Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Tanda Strict Parents dan Ketahui Dampaknya bagi Perkembangan Anak

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi orang tua menasehati anak. howng.com
Ilustrasi orang tua menasehati anak. howng.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua selalu menginginkan yanng terbaik untuk anak-anaknya. Tapi untuk mencapai itu, orang tua sering kali bersikap terlalu keras mendisiplinkan anak atau sering disebut dengan strict parents

Dalam psikologi, strict parents artinya orang tua yang menempatkan standar dan tuntutan tinggi pada anak-anak mereka. Masalahnya, kadang-kadang orang tua menuntut banyak tetapi tidak memberikan dukungan yang hangat dan responsif kepada anak-anak mereka.

Elizabeth J. Short, direktur asosiasi Schubert Center di Case Western Reserve University, mengatakan, menjadi orang tua yang terlalu keras berisiko karena dapat merusak pembelajaran anak untuk melakukan hal yang benar. "Mereka sangat ingin menyenangkan dan khawatir tentang persetujuan orang tua sehingga mereka akan menjadi anak-anak yang cemas dan ragu-ragu. Atau kadang-kadang, mereka tahu tidak mungkin mereka dapat mencapai standar yang ditetapkan sehingga mereka tidak melakukannya, bahkan tidak mencoba," kata dia.

Berikut beberapa tanda strict parents yang perlu diketahui. 

1. Sering menerapkan aturan baru

Membuat aturan dan batasan dalam hubungan orangtua-anak sangat penting, tapi orang tua juga perlu tahu kapan harus berhenti. Mengomel, memperkenalkan aturan baru hanya untuk menyelesaikan sesuatu, tanpa berpikir dua kali, hanya akan membuat orang tua terlihat tegas. Meskipun anak Anda mungkin mendapat manfaat dari beberapa rutinitas, mereka harus memiliki kebebasan untuk membuat keputusan tertentu dalam hidup mereka.

2. Jarang meminta pendapat anak

Anak-anak mungkin tampak polos, tetapi terkadang mereka memiliki saran terbaik. Melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan menjadikan saran itu sebagai bagian dari pilihan akan membuat mereka merasa lebih diterima. Namun, jika tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk memeberikan pendapat dalam masalah mereka sendiri, mereka mungkin kurang percaya diri. Pengasuhan otoriter semacam itu dapat menciptakan konflik dalam hubungan dengan anak.

3. Fokus pada kesuksesan daripada usaha

Tidak apa-apa mengharapkan anak unggul dalam segala hal, penting juga untuk memuji mereka ketika mereka gagal. Orang tua sebaiknya menghargai mereka dan mengakui upaya mereka. 

4. Sering memergoki anak bohong

Orang tua yang tegas sering memergoki anaknya berbohong. Ini bukan berarti bahwa anak terlahir sebagai pembohong, melainkan mereka merasa lebih nyaman berbohong daripada mengatakan yang sebenarnya. Mungkin karena mereka takut atau mereka tidak siap mengambil risiko dihukum jika mengatakan yang sebenarnya.

5. Sering mengancam

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernahkah mencoba berkomunikasi dengan anak ketika mereka menunjukkan perilaku buruk? Strict parents cenderung menggunakan ancaman dan hukuman untuk menertibkan anak. Mereka akan menciptakan situasi di mana anak tidak punya pilihan selain mematuhi aturan. Meskipun hal ini dapat menyelesaikan masalah, itu berdampak dalam pada perkembangan mental anak. Karena itu, orang tua harus menciptakan percakapan yang sehat dan mencoba memahami sumber perilaku dan temperamen anak.

6. Mengabaikan emosi anak

Strict parents sering mengabaikan emosi anak. Anak-anak mengalami kesulitan mengungkapkan kekhawatiran mereka. Mereka memperlihatkan beberapa petunjuk tetapi tidak mengungkapkan kata-kata. Itulah sebabnya orang tua harus memahami anak, bahkan ketika mereka tidak mengucapkan apa pun. Jangan abaikan permintaan anak  dan jangan pernah berharap mereka bisa menanganinya sendiri. Bantu mereka berkomunikasi dengan lebih baik.

