TEMPO.CO, Jakarta - Bra berfungsi sebagai penopang payudara. Tapi banyak yang mengaitkan penggunaan bra dengan kesehatan payudara. Padahal, bra takkan memberikan masalah bila bahannya nyaman dan ukurannya sesuai.
Demikian diungkapkan dokter spesialis bedah onkologi dari Universitas Indonesia, Farida Briani Sobri. "Tidak masalah merek atau warna, tapi pilih yang nyaman, ukuran sesuai karena bra itu tujuannya menopang," kata Farida dilansir dari Antara, Kamis, 13 Oktober 2022.
Terkait Hari Tanpa Bra pada 13 Oktober yang berlangsung di tengah bulan kesadaran kanker payudara, dia mengatakan kebiasaan tidak memakai bra bisa saja dilakukan untuk pemilik payudara berukuran kecil.
Sebaliknya, perempuan yang memiliki payudara berukuran sangat besar akan merasa lebih nyaman saat memakai bra. Sebab, mereka bisa merasa nyeri bila buah dadanya tidak ditopang dengan bra.
"Karena akan membebani otot di belakang payudara, namanya otot pektoralis," katanya.
Dia meyakinkan pemakaian bra takkan mempengaruhi munculnya masalah kulit atau sirkulasi darah bila bahannya nyaman dan menyerap keringat serta ukuran sudah sesuai.
"Selama bra tidak terlalu ketat, sirkulasi takkan terganggu," katanya.
Penting juga untuk menjaga kebersihan dengan cara rajin mengganti bra agar tidak menimbulkan masalah di kulit.
Mengenai pemakaian bra saat tidur, Farida mengatakan boleh saja tidur tanpa bra bila hal itu dirasa lebih nyaman.
"BH itu kan menopang payudara saat aktivitas dan ada gravitasi agar bisa beraktivitas dengan nyaman," katanya.
Jadi, wajar bila ada perempuan yang memilih untuk tidur tanpa bra demi kenyamanan. Namun, semua kembali lagi kepada tiap individu. Ada juga perempuan yang punya buah dada berukuran besar dan merasa lebih nyaman menggunakan bra agar payudara tidak menggelambir saat berbaring.
"Jadi ada yang nyaman pakai bra saat tidur," katanya.
Payudara padat
Mengenai tampilan payudara, ada banyak faktor yang mempengaruhi bentuk payudara, salah satunya nutrisi. Gizi yang bagus mempengaruhi jaringan ikat, yang mempertahankan struktur anatomi payudara, agar lebih sehat.
"Ketika perempuan menua dan payudara sudah kendur, lebih ke jaringan ikat sudah berkurang," jelas dia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi nutrisi, genetik, penopang seperti bra, pola hidup sehat serta postur tubuh juga kesehatan seseorang. Ia menambahkan hamil dan melahirkan bukan faktor penentu yang menyebabkan payudara menjadi kendur.
"Ada banyak orang yang setelah melahirkan payudaranya juga tetap bagus," kata dia.
Di tengah maraknya makanan yang diklaim mengandung kolagen, dia mengatakan belum ada penelitian apakah asupan kolagen dari makanan akan menyokong kolagen di jaringan ikat payudara.
Ada penelitian yang menyatakan asupan oral kolagen dalam jangka pendek dan panjang mungkin mempengaruhi penyembuhan luka serta mengurangi kecepatan penuaan kulit. Suplemen oral kolagen juga disebut dapat menghidrasi kulit dan meningkatkan elastisitas.
Namun, belum ada penelitian yang mengaitkan asupan kolagen dan kepadatan payudara.
"Kalau mau ngomong payudara, jaringan yang bikin melorot dan tegak itu bukan semata kulit, tapi jaringan ikat yang ada di dalam kulit," kata Farida.
Hari Tanpa Bra, kata dia, dibuat untuk mendorong kesadaran terhadap kanker payudara. Para perempuan diajak untuk mengenali payudara mereka saat tanpa bra, memeriksa payudara sendiri untuk mendeteksi bila ada gejala-gejala yang patut diwaspadai seperti benjolan atau cairan abnormal dari puting.
ANTARA
Baca juga: 13 Oktober Hari Tanpa Bra Sedunia atau No Bra Day, Begini Awal Mulanya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.