebal, dan lebih elastis, yang dapat membantu mengurangi munculnya bekas luka yang dalam. Lee berbagi bahwa cara efektif untuk merangsang kolagen di rumah termasuk menggunakan retinoid dan memasukkan bahan penambah kolagen seperti peptida dan faktor pertumbuhan ke dalam rutinitas perawatan kulit.
4. Jaga Hidrasi
Meskipun pelembap tidak menjadi bahan utama saat memerangi bekas jerawat, sangat penting untuk menghidrasi kulit, terutama jika rentan berjerawat. Menghidrasi kulit membantu menjaga proses pembaharuan sel kulit secara alami.
5. Lindungi Kulit dari Sinar Matahari
Salah satu langkah paling penting mengurangi bekas jerawat adalah melindungi kulit dari sinar matahari. "Mengenakan tabir surya setiap hari penting karena matahari dapat menggelapkan hiperpigmentasi dan jaringan parut jerawat yang ada," kata Gatt. "Saya merekomendasikan memakai zinc oxide SPF, jika memungkinkan, dan mengaplikasikannya kembali secara merata sepanjang hari."
INSTYLE
Pilihan Editor: Tips Perawatan Kulit untuk Mengatasi Bekas Jerawat yang Mengganggu