TEMPO.CO, Jakarta - Kehamilan menimbulkan rasa bahagia, tetapi muncul banyak pertanyaan terkait dengan kebiasaan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Salah satu pertanyaan yang paling sering dilontarkan adalah tentag suntik Botox saat hamil.
Tia Jackson-Bey, ahli endokrinologi reproduksi bersertifikat, spesialis infertilitas, dan ob-gyn di New York, mengatakan Botox, bersama dengan pewarnaan rambut dan penghilangan bulu dengan laser, adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pasiennya.
Dokter kulit bersertifikat Kavita Mariwalla mengatakan bahwa sementara beberapa perawatan boleh dilanjutkan, dia merekomendasikan calon orang tua untuk berfokus pada menjadi sesehat mungkin untuk mendukung perkembangan janin. "Masalah kosmetik apa pun dapat diatasi seletah bayi lahir," kaat dia.
Dokter kulit bersertifikat Kim Nichols mengatakan bahwa menurut FDA, Botox adalah obat kategori C selama kehamilan. Ini berarti studi yang ada tidak mencukupi untuk menunjukkan keamanannya selama kehamilan. "Meskipun tidak ada cukup bukti yang membuktikan bahwa Botox berbahaya bagi janin, tidak ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa Botox aman digunakan selama kehamilan," kata Jackson-Bey.
Dia juga menyarankan untuk menunggu sampai selesai menyusui, mengingat Botox bekerja dengan sejumlah kecil neurotoxin.
Selain Botox, mewarnai rambut juga sering ditanyakan oleh wanita hamil. Aleha Aziz, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Universitas Columbia, sebelumnya mengatakan kepada Allure bahwa bahan kimia dalam pewarna rambut umumnya tidak dianggap berbahaya dan bukti menunjukkan bahwa penyerapan produk rambut secara sistemik minimal. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa tidak mungkin sejumlah besar bahan kimia akan mencapai plasenta dan menyebabkan kerusakan pada janin.
Tapi jika ingin ekstra hati-hati, penata rambut Devin Toth di New York menyarankan untuk menyiapkan kulit kepala menggunakan produk oklusif seperti Vaseline atau perawatan rambut kolesterol seperti Hollywood Beauty Olive Cholesterol. "Ini akan melapisi kulit kepala dengan penghalang yang akan membantu mencegah kulit menyerap bahan kimia apa pun yang dioleskan ke rambut Anda selama perawatan."
Sementara itu, perawatan keratin tidak disarankan selama hamil karena produk ini melepaskan formaldehida. Jadi, Jackson-Bey mengatakan sebaiknya menunggu sampai melahirkan dan selesai menyusui untuk melakukannya.
ALLURE
Pilihan Editor: Bolehkah Mewarnai Rambut setelah Perawatan Keratin?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.