TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat bisa dialami oleh siapa pun, apa pun jenis kelaminnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan masalah ini, seperti genetika, lingkungan, produk kulit, obat-obatan, dan kondisi kesehatan tertentu.
Tapi, seperti kebanyakan hal lainnya, tidak ada satu obat yang cocok untuk semua orang, perawatan terbaik untuk jerawat berbeda tergantung pada kondisi individu.
Ketika mencari pengobatan yang pas untuk jerawat, banyak yang akhirnya terjebak pada mitos. Gurveen Waraich Garekar, seorang dokter kulit di India, dan Mandeep Singh, ahli bedah plastik, membongkar 5 mitos jerawat yang palinh sering dia temukan.
1. Kulit kering tidak akan berjerawat
Jerawat lebih sering dikaitkan dengan kulit berminyak, tetapi bahkan kulit kering pun bisa terkena jerawat, terutama jerawat hormonal yang timbul pada orang dewasa karena penyumbatan folikel rambut dengan sebum.
Baca juga:
Singh mengatakan bahwa kulit kering dapat menyebabkan penumpukan sel kulit mati di permukaan, yang dapat menyumbat pori-pori dan berkontribusi pada perkembangan jerawat. “Selain itu, beberapa produk perawatan kulit yang dirancang untuk kulit kering mungkin mengandung bahan yang dapat menyumbat pori-pori atau mengiritasi kulit sehingga menimbulkan jerawat,” kata dia.
2. Minum banyak air cegah jerawat
Hidrasi yang memadai sangat penting untuk kulit yang sehat, tetapi jerawat adalah kondisi yang terlalu rumit untuk diobati hanya dengan air.
Singh mengatakan bahwa hidrasi yang cukup membantu menjaga keseimbangan kelembapan kulit, mendukung fungsi alaminya, dan membantu menghilangkan racun. “Hidrasi yang tepat dapat membuat kulit lebih sehat dan berpotensi mengurangi kekeringan atau pengelupasan, tetapi tidak secara khusus menargetkan jerawat,” kata dia.
3. Makeup penyebab jerawat
Makeup benar-benar tidak menyebabkan jerawat kecuali jika tidak dibersihkan dengan benar atau memakai alas bedak dengan cakupan tinggi setiap hari.
Singh berkata, tidak semua produk makeup akan menyebabkan jerawat pada semua orang. "Banyak merek kosmetik sekarang menawarkan opsi nonkomedogenik atau bebas minyak yang cenderung menyumbat pori-pori dan memicu munculnya jerawat," sia menjelaskan.
4. Menjauhi junkfood berarti bebas jerawat
Tidak ada penelitian medis yang solid yang menetapkan korelasi antara jerawat dan makanan tertentu. Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa gula dan produk susu memperburuk jerawat, tetapi itu tidak berlaku untuk semua orang.
Namun, Singh mengatakan bahwa hubungan antara diet dan jerawat adalah topik penelitian yang sedang berlangsung, dan meskipun belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa makanan tertentu dapat memengaruhi perkembangan atau tingkat keparahan jerawat pada beberapa individu. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa dampak pola makan terhadap jerawat dapat bervariasi dari orang ke orang.
5. Rajin cuci muka maka tidak akan ada jerawat
Cuci muka sampai 5 kali sehari tidak perlu karena lebih banuak ruginya.
“Meskipun penting untuk menjaga kebersihan wajah, mencuci wajah secara berlebihan dapat menghilangkan minyak alami, mengganggu keseimbangan pH kulit, dan menyebabkan kekeringan, iritasi, dan pembengkakan. Faktor-faktor ini berpotensi memperburuk jerawat atau memicu masalah kulit lainnya,” kata Singh.
HINDUSTAN TIMES
Pilihan Editor: Manfaat Minyak Jojoba untuk Mengatasi Jerawat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.