TEMPO.CO, Jakarta - Gorengan dan kolak menjadi menu andalan buka puasa sebagian besar masyarakat Indonesia. Tapi, kedua makanan tersebut ternyata bukan pilihan yang paling baik untuk berbuka puasa setelah 12-14 jam todak makan dan minum.
Ahli gizi dari Universitas Indonesia (UI) Rina Agustina mengatakan, selama 14 jam puasa, tubuh mengalami kekurangan cairan dan kemungkinan hipoglikemi atau turunnya kadar gula darah. Jadi, dia menganjurkan hal pertama yang dilakukan saat berbuka adalah minum.
“Sesegera mungkin minum untuk mengembalikan cairan tubuh saat berbuka. Kedua, untuk mengembalikan kondisi gula darah kita sehingga kita tidak mengalami hipoglikemi maka dianjurkan untuk makan makanan yang manis,” kata dia dalam Instagram Live Cerita Cantika “Menu Sehat Puasa” bersama Cantika.com, Jumat, 1 April 2022.
Namun, makanan manis yang dimaksud Rina bukan kolak dalam jumlah banyak. Menurut dia, lebih bagus memilih buah-buahan atau kurma. Keduanya mengandung zat-zat baik untuk mengembalikan gula darah dalam tubuh.
“Pertama kita kehilangan banyak cairan, sehingga buah baik sekali, terutama semangka yang rasanya enak, segar, dan manis. Buah ini mengandung lebih dari 90 persen air,” kata Ketua Human Nutrition Research Center Fakultas Kedokteran UI itu.
Baca juga:
Pilihan buah lainnya adalah apel, papaya, pisang, blewah, timun suri, dan bayak lagi. “Pisang mengandung glikogen, kalium tinggi, dapat membantu mengembalikan energi sekaligus bisa membantu memberikan berbagai macam vitamin dan mineral,” katanya.
Adapun blewah yang biasanya musimnya bertepatan dengan Ramadan, mengandung kalium, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Selain mengandung gula, buah-buahan juga tinggi serat.
Kalau bosan dengan buah, makan sup juga bisa menjadi pilihan. Sup jagung asparagus, atau sayur bening mengandung air, garam, dan gula sekaligus. “Kalau bisa supnya kacang-kacangan,” dia menambahkan.
Adapun makanan yang perlu dihindari saat berbuka menurut Rina adalah gorengan. Boleh saja dimakan saat berbuka tapi hanya sebagai penggugah selera, bukan makanan utama.
Dia juga menganjurkan agar tidak langsung makan besar, apalagi jika makanannya mengandung karbohidrