TEMPO.CO, Jakarta - Seperti yang dikatakan oleh dokter kulit mana pun, pelembap harus menjadi langkah penting dalam rutinitas perawatan kulit setiap orang, apa pun jenis kulit atau musimnya. Formula ini sangat penting untuk menyegel kelembapan agar kulit tetap kuat, terhidrasi, dan sehat.
Seringkali, lotion atau krim standar Anda sudah cukup untuk menyelesaikan pekerjaan. Tetapi ketika keadaan menjadi ekstrim, Anda mungkin membutuhkan sesuatu yang lebih kuat, yaitu recovery cream atau krim pemulihan. Menurut ahli kecantikan, Kenya Wilson, krim pemulihan biasanya diformulasikan dengan bahan pelembap intensif yang membantu meningkatkan penghalang kelembapan kulit secara keseluruhan, sedangkan pelembab diformulasikan dengan bahan untuk melembabkan dan menyeimbangkan kulit.
“Krim pemulihan akan memberi Anda lebih banyak manfaat daripada pelembap karena diformulasikan dengan bahan-bahan yang menghidrasi, menyembuhkan, dan menyejukkan untuk memulihkan kulit daripada hanya melembabkan," jelas Kenya. Perbedaan utama antara pelembap dan krim pemulihan adalah tingkat hidrasi yang diberikannya. Pelembap dirancang untuk memberikan hidrasi dasar pada kulit, sementara krim pemulihan membawa semuanya ke tingkat berikutnya dengan lebih banyak kelembapan.
Selama bulan terdingin dan terkering dalam setahun, hidrasi dasar mungkin tidak cukup untuk memuaskan kulit Anda. Tapi untuk mengetahui tanda saatnya Anda mengganti pelembap dengan krim pemulihan, Kenya dan dokter kulit Sandy Skotnicki membagikan beberapa cirinya.
1. Kulit kering yang berlebihan
Tanda yang paling jelas bahwa pelembap Anda tidak berfungsi adalah kulit Anda masih terasa kering setelah Anda mengaplikasikannya, jelas Wilson. Ini seharusnya memberi tahu Anda fakta bahwa kulit Anda membutuhkan lebih dari "tiga besar" bahan pelembap (humektan, yang menarik air ke dalam kulit; oklusif, yang menyegel kelembapan; dan emolien, yang melembutkan dan memperbaiki kulit), yang Anda akan temukan dalam formula yang berfokus pada pemulihan.
2. Berminyak atau berjerawat
Baca juga:
Di ujung spektrum yang berlawanan (dan memang mengejutkan), Wilson mencatat bahwa sifat berminyak yang berlebihan juga bisa menjadi tanda bahwa sudah waktunya untuk mengganti pelembap Anda. Ketika kulit Anda kekurangan kelembapan, ia mencoba mengimbanginya dengan memproduksi minyak alaminya sendiri secara berlebihan, membuat Anda memiliki kulit yang licin. Meskipun tampaknya berlawanan dengan intuisi, krim pemulihan (yang, seperti disebutkan, menawarkan lebih banyak kelembapan) dapat membantu menyeimbangkan semuanya.
3. Iritasi, terbakar, atau kesemutan
Ada sejumlah alasan mengapa kulit bisa teriritasi, faktor lingkungan, perubahan hormonal, penggunaan bahan aktif dan perawatan kulit secara berlebihan, dan lain-lain, tetapi semuanya memiliki satu kesamaan. Semuanya muncul sebagai akibat dari skin barrier yang terganggu. Sementara beberapa pelembab cukup kuat untuk membantu membangun kembali penghalang itu, krim pemulihan akan melakukannya dengan lebih baik dan membantu mempercepat proses penyembuhan.
“Krim pemulihan dapat digunakan pada kulit yang teriritasi secara umum, merah, terbakar, dan atau bersisik — yang kita sebut kulit sensitif,” kata Dr. Skotnicki. Pasien dengan kulit sensitif sering menderita kondisi seperti eksim dan rosacea dan krim pemulihan biasanya menenangkan dan mengandung bahan seperti ceramide dan humektan serta bahan untuk mengurangi iritasi. Selain itu, jika Anda menjalani perawatan pro-grade seperti microneedling, laser, atau pengelupasan kimiawi, krim pemulihan akan berperan penting dalam proses pemulihan (literal).
WELL+GOOD
Pilihan Editor: Bolehkah Body Lotion Digunakan sebagai Pelembap Wajah?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.