Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Langkah Mudah Mengelola Stres : Atur Napas, Buat Jurnal, dan Tetap Positif

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stres telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kebanyakan orang. Banyak orang tidak menyadarinya dan menganggapnya hal normal. Namun, penting untuk dicatat bahwa stres dapat berdampak parah pada kesehatan mental dan fisik.

“Ketika tingkat stres selalu tinggi dalam waktu lama, itu dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental,” kata Ritika Aggarwal Mehta, konsultan psikolog, Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Jaslok kepada indianexpress.com.

Karena itu, setiap orang perlu mengelola stres dan kecemasan agar tetap terkendali. Pakar kesehatan pencernaan dan praktisi Ayurveda Dimple Jangda mengarakan, sesuatu hal sederhana yang bikin stres, seperti kemacetan dan deadline, dapat memicu saraf simpatik. "Mode pertarungan atau pelarian diaktifkan, sehingga memengaruhi pencernaan, tidur, dan metabolisme," tulis Dimple Jangda dalam unggahannya di Instagram. 

Untuk mengelola stres secara efektif dan menghindari pengaktifan sistem saraf simpatik, ia membagikan tiga aturan sederhana yang dapat ikuti setiap orang. 

1. Atur napas

Setiap kali merasa stres, Jangda menyarankan mengambil napas dalam sebanyak tujuh kali melalui hidung. "Rasakan sensasi udara yang masuk dan keluar dari saluran hidung. Alami sedalam yang Anda bisa," katanya.

Dia menambahkan bahwa metode ini memungkinkan tubuh memiliki waktu yang cukup untuk mengatur ulang sistem dan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang mendorong istirahat dan mencerna respons. Ini juga melemaskan neuron, dan tujuh napas itu menciptakan ruang meditasi kosong di pikiran yang mengarah pada kejernihan dan kedamaian.

2. Buat jurnal

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika seseorang memikirkan sesuatu berulang terus-menerus, hal itu tidak akan terpecahkan. Sebaliknya, itu memperburuk keadaan karena melemahkan koordinasi dan konsentrasi. “Sebaliknya, unduh semua pemikiran dalam sebuah buku, dengan sangat rinci. Ketika melakukan itu, server (otak) menghela nafas lega bahwa 'oh dia telah menuliskannya, sekarang saya tidak perlu khawatir untuk mengingatnya'. Setelah mengunduh, otak secara efisien beralih ke pemikiran berikutnya. Lanjutkan latihan ini sampai mencapai keadaan nol tanpa fluktuasi dalam pikiran Anda,” katanya, menyoroti pentingnya membuat jurnal.

3. Pikiran positif 

Penting untuk tidak membiarkan diri menyelesaikan pikiran negatif. “Sel-sel di tubuh dan alam semesta mendengarkan. Setiap kali memiliki pikiran negatif, ucapkan 'batalkan batalkan batalkan' tiga kali dengan keras dan buang pikiran itu. Juga, gantilah dengan kalimat konstruktif positif. Misalnya, alih-alih mengatakan 'Saya tidak ingin terlambat' yang bikin stres, katakan pada diri sendiri 'Saya harap bisa tepat waktu dengan nyaman'.”

INDIAN EXPRESS

Baca juga: Cara Menghilangkan Stres Akibat Cinta, Hindari Toxic Relationship

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perlunya Kesiapan Mental Orang Tua dalam Merawat Anak dengan Penyakit Kritis

1 hari lalu

Ilustrasi anak sakit. shutterstock.com
Perlunya Kesiapan Mental Orang Tua dalam Merawat Anak dengan Penyakit Kritis

Banyak orang tua yang kerap melupakan kondisi mental sendiri dan berlama-lama berada dalam fase penyangkalan setelah mengetahui anak sakit kritis.


Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

Pentingnya mengelola stres dengan mempelajari cara membangun hubungan lebih sehat di ruang digital menjadi solusi bijak bagi pengguna media sosial.


Fenomena Doom Spending, Psikolog: Belanja Impulsif karena Stres Akibat Beban Ekonomi

4 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Fenomena Doom Spending, Psikolog: Belanja Impulsif karena Stres Akibat Beban Ekonomi

Psikolog Samanta Elsener menjelaskan bahwa fenomena doom spending yang sedang jamak dibicarakan akhir-akhir ini merupakan bagian dari kebiasaan belanja impulsif atau impulsive buying.


Benarkah Stres Bisa Bikin Gemuk?

4 hari lalu

Ilustrasi perempuan makan Burger (junk food). TEMPO/Subekti
Benarkah Stres Bisa Bikin Gemuk?

Stres bisa menyebabkan berkurangnya oksidasi lemak, proses pembakaran lemak menjadi tenaga. Artinya, Anda tak usah makan banyak untuk menjadi gemuk.


Cara Mempertahankan Gula Darah Normal

5 hari lalu

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Cara Mempertahankan Gula Darah Normal

Gula darah yang normal bisa mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah pentingnya menjaga gula darah agar tetap dalam batas normal.


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

5 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.


Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

6 hari lalu

Ilustrasi wanita lesu. shutterstock.com
Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

Banyak hal yang bisa menguras energi meski seringnya kombinasi faktor tertentu yang membuat kita merasa lesu, termasuk stres dan kegemukan.


Kekhawatiran dan Kebiasaan yang Bikin Orang Sulit Tidur

9 hari lalu

Ilustrasi pria sulit tidur. shutterstock.com
Kekhawatiran dan Kebiasaan yang Bikin Orang Sulit Tidur

Survei menemukan ragam penyebab warga Amerika Serikat sulit tidur, termasuk kekhawatiran yang dirasakan dan kebiasaan pemicunya.


Kondisi Gugup dan Deretan Pemicunya

9 hari lalu

Ilustrasi gugup Freepik.com/Wayhomestudio
Kondisi Gugup dan Deretan Pemicunya

Kondisi gugup merujuk perasaan cemas atau tidak nyaman


Mengenali Perilaku Obsesi dan Risiko Buruknya

9 hari lalu

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/tirachardz
Mengenali Perilaku Obsesi dan Risiko Buruknya

Perilaku obsesi bisa membuat seseorang menjadi sangat cemas dan mengganggu kehidupan sehari-harinya