Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Tanda Seseorang Mengalami Krisis Identitas

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Wayhomestudio
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Wayhomestudio
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat masih di bangku sekolah mungkin Anda termasuk anak terpintar di kelas, sering mendapat pujian, nilai yang bagus, atau bahkan dianggap berpotensi memiliki masa depan yang cerah. Tapi kemudian perpisahan, perpindahan atau putus sekolah mengubah jalan hidup Anda. Dan setelah beberapa tahun, Anda tidak merasakan kesuksesan seperti yang guru, keluarga, atau teman Anda katakan. Dan anda mulai mempertanyakan tentang “siapa?” diri Anda sebenarnya. Meskipun spesifiknya mungkin berbeda untuk orang yang berbeda, namun pasang surut seperti ini sangat umum terjadi. Bergantung pada intensitas perubahan hidup ini, hal itu dapat membuat beberapa orang mengalami krisis identitas.

Krisis identitas dapat dipahami sebagai transisi dari dari satu perasaan diri ke perasaan diri yang lain. Psikolog perkembangan Erik Erikson memperkenalkan konsep krisis identitas pada 1950-an. Studinya tentang identitas diri mengarah pada teori bahwa kita semua melalui tahap pertumbuhan tertentu menuju perkembangan kepribadian yang sehat sepanjang hidup kita. Beberapa dari kita mengalami perubahan hidup ini dengan sangat tiba-tiba, yang bisa terasa seperti krisis. Pembicaraan tentang transisi ini terkait dengan tahap kehidupan tertentu biasanya disebut, seperti mid-life atau quarter-life crisis. Krisis identitas dapat terjadi kapan saja selama konflik ketika cara kita memandang diri sendiri berbeda atau salah.

Penyebab krisis identitas

Krisis identitas bukanlah diagnosis mental atau penyakit. Sebaliknya, ini adalah "tahap perkembangan normal", menurut terapis berlisensi  Aki Rosenberg. "Hanya kelompok usia 12 hingga 26 tahun yang dapat mengarah pada eksplorasi jati diri," jelasnya. Namun, ada banyak isu terkait lingkungan dan pengalaman hidup yang menimbulkan pertanyaan dan mungkin menimbulkan pertanyaan tentang identitas.

Menurut Rosenberg, beberapa situasi yang dapat memicu pertanyaan tersebut antara lain, pindah dari rumah, adanya perubahan pekerjaan, memasuki atau meninggalkan hubungan yang signifikan, kehilangan orang yang dicintai dan menjadi orang tua.

Ia juga menambahkan bahwa peristiwa-peristiwa tersebut juga dapat menimbulkan perasaan krisis identitas ketika dikaitkan dengan pengalaman internal, seperti perasaan stagnasi, adanya kekhawatiran, mengalami sindrom imposter, serta depresi. Menggabungkan tantangan hidup baru dengan pengalaman emosional batin yang negatif dapat mengirim seseorang ke dalam apa yang disebut sebagai krisis identitas.

Terkadang kesadaran akan identitas seperti jenis kelamin, orientasi seksual, atau etnis juga dikaitkan dengan "krisis identitas". Misalnya, jika Anda dibesarkan oleh orang tua konservatif dalam peran gender tradisional dan menyadari bahwa Anda memang trans, dunia batin Anda mungkin merasakan keinginan kuat untuk mengubah dunia luar Anda sesuai dengan itu. Namun, karena banyaknya konsekuensi yang terwujud dalam hidup, Anda mungkin akan ragu, dan mungkin Anda masih merasa tidak percaya diri untuk mengekspresikan diri Anda sehingga menimbulkan perasaan bingung atau krisis batin.

"Bagi banyak dari kita yang memiliki banyak identitas, atau orang-orang yang terpinggirkan secara sistematis, ini sebenarnya dapat terjadi cukup sering karena kita menavigasi sistem yang tidak dibuat untuk kita," kata terapis Steph Tuazon.

