Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi Baru Ungkap Efek Samping Intermittent Fasting, Terutama pada Remaja

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi diet intermitten fasting. Freepik.com/user14908974
Ilustrasi diet intermitten fasting. Freepik.com/user14908974
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Intermittent fasting (IF) atau puasa berselang sering jadi pilihan diet untuk orang yang ingin menurunkan berat badan. Diet ini dilakukan dengan hanya makan dalam jangka waktu terbatas, umumnya 8 jam, dan berpuasa selama beberapa jam yang tersisa dalam sehari. Namun, sebuah studi baru menemukan bahwa pola makan ini dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya.

Studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Eating Behaviors, menggunakan analisis data dari Canadian Study of Adolescent Health Behaviors. Data ini berisi informasi mengenai lebih dari 2.762 remaja dan dewasa muda yang menunjukkan bahwa selama satu tahun, 38,4 persen pria, 47,7 persen wanita, dan 52 persen transgender atau individu genderless telah melakukan puasa intermiten.

Gangguan makan remaja
Mereka yang berada di balik penelitian ini menemukan bahwa intermittent fasting terkait dengan perilaku makan yang tidak teratur. Untuk wanita, itu termasuk pesta makan dan muntah serta olahraga kompulsif, sementara pria cenderung melakukan yang terakhir.

"Mengingat temuan kami, masalahnya seberapa lazim puasa intermiten dalam sampel kami," kata penulis utama Kyle T. Ganson, asisten profesor di University of Toronto Factor-Inwentash Faculty of Social Work, menurut EurekAlert! yang dikutp Eatthis.com, Senin, 21 November 2022. 

Jason M. Nagata, rekan penulis studi dan asisten profesor di University of California, San Francisco, menambahkan, "Hubungan yang ditemukan antara puasa intermiten dan perilaku gangguan makan sangat menonjol, mengingat peningkatan yang signifikan dalam gangguan makan di kalangan remaja dan dewasa muda sejak awal pandemi COVID-19."

Ahli gizi Mary Curnutte mengatakan bahwa studi ini menunjukkan hubungan yang sudah terlihat dalam praktik sehari-hari. "Klien sering memulai praktik puasa intermiten untuk 'menjadi sehat' karena ini adalah sesuatu yang dipromosikan sebagai sehat. Namun, membatasi asupan dapat menyebabkan perilaku makan ekstrem lainnya. Mengabaikan rasa lapar dapat menyebabkan rasa lapar meningkat, mengakibatkan makan berlebihan. Perilaku ini juga dapat memicu perilaku kompensasi seperti olahraga berlebihan atau muntah."

Selain itu, Curnutte menambahkan, mereka yang rentan terhadap gangguan makan restriktif menemukan bahwa pembatasan makan dalam intermittent fasting kemudian memicu dorongan restriktif ini. "Saya senang melihat penelitian yang menggunakan kumpulan data besar untuk menunjukkan bahwa hubungan ini signifikan, sehingga kami dapat berkomunikasi dengan orang lain bahwa puasa intermiten adalah sesuatu yang harus diwaspadai."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Curnutte juga mencatat bahwa mereka yang memiliki riwayat gangguan makan tidak boleh melakukan diet ini dalam keadaan apa pun. "Mereka yang merasa memiliki hubungan yang rumit dengan makanan harus menghindari ini juga," kata dia. 

Bagi orang lain yang tertarik dengan puasa intermiten, Curnutte mengatakan tubuh secara alami berpuasa semalaman. "Jika memutuskan ingin melakukan intermittent fasting untuk waktu yang lebih lama daripada puasa semalaman ketika kita tidur, saya menyarankan mendiskusikannya dengan ahli diet untuk memastikan mereka tidak melewatkan hal penting yang dapat membahayakan tubuh mereka."