PARENTING FOR BRAIN | TIMES OF INDIA

Baca juga: 7 Strategi Pengasuhan yang Bisa Menjadi Toxic bagi Anak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengasuhan, Kunci Tangani Kekerasan dalam Keluarga

4 hari lalu

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Shutterstock
Pengasuhan, Kunci Tangani Kekerasan dalam Keluarga

Kemenko PMK menyebut pengasuhan adalah kunci untuk menangani kekerasan dalam keluarga dan perlunya kesiapan dalam membangun keluarga.


Dukung Orang Tua Membersamai Tumbuh Kembang Anak dengan Konsep Adventure Parenting

4 hari lalu

Salah satu kegiatan di program Taro Rangers Camp, 28-29 September 2024. Dok. Taro
Dukung Orang Tua Membersamai Tumbuh Kembang Anak dengan Konsep Adventure Parenting

Pendekatan adventure parenting bisa menjadi cara membantu orang tua membangun karakter dan budi pekerti anak. Berikut contohnya.


Mengenal Apa Itu Fatherless dan Dampaknya pada Anak

11 hari lalu

Ilustrasi fatherless. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Fatherless dan Dampaknya pada Anak

Apa itu fatherless? Istilah ini merujuk pada ketidakhadiran ayah dalam perkembangan anak. Berikut ini dampak buruknya.


Psikolog Bagi Tips agar Anak Tak Jadi Korban Perundungan

14 hari lalu

Ilustrasi perisakan/bullying atau penganiayaan. Shutterstock
Psikolog Bagi Tips agar Anak Tak Jadi Korban Perundungan

Psikolog memberi tips pengasuhan orang tua agar anak tidak menjadi target ataupun korban perundungan.


Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

20 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Teknologi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan anak.


8 Dampak Pola Asuh Strict Parents Pada Anak, Salah Satunya Risiko Depresi

45 hari lalu

Ilustrasi orang tua bertengkar di depan anak-anak. betterparenting.com
8 Dampak Pola Asuh Strict Parents Pada Anak, Salah Satunya Risiko Depresi

Berikut ini dampak strict parents pada perkembangan anak. Di antaranya bisa meningkatkan risiko depresi hingga tidak percaya diri.


10 Ciri-Ciri Orang Tua Strict Parents, Salah Satunya Banyak Menuntut

45 hari lalu

Ciri ciri strict parents. Foto: Canva
10 Ciri-Ciri Orang Tua Strict Parents, Salah Satunya Banyak Menuntut

Ketahui beberapa ciri-ciri strict parents. Di antaranya adalah memiliki banyak aturan hingga mengontrol penuh tindakan anak.


Psikolog: Orang Tua Harus Luangkan Waktu untuk Mengasuh Anak meski Bekerja

48 hari lalu

Ilustrasi ibu bekerja dan anak di rumah. Freepik.com
Psikolog: Orang Tua Harus Luangkan Waktu untuk Mengasuh Anak meski Bekerja

Menjaga keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan dan pekerjaan rumah, termasuk mengasuh anak, tidak mudah tapi perlu dilakukan.


5 Tips Memilih Daycare yang Baik untuk Anak

5 Agustus 2024

Orangtua perlu waspada ketika memilih daycare. Pastikan periksa lisensi dan akreditasinya sebelum memilih. Berikut ini beberapa tipsnya. Foto: Canva
5 Tips Memilih Daycare yang Baik untuk Anak

Dugaan penganiayaan anak terjadi di daycare atau tempat penitipan anak Wensen School di Cimanggis. Ini tips memilih day care agar anak aman.


7 Tips Mengasuh Anak Bagi Orang Tua yang Bekerja

5 Agustus 2024

Tips mengasuh anak. Foto: Canva
7 Tips Mengasuh Anak Bagi Orang Tua yang Bekerja

Berikut ini beberapa tips mengasuh anak untuk orangtua yang bekerja. Pastikan membuat jadwal teratur dan memiliki waktu berkualitas dengan anak.