TEMPO.CO, Jakarta - Musim liburan bisa jadi cukup menantang bagi sebagian orang, entah itu karena membawa beban mental liburan untuk seluruh keluarga atau kesulitan menetapkan batasan. Menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga selama musim ini juga dapat menimbulkan banyak hal, terutama jika Anda tidak tahu cara menghadapi orang tua yang defensif.
Psikoterapis Divya Robin menjelaskan bahwa orang tua atau pengasuh yang defensif menanggapi kebutuhan atau emosi anak dengan sikap defensif, baik anak yang bersangkutan masih muda atau sudah dewasa. "Densifensi ini seringkali merupakan respons terhadap perasaan terancam atau tidak nyaman dengan emosi yang muncul pada orang tua ketika anak mereka mengungkapkan bagaimana perilaku orang tua berdampak pada kesejahteraan anak itu," katanya.
Perilaku defensif ini, tambahnya, mengirimkan pesan implisit kepada anak, misalnya, bahwa tidak aman bagi mereka untuk memiliki kebutuhan fisik, emosional, atau mental atau bahwa mereka harus melakukan semuanya sendiri, yang dapat berdampak negatif pada mereka secara psikologis bahkan dalam masa dewasa. Berikut ini Robin membagikan lima tanda bahwa Anda dibesarkan dengan orang tua yang defensif dan tips tentang cara menghadapinya selama liburan.
5 tanda Anda tumbuh dengan orang tua yang defensif
1. Melimpahkan kesalahan kepada Anda
Robin mencatat bahwa orang tua yang defensif akan sering berperan sebagai korban setiap kali Anda mengungkit kenangan bersama mereka, terutama kenangan yang membuat Anda kesakitan. Atau, mereka mungkin menyangkal pengalaman itu sama sekali. Dia menambahkan bahwa perilaku ini mengirimkan pesan bahwa cinta itu bersyarat, artinya orang tua Anda akan mencintai dan mendukung Anda hanya jika Anda menghindari mengungkit hal negatif yang telah mereka lakukan terhadap Anda.
2. Membenarkan perilaku mereka
Jika mereka tidak menyalahkan Anda atau menyangkal pengalaman itu, Robin mengatakan orang tua yang defensif juga dapat "membenarkan" perilaku mereka dengan mengemukakan pengalaman masa lalu dan menjelaskan mengapa mereka memperlakukan Anda seperti itu daripada memvalidasi perasaan Anda. Misalnya, mereka mungkin mengatakan sesuatu seperti, "Ya, saya melakukan itu karena kamu adalah anak yang bermasalah."
3. Mengganggu Anda saat berbagi perasaan
Karena orang tua yang defensif merasa terancam atau tidak nyaman ketika anak mereka mengungkapkan emosinya, Robin mengatakan mereka dengan cepat menyela ketika Anak mengungkapkan perasaannya. Orang tua Anda mungkin juga menunjukkan distorsi kognitif seperti membuat asumsi yang menghancurkan tentang pengalaman emosional Anda. Misalnya, mereka mungkin berkata, "Oh, saya yakin Anda begitu sengsara tinggal di sini dan membenci saya, bukan?" Akibatnya, Anda secara tidak sadar mengetahui bahwa mengungkapkan perasaan Anda dalam hubungan tidak aman karena akan menimbulkan konflik, yang dapat memengaruhi cara Anda berkomunikasi dalam hubungan orang dewasa.
4. Merasa tahu yang terbaik untuk Anda
Selain menyela ketika Anda mengungkapkan perasaan Anda, Robin mengatakan bahwa orang tua yang defensif dapat berbicara atas nama Anda karena mereka mengaku "tahu yang terbaik". "Ini mungkin mekanisme pertahanan sadar atau tidak sadar untuk mengendalikan Anda agar tidak membentuk pendapat Anda sendiri karena itu mungkin pendapat yang tidak mereka sukai," katanya. Sekali lagi, ini mengajarkan Anda bahwa tidak ada ruang untuk suara Anda atau bahwa suara Anda tidak penting.
5. Anda selalu hati-hati di sekitar mereka
Perilaku defensif orang tua juga dapat membuat Anda merasa harus hati-hati di sekitar mereka, kata Robin, yang berarti Anda ekstra hati-hati tentang apa yang Anda katakan dan lakukan di sekitar mereka untuk mencegah mereka matah dan menjadi defensif terhadap Anda.
Cara menghadapi orang tua defensif selama musim liburan
Saat berhadapan dengan orang tua yang defensif, Robin sangat menekankan pentingnya pemahaman bahwa sikap defensif adalah perilaku, bukan sifat karakter yang melekat pada kepribadian mereka. Dan karena itu adalah perilaku, itu berarti seseorang dapat mengubahnya jika dia mau.
Renungkan seberapa besar keinginan orang tua defensif Anda untuk mengubah perilaku mereka. Beberapa mungkin terbuka untuk itu, tetapi yang lain mungkin tidak. "Ini bisa menjadi kesadaran yang sulit bagi banyak orang bahwa perilaku defensif pengasuh mereka sudah mengakar kuat, dan meskipun mungkin untuk berubah, mereka mungkin tidak mau," katanya. Dari sana, Anda dapat memilih apakah Anda ingin mengomunikasikan perasaan Anda tentang bagaimana perilaku defensif mereka memengaruhi Anda, mengetahui bahwa ada kemungkinan mereka merespons dengan cara defensif.
Apakah Anda menyuarakan perasaan itu atau tidak, kata Robin, kuncinya adalah menetapkan batasan dengan orang tua yang defensif. "Ini mungkin batasan tentang berapa banyak waktu yang Anda habiskan bersama mereka, percakapan yang Anda lakukan dengan mereka, dan seberapa terlibat Anda membiarkan mereka berada dalam hidup Anda." Merefleksikan bagaimana perilaku dan kecenderungan defensif mereka berdampak negatif pada kesehatan mental Anda dapat membantu memberikan motivasi dan keberanian untuk menetapkan batasan tersebut untuk melindungi diri Anda sendiri. Terakhir, Robin mendorong untuk mengelilingi diri Anda dengan orang-orang dalam hidup Anda yang memiliki hubungan yang mendukung dan memvalidasi dengan Anda, apakah itu hubungan romantis atau persahabatan, terutama selama liburan ketika Anda mungkin membutuhkan dukungan tambahan saat menavigasi pertemuan keluarga.
WELL+GOOD
Baca juga: Ucapan Orang Tua yang Bisa Merusak Mental Anak
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.