TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai orang tua Anda menyadari bahwa membicarakan seks tidak secara otomatis membuat seorang anak melakukan hubungan seks. Sebenarnya yang terjadi justru sebaliknya. Semakin sering kita mendiskusikan seks dengan anak-anak kita, semakin kecil kemungkinan mereka untuk bertingkah atau melakukan hubungan seks bebas.
Sebab itu, solusinya adalah sering membicarakan seks, tetapi dengan cara yang sesuai dengan usia. Ingatlah bahwa perkembangan seksual dimulai saat kita dilahirkan, dan dekati subjek seks dengan cara yang sama seperti Anda mengajari anak berjalan, makan, pergi ke sekolah, atau mandi untuk menghilangkan ketakutan dan ketidaknyamanan Anda.
Car menjawab pertanyaan seks dari anak
1. Jangan mempermalukan atau mencaci maki mereka
Jangan membentak anak Anda jika mereka bertanya dari mana bayi berasal. Sangat penting untuk bersiap menjawab dengan tenang dan jujur, bergantung pada usia, kedewasaan, dan persiapan anak ketika mereka mengajukan pertanyaan khusus ini. Bayi berasal dari perut ibu, atau bayi berasal dari rahim ibu, dalam istilah sesederhana mungkin untuk anak kecil atau anak yang lebih besar.
Baca juga:
Dengan tidak mempermalukan mereka untuk pertanyaan sulit, Anda menanamkan kepercayaan tubuh pada anak Anda di usia muda. Pertanyaan semacam ini lebih mudah dijawab saat anak-anak bertambah besar jika Anda mengajari anak perempuan atau laki-laki Anda tentang tubuhnya dan menggunakan terminologi yang sesuai saat membahas perubahan pada tubuh yang terjadi saat pubertas.
2. Hindari internet dan beri tahu mereka sendiri
Bicaralah dengan anak-anak Anda agar mereka tidak mencari tahu tentang seks di internet. Anda tahu ini bisa berubah menjadi sesuatu yang sangat mengganggu. Dalam hal seks dan keamanan, smartphone semakin menjadi topik pembicaraan. Disarankan untuk menunggu hingga anak berusia minimal 13 tahun atau telah mencapai tingkat kedewasaan yang diperlukan sebelum memberi mereka telepon dengan koneksi internet. Alih-alih, beri anak Anda informasi dan kepercayaan diri yang mereka butuhkan tentang seks. Menurut penelitian, ini akan memengaruhi pilihan mereka dan membentuk takdir seksual mereka. Biologi seks harus dijelaskan kepada kelompok usia ini; ya, Anda harus membahas vagina, penis, dan hubungan intim serta perubahan yang akan datang pada tubuh mereka terkait pubertas.
3. Sex positivity
Sederhanakan dan biarkan anak meminta lebih banyak informasi kepada Anda jika mereka menginginkannya daripada memberi tahu mereka semua yang Anda ketahui tentang subjek tersebut. Menjadi "terlalu terbuka" bisa menimbulkan masalah. Alih-alih menjadi orang tua yang tidak mau menanggapi pertanyaan sama sekali (atau dengan sangat detail). Beri tahu anak itu bahwa pertanyaan mereka diucapkan dengan baik dan tidak apa-apa untuk penasaran. Dengan begitu, Anda setidaknya bisa memperkenalkan sedikit sex positivity, sikap terbuka, toleran, atau progresif terhadap seks dan seksualitas.
4. Ajari mereka cara menjalin hubungan
Ini adalah topik yang menantang tetapi krusial. Tolong bicarakan dengan anak-anak Anda tentang dinamika hubungan, jenis kelamin, dan perkembangan seksual. Mereka memperhatikan. Sangat ideal bagi mereka untuk belajar sebanyak mungkin dari Anda. Sebagian besar korban kekerasan seksual berusia di bawah 18 tahun. Diskusikan keamanan, persetujuan, dan campur tangan ketika seorang teman bertindak tidak pantas terhadap seseorang. Sangat penting untuk melakukan percakapan ini dengan anak laki-laki. Bicara dan jelaskan tentang persetujuan.
5. Panduan untuk edukasi seks
Ada beberapa panduan untuk mengajari anak tentang seks:
- Ajari anak untuk bertanya sebelum menyentuh tubuh orang lain.
- Jangan pernah membuat anak mencium atau memeluk jika mereka tidak mau.
- Ajari anak-anak bahwa kata "tidak" dan "berhenti" sangat penting.
- Izinkan anak-anak untuk mendiskusikan tubuh mereka dalam percakapan
- Selama waktu mandi, dorong anak-anak untuk mencuci alat kelaminnya sendiri.
- Dorong anak untuk mendiskusikan apa yang dirasa memuaskan dan tidak menyenangkan (misalnya, "Saya tidak suka digelitik").
- Jangan mengolok-olok anak-anak karena persahabatan mereka, menyebut mereka naksir, atau melecehkan tindakan mereka secara seksual.
TIMES OF INDIA
Baca juga: 6 Penyebab Suami Enggan Bercinta dari Kondisi Medis hingga Stres
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.