TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Jennifer Lawrence mendapatkan peran Katniss Everdeen, dia tahu itu adalah tanggung jawab yang luar biasa. Saat itu tahun 2012, dan buku-buku The Hunger Games sangat populer di kalangan anak-anak, terutama gadis-gadis muda. Itu adalah kesempatan untuk menjadi pemeran utama wanita dari sebuah film aksi.
Tapi bukan itu yang menjadi fokus saat casting-nya diumumkan. "Saya ingat percakapan terbesar adalah 'Berapa berat badan yang akan Anda turunkan?'" kata Lawrence dalam obrolannya dengan Viola Davis untuk "Actors on Actors" dari Variety. Selain dia masih muda, dan karena itu masih tumbuh, membuatnya keliru untuk diet, Jennifer tidak ingin semua gadis yang akan berpakaian seperti Katniss merasa tidak bisa karena berat badan mereka. Dia juga tidak ingin membiarkan [perasaan] itu meresap ke dalam otaknya.
Sementara Viola Davis terbiasa mengubah tubuhnya untuk sebuah peran, misalnya dia ingin mendapatkan kekuatan daripada menurunkan berat badan. Untuk mempersiapkan "The Woman King", dia melakukan latihan beban selama lima jam sehari selama enam hari seminggu selama tiga bulan untuk berubah menjadi pemimpin prajurit.
Untuk kedua perintis, peran tersebut membawa representasi baru ke Hollywood. "Saya ingat ketika saya melakukan 'Hunger Games,' tidak ada yang pernah menempatkan wanita sebagai pemeran utama film aksi karena itu tidak akan berhasil - karena kami diberitahu bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama dapat mengidentifikasi dengan pemeran utama laki-laki, tetapi laki-laki tidak bisa. mengidentifikasi dengan pemeran utama wanita," kata Jennifer Lawrence. "Dan itu membuat saya sangat bahagia setiap kali saya melihat sebuah film keluar yang mendobrak semua kepercayaan itu, dan membuktikan bahwa adalah kebohongan untuk menjauhkan orang-orang tertentu dari film. Untuk menjaga orang-orang tertentu tetap di dalamnya posisi yang sama seperti yang selalu mereka lakukan."
Terlepas dari kekuatan yang dibawa kedua aktor ke proyek mereka, menjadi ibu membuka ketakutan baru bagi mereka. "Itu adalah hal yang paling menakutkan di seluruh dunia untuk memikirkan membuat sebuah keluarga. Bagaimana jika aku mengacau? Bagaimana jika aku tidak bisa melakukannya?" kata ibu satu anak itu. "Setiap hari menjadi seorang ibu, saya merasa tidak enak. Saya merasa bersalah. Saya bermain dengannya dan saya seperti, 'Apakah ini yang dia ingin lakukan? Haruskah kita berada di luar? Kita di luar. Bagaimana jika dia kedinginan? Bagaimana jika dia akan sakit? Haruskah kita berada di dalam? Apakah ini cukup? Apakah ini cukup untuk mengembangkan otakmu?'"
POPSUGAR
Baca juga: Cerita Jennifer Lawrence Hampir Batal Nikah Kini Bahagia Punya Keluarga Kecil
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.