TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat tidak hanya dialami remaja. Orang dewasa juga sering kali mengalaminya. Menurut ahli, penyebab utamanya adalah hormon yang mempengaruhi produksi minyak kulit.
Wanita cenderung lebih rentan terhadap jerawat dewasa karena tingkat hormon yang berfluktuasi, kata American Academy of Dermatology. Jerawat dewasa cenderung muncul sebagian besar di sepertiga bagian bawah wajah, termasuk garis rahang, dagu, dan bibir atas.
Meskipun jerawat ini bisa muncul terus-menerus, ada cara yang sudah terbukti untuk mengatasinya. Dokter kulit yang juga direktur medis dari Pusat Dermatologi dan Kosmetik Johns Hopkins, Mary Sheu, merekomendasikan empat hal.
Pertama, cuci muka dua kali sehari untuk menghilangkan minyak dan riasan. Kedua, gunakan krim retinoid topikal untuk membuka pori-pori dan mengelupas kulit. "Retinoid juga memiliki beberapa efek anti-inflamasi, dan meningkatkan kecepatan pembelahan sel-sel kulit kita," kata Sheu. "Ini membantu menyembuhkan kulit lebih cepat."
Ketiga, mengoleskan antiinflamasi topikal (seperti gel dapson), atau obat resep oral spironolakton, yang dapat mengurangi efek hormon pria. Keempat, pengelupasan kimia dan terapi cahaya biru juga dapat membantu menghilangkan jerawat lebih cepat.
Selain itu, dokter juga menganjurkan diet rendah glikemik. American Academy of Dermatology mencatat bahwa beberapa penelitian membuktikan bahwa diet tinggi glikemik (yang mengandung banyak karbohidrat sederhana, seperti yang ada dalam biji-bijian olahan dan makanan olahan, dan gula) telah dikaitkan dengan peningkatan jerawat, dan diet rendah glisemik (yang menekankan karbohidrat kompleks dan makanan utuh seperti buah-buahan dan sayuran) dapat membantu mengatasinya.
Kurangi juga konsumsi susu sapi. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa mengonsumsi susu dapat memperburuk jerawat, kata AAD.
Orang yang mengalami jerawat dewasa juga perlu mengurangi stres. "Para peneliti telah menemukan hubungan antara stres dan munculnya jerawat," kata AAD. "Sebagai respons terhadap stres, tubuh memproduksi lebih banyak androgen (sejenis hormon). Hormon-hormon ini merangsang kelenjar minyak dan folikel rambut di kulit, yang dapat menyebabkan jerawat."
Sheu mengatakan bahwa jika jerawat bertahan selama lebih dari beberapa bulan, mungkin sudah waktunya untuk berkonsultasi dengan dokter.
EATTHIS.COM
Baca juga: Tak Tahan Ingin Memencet Jerawat, Ikuti 4 Langkah dari Ahli Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.