Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Penyebab Rusaknya Produksi Kolagen yang Membuat Wajah Cepat Keriput

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi wajah berkeriput. Shutterstock.com
Ilustrasi wajah berkeriput. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak bisa dimungkiri bahwa sinar UV merusak kulit dan mempercepat penuaan kulit. Oleh karena itu, terlihat perbedaan kulit pemakai SPF versus penghindar SPF, yaitu bintik matahari dan kulit yang kendur atau keriput. Tanda terakhir dari kerusakan akibat sinar matahari sebenarnya dapat dikaitkan dengan kerusakan kolagen, karena sinar UV merusak senyawa pengencang kulit ini.

Namun, matahari bukanlah satu-satunya penyebab kolagen menurun. Ada tiga faktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan dan kerusakan kolagen yang harus diketahui.

1. Merokok

Ada banyak alasan mengapa merokok tidak baik untuk kesehatan, termasuk penampilan dan kesehatan kulit.

Dokter kulit bersertifikat Gary Goldenberg mengatakan bahwa merokok adalah faktor terbesar yang menyebabkan kerusakan kolagen. “Merokok menurunkan jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan. Oleh karena itu, jaringan tidak dapat beregenerasi dan lebih cenderung rusak dan mati,” katanya.

Ditambah stres oksidatif bahan kimia dalam asap tembakau dapat menyebabkan keriput dini. Satu studi pada anak kembar bahkan menemukan bahwa mereka yang merokok memiliki lebih banyak kerutan, kaki gagak, dan garis wajah daripada rekan mereka yang tidak merokok.

2. Pola makan

Pola makan tertentu bisa memicu peradangan. Apa yang dimakan berdampak langsung pada penampilan kulit, terutama karena peradangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pola makan ini sering kali mencakup diet yang tinggi gula, karbohidrat sederhana, dan daging olahan, mengaktifkan sistem kekebalan dan meningkatkan peradangan di seluruh tubuh, kata dokter kulit bersertifikat Joshua Zeichner, yang dapat merusak produksi kolagen alami.

3. Stres

Faktor ini mungkin tidak terlalu mengejutkan, tetapi sering diabaikan. Stres dapat membuat kulit menua. Penelitian menunjukkan bahwa stres dapat memicu peradangan dan, sekali lagi, hal itu dapat menurunkan kemampuan untuk memproduksi kolagen secara alami.

Stres juga menyebabkan peningkatan hormon seperti kortisol, yang menurut penelitian dapat menurunkan produksi kolagen. Meredakan stres dalam hidup lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi cobalah mengambilnya selangkah demi selangkah dan gabungkan satu aktivitas penghilang stres dalam rutinitas harian. 

MIND BODY GREEN 

Pilihan Editor: Penyebab Kulit Keriput dan Kendur yang Berhubungan dengan Makanan dan Skincare

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apa Saja yang Dapat Meningkatkan Risiko Serangan Jantung?

6 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Apa Saja yang Dapat Meningkatkan Risiko Serangan Jantung?

Serangan jantung dapat berakibat fatal jika tidak segera diatasi.


Peneliti Sebut Cara Ini Bisa Turunkan Risiko Depresi

12 hari lalu

Ilustrasi wanita naik gunung. shutterstock.com
Peneliti Sebut Cara Ini Bisa Turunkan Risiko Depresi

Para peneliti dari Universitas Cambridge mengevaluasi sejumlah faktor risiko depresi. Apa saja yang termasuk dan saran mereka?


Cara Sederhana Tingkatkan Elastisitas Kulit

12 hari lalu

Ilustrasi lansia berkebun. shutterstock.com
Cara Sederhana Tingkatkan Elastisitas Kulit

Berikut lima tips sederhana yang dapat membantu wanita usia 60-an untuk meningkatkan elastisitas kulit agar terlihat lebih muda.


Pernapasan Terganggu Tersebab Menghirup Serat Asbes, Apa Itu Kondisi Asbestosis?

19 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Pernapasan Terganggu Tersebab Menghirup Serat Asbes, Apa Itu Kondisi Asbestosis?

Sering menghirup serat asbes bisa berakibat masalah pernapasan atau gangguan di paru-paru


5K Julukan Masalah Kulit yang Paling Umum Terjadi

23 hari lalu

Ilustrasi kulit kusam/lelah. Shutterstock.com
5K Julukan Masalah Kulit yang Paling Umum Terjadi

Dokter spesialis kulit dan kelamin, Stanley Setiawan mengatakan istilah masalah kulit yang kerap terjadi bagi masyarakat adalah 5K. Apa saja?


5 Cara Meningkatkan Kadar Kolesterol Baik dalam Tubuh

25 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
5 Cara Meningkatkan Kadar Kolesterol Baik dalam Tubuh

Kolesterol baik membantu menghilangkan bentuk kolesterol lain dari aliran darah Anda. Berikut cara meningkatkannya.


Bekas Jerawat Susah Hilang? Begini Penjelasannya

25 hari lalu

Ilustrasi bekas jerawat. Pixabay.com
Bekas Jerawat Susah Hilang? Begini Penjelasannya

Bekas jerawat bagi sebagain orang mengganggu penampilan karena susah dihilangkan. Mengapa bekas jerawat susah dihilangkan?


Dokter Paru Imbau Jangan Tambah Polusi Udara dengan Asap Rokok

28 hari lalu

Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)
Dokter Paru Imbau Jangan Tambah Polusi Udara dengan Asap Rokok

Polusi udara masih buruk. Selain memakai masker, warga juga dianjurkan tak memperburuk kualitas udara dengan merokok dan membakar sampah.


Manfaat Berhenti Merokok Bagi Penderita Diabetes

38 hari lalu

Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten/Getty Images
Manfaat Berhenti Merokok Bagi Penderita Diabetes

Berhenti merokok bagi para penderita diabetes kurangi risiko penyakit jantung. Begini penjelasannya.


Pria Indonesia Urutan Pertama Perokok Aktif di Dunia, WHO: Tembakau Bunuh 8 Juta Orang Setiap Tahun

38 hari lalu

Ilustrasi larangan merokok. NIGEL TREBLIN/AFP/Getty Images
Pria Indonesia Urutan Pertama Perokok Aktif di Dunia, WHO: Tembakau Bunuh 8 Juta Orang Setiap Tahun

Pria Indonesia perokok aktif menurut World Statistics dengan persentase 70,5 persen. WHO sebut tembakau bunuh lebih dari 8 juta orang tiap tahun.