EATTHIS.COM

Baca juga: Kenali Tubuh Anda, Diet Intermittent Belum Tentu Cocok Untuk Semua Orang

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gedung Asrama di Kenya Kebakaran, 17 Remaja Tewas

3 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. Dok. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Gedung Asrama di Kenya Kebakaran, 17 Remaja Tewas

Citizen Televisi mewartakan api membakar sampai hangus para korban hingga sulit dikenali. Penyebab kebakaran masih diinvestigasi


Pentingnya Peran Keluarga untuk Cegah Pernikahan Dini

13 hari lalu

Ilustrasi pernikahan
Pentingnya Peran Keluarga untuk Cegah Pernikahan Dini

Banyak dampak buruk pernikahan dini sehingga perlu peran keluarga untuk mencegahnya. Berikut penjelasan psikolog.


Pahami 7 Kesalahan Intermittent Fasting agar Diet Tidak Gagal

14 hari lalu

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Pahami 7 Kesalahan Intermittent Fasting agar Diet Tidak Gagal

Jika Anda melakukan intermittent fasting, namun berat badan tidak kunjung turun, mungkin Anda melakukan kesalahan intermittent fasting berikut ini.


4 Tanda Tubuh Harus Diet, Salah Satunya Suasana Hati Mudah Terganggu

14 hari lalu

Tanda harus diet. Foto: Canva
4 Tanda Tubuh Harus Diet, Salah Satunya Suasana Hati Mudah Terganggu

Saat mengalami hal ini, menjadi tanda Anda harus diet. Sebaiknya jangan ditunda dan segera atur pola makan.


UNICEF Ajukan Anggaran Rp256 Miliar untuk Tangani Cacar Monyet Mpox di Afrika

17 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
UNICEF Ajukan Anggaran Rp256 Miliar untuk Tangani Cacar Monyet Mpox di Afrika

UNICEF mengajukan permohonan dana sebesar Rp256 miliar untuk meningkatkan penanganan terhadap penyakit cacar monyet atau mpox di Afrika


Raja Charles Kunjungi Para Penyintas Penikaman yang Picu Kerusuhan Inggris

19 hari lalu

Reaksi Raja Charles dari Inggris saat dia melihat penghormatan di luar Balai Kota Southport, selama kunjungannya untuk bertemu dengan anggota masyarakat setempat, menyusul serangan pada 29 Juli di pesta dansa anak-anak, di Southport, Inggris, pada 20 Agustus 2024. PAUL ELLIS/Pool Via Reuters
Raja Charles Kunjungi Para Penyintas Penikaman yang Picu Kerusuhan Inggris

Raja Charles III menyampaikan simpatinya ketika bertemu dengan korban selamat penikaman yang memicu kerusuhan anti-imigrasi secara nasional


Polisi Amankan 4 Remaja Diduga Tawuran yang Bawa 2 Celurit di Kedoya Selatan

21 hari lalu

Ilustrasi tawuran. Dok. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Polisi Amankan 4 Remaja Diduga Tawuran yang Bawa 2 Celurit di Kedoya Selatan

Polres Metro Jakarta Barat mengamankan empat remaja dan dua celurit di Kedoya Selatan. Mereka diduga akan melakukan tawuran.


Dokter Jantung Sebut Pentingnya Kampanye Antirokok untuk Kurangi Perokok Remaja

23 hari lalu

Ilustrasi berhenti merokok. Pexel/George Morina
Dokter Jantung Sebut Pentingnya Kampanye Antirokok untuk Kurangi Perokok Remaja

Dokter menjelaskan kampanye antirokok bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah bertambahnya perokok, khususnya di kalangan remaja.


Remaja Semakin Rentan Dikepung Iklan Rokok Varian Rasa

26 hari lalu

Ilustrasi berhenti merokok. Pexel/Erick McClean
Remaja Semakin Rentan Dikepung Iklan Rokok Varian Rasa

Penambahan varian rasa produk rokok memang menjadi salah satu strategi baru industri tembakau untuk menarik perhatian konsumen baru, khususnya remaja.


Sebab PP Kesehatan Berpeluang Kurangi Angka Perokok Remaja

29 hari lalu

Ilustrasi berhenti merokok. Freepix.com
Sebab PP Kesehatan Berpeluang Kurangi Angka Perokok Remaja

Mengingat kondisi psikologis remaja yang masih rentan maka pemerintah wajib melindungi dari target pemasaran industri rokok hingga tak jadi perokok.