Tanda krisis identitas

1. Terus bertanya tentang pertanyaan identitas yang sama

Momen introspeksi berguna untuk pengembangan diri. Namun, terkadang kita bisa terjebak dalam siklus tak berujung yang menanyakan pertanyaan yang sama. Mereka yang mengalami krisis identitas mungkin belum memiliki jawaban untuk memutus lingkaran pertanyaannya. Tuazon menambahkan beberapa pertanyaan umum ini yang mungkin sering dipertanyakan: siapa saya? Apakah penting semua yang saya lakukan? Apakah nilai-nilai saya cocok dengan itu (hubungan, aktivitas, pekerjaan)? Di mana saya terlibat? Apa tujuan hidup dan passion saya?

2. Tubuh terasa sakit

Terkadang tubuh dapat  memberi tahu bahwa ada sesuatu yang salah tentang lingkungan sekitar. "Ketidakamanan tentang tubuh kita dapat membantu kita memahami apakah kita mengalami krisis identitas atau tidak - kita bisa merasa lelah, kurang termotivasi dan mudah tersinggung di tempat-tempat di mana kita biasanya merasa divalidasi," jelas Tuazon. Sinyal fisik dari tubuh kita ini berguna, dan karena itu bagian dari tugas kita adalah untuk menjaganya. Belajar merasakan kebijaksanaan batin dari apa yang ditawarkan tubuh Anda.

3. Menjalani sesuatu tidak sesuai dengan pikiran

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cara yang sangat umum bagi orang-orang untuk merasakan awal dari krisis identitas adalah bahwa mereka "melakukannya secara asal-asalan". Rosenberg mengatakan kliennya sering datang ke terapi mengatakan bahwa "hidup saya terlihat bagus di atas kertas" dan "tidak ada yang salah," tetapi mereka juga merasa sangat tidak puas atau tidak bahagia. Seringkali ada lapisan evaluasi tambahan yang menyertai, misalnya, "Apa yang salah dengan saya?" atau "Saya harus berhenti mengeluh." Pernyataan beserta penilaian bisa menjadi indikasi bahwa Anda sedang mengalami krisis identitas.

4. Hubungan di sekitar terasa berbeda

Mungkin Anda merasa sedikit putus asa karena lingkaran sosial Anda berubah. Banyak penelitian psikologis menunjukkan bahwa hubungan kita dengan orang lain memengaruhi cara kita memandang diri sendiri. Misalnya, sepertinya semua teman Anda telah menjadi ibu dan Anda adalah satu-satunya orang yang masih single di grup teman Anda. Hubungan Anda dengan teman-teman Anda sebagai ibu baru bisa membuat Anda mempertanyakan identitas diri Anda sendiri.

5. Panggilan suara hati

Suara batin Anda, pengetahuan batin, atau apa pun batin yang paling beresonansi dengan Anda mulai menjadi lebih keras. Seringkali suara hati Anda dimulai sebagai bisikan dan tumbuh sampai Anda mulai mendengarkannya. Suara batin Anda semakin keras karena ingin Anda memperhatikan sesuatu dalam hidup Anda.

6. Jika berusia di bawah 25 tahun

    Anda tidak hanya menjadi lebih pintar seiring bertambahnya usia, tetapi otak Anda benar-benar berubah. "Otak kita belum sepenuhnya berkembang hingga kita berusia sekitar 25 tahun, jadi tentu saja identitas kita masih berubah," jelas Rosenberg.

    Studi terbaru menunjukkan bahwa otak kita tidak sepenuhnya berkembang sampai usia 25 tahun. Yang terakhir berkembang adalah korteks frontal, yang berhubungan dengan kontrol perhatian dan impuls. Jadi pemikiran kita berubah secara neurobiologis di usia pertengahan 20-an.

    NADIA RAICHAN FITRIANUR | MINDBODYGREEN

    Baca juga: Miley Cyrus Mengalami Krisis Identitas Usai Berperan Sebagai Hannah Montana

    Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

    Iklan



    Rekomendasi Artikel

    Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

     

    Video Pilihan


    5 Olahraga yang Dapat Meningkatkan Daya Ingat

    1 jam lalu

    Ilustrasi otak. medicalnews.com
    5 Olahraga yang Dapat Meningkatkan Daya Ingat

    Selain menjaga kekuatan fisik, olahraga juga dapat meningkatkan daya ingat.


    Penyebab Orang Marah pada Pasangan saat Lelah

    2 hari lalu

    Ilustrasi suami marah/pasangan bertengkar. Shutterstock
    Penyebab Orang Marah pada Pasangan saat Lelah

    Meski bukan perilaku yang baik, memarahi pasangan sebenarnya bagian dari respons manusia ketika sedang stres atau lelah.


    Hati-hati, Kedutan Ternyata Bisa Jadi Gejala Kanker dan Tumor Otak

    4 hari lalu

    Ilustrasi otak. medicalnews.com
    Hati-hati, Kedutan Ternyata Bisa Jadi Gejala Kanker dan Tumor Otak

    Meski tak secara langsung menjadi indikator kanker, kedutan bisa juga menjadi sinyal kanker otak, menurut Asosiasi Tumor Otak Amerika.


    Brain Museum di India, Pengunjung Bisa Melihat Macam-macam Otak Manusia

    4 hari lalu

    Ilustrasi otak. medicalnews.com
    Brain Museum di India, Pengunjung Bisa Melihat Macam-macam Otak Manusia

    Koleksi otak di museum dikumpulkan 35 tahun, menunjukkan berbagai penyakit, termasuk cedera kepala, serebrovaskular, infeksi otak, sampai tumor.


    4 Sinyal Anda Susah Keluar dari Kesedihan

    11 hari lalu

    Ilustrasi perempuan sedih
    4 Sinyal Anda Susah Keluar dari Kesedihan

    Anda mungkin terjebak dalam kesedihan dan merasa tak bisa melanjutkan hidup, yang disebut juga kesedihan tak terujung. Terapis menyebut macamnya.


    Operasi Tumor di Kepala dengan Metode Endoskopi Invasif Minim Risiko

    11 hari lalu

    Ilustrasi otak. Pixabay
    Operasi Tumor di Kepala dengan Metode Endoskopi Invasif Minim Risiko

    Metode endoskopi minimal invasif adalah pembedahan yang dilakukan dengan sayatan kecil sehingga mengurangi risiko komplikasi pada operasi tumor.


    Dokter Jantung Sebut PFO sebagai Penyebab Stroke di Usia Muda, Apa Itu?

    13 hari lalu

    Ilustrasi stroke. mediaself
    Dokter Jantung Sebut PFO sebagai Penyebab Stroke di Usia Muda, Apa Itu?

    Salah satu penyebab stroke kriptogenik atau yang tidak diketahui penyebabnya pada anak muda adalah PFO. Berikut penjelasannya.


    Yang Perlu Dipahami soal Parkinson, Penyakit yang Diderita Mantan Bintang Sepakbola Amerika

    15 hari lalu

    Mantan pemain american football, Brett Favre. REUTERS
    Yang Perlu Dipahami soal Parkinson, Penyakit yang Diderita Mantan Bintang Sepakbola Amerika

    Brett Favre mengaku menderita Parkinson, penyakit degeneratif dan kondisi berkembang ketika bagian-bagian otak rusak dan mati.


    Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

    18 hari lalu

    Ilustrasi otak. Pixabay
    Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

    Olahraga fisik yang teratur sangat penting untuk kesehatan otak


    Bisa Menyerang Siapa Saja, Kenali Faktor Pemicu Terbanyak Demensia

    18 hari lalu

    Ilustrasi demensia. Shutterstock
    Bisa Menyerang Siapa Saja, Kenali Faktor Pemicu Terbanyak Demensia

    Ada beberapa faktor pemicu demensia, mulai dari kesibukan sampai gaya hidup tak sehat. Jenis apa yang paling banyak ditemukan?