TEMPO.CO, Jakarta - Produk perawatan kulit berfungsi menyehatkan dan membuatnya tampak berchaya. Namun, banyak yang terjebak dengan menggunakan produk berlebihan karena ingin hasil yang terbaik, namun sebenarnya itu justru menyebabkan banyak masalah, mulai dari peradangan, jerawat, hingga kerusakan penghalang kulit atau skin barrier.
Skin barrier yang rusak akan menjadi masalah perawatan kulit yang banyak dibicarakan menjelang 2023. Menurut dokter spesialis kulit Hugh Lyford banyak pasien yang datang kepadanya karena skin barrier yang rusak akibat penggunaan produk yang tidak tepat. "Kita semua terus-menerus dibombardir dengan produk yang sedang tren dan semuanya terdengar bagus, tetapi pada kenyataannya, banyak produk yang dirancang untuk kulit dengan masalah khusus, dan ini pada akhirnya dapat lebih berbahaya. Kuncinya adalah menggunakan produk yang teruji secara dermatologis dan terbukti secara klinis untuk melindungi pelindung kulit," kata dia, dikutip dari Glamour, Rabu, 21 Desember 2022.
Menurut ahli dermatologi, kunci untuk menjaga kesehatan kulit adalah dengan melindungi skin barrier, bukan merusaknya dengan produk yang salah. “Penghalang kulit (atau penghalang kelembapan) adalah lapisan pelindung terluar dari kulit yang berisi protein, ceramide, asam lemak, dan lipid,” kata dermatolog Emma Amoafo-Mensah.
Skin barrier menyerap dan menjaga kelembapan dengan mencegah kehilangan air trans-epidermal, yaitu kulit dehidrasi. Penting agar penghalang kulit tidak kehilangan kelembapan esensialnya karena hal ini dapat menyebabkan kulit kering, dehidrasi, dan berjerawat.
Kunci untuk menjaga kesehatan kulit adalah dengan menggunakan rutinitas perawatan kulit sederhana yang dapat dilakukan dengan mudah sesuai dengan kebutuhan kulit. Ini berarti membersihkan, mengencangkan, dan melembapkan. Jika perlu, lengkapi dengan bahan pelengkap seperti ceramide, niacinamide, gliserin, vitamin, dan squalane.
Baca juga: Tips Merawat Kulit Wajah, Pastikan Kondisi Skin Barrier Tetap Sehat
Jika skin barrier rusak, inilah tanda-tandanya.
1. Kulit kering, dehidrasi, dan kusam
Ini adalah salah satu tanda paling umum dari penghalang kulit yang rusak. Kulit menyerap dan mempertahankan kelembapan dengan mencegah kehilangan air trans-epidermal, yaitu dehidrasi pada kulit. Cobalah untuk menghindari fluktuasi kelembapan dengan melindungi kulit menggunakan perawatan kulit yang mengandung humektan, emolien, dan pelembap seperti gliserin, ceramide, dan squalane.
2. Kulit terasa perih
Jika kulit terasa perih saat mengoleskan produk yang lembut atau bahkan air ke kulit, kemungkinan telah mengelupas kulit secara berlebihan, terlalu banyak pengelupasan mekanis atau kimiawi, dan air yang terlalu panas dapat membuat lapisan kulit baru terbuka dan terasa sensitif. Hentikan pengelupasan kulit dan berikan waktu pada kulit untuk pulih, pengelupasan seminggu sekali dengan pengelupas yang lebih lembut seperti asam mandelic sudah cukup untuk membuat kulit bersinar tanpa kerusakan.
3. Jerawat dan kemerahan
Ini adalah tanda pelindung telah terganggu, mungkin karena menggunakan produk yang terlalu asam atau terlalu basa. Memilih produk yang memiliki pH seimbang untuk kulit akan membantu mencegah timbulnya jerawat dan peradangan.
4. Sensitif
Sensitivitas dan gatal-gatal dapat terjadi jika mikrobioma kulit menjadi tidak seimbang sehingga iritasi seperti polusi atau rokok dapat lebih mudah masuk ke dalam kulit. Lindungi kulit dengan antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E dalam perawatan kulit.
5. Garis-garis halus
Garis-garis halus menjadi lebih terlihat dan hiperpigmentasi juga merupakan tanda khas dari skin barrier yang rusak. Ini mungkin disebabkan oleh paparan sinar UV, jadi penting untuk memakai tabir surya setiap hari, bahkan di musim dingin.
GLAMOUR
Baca juga: 7 Manfaat Niacinamide untuk Kulit yang Tak Sekedar Hidrasi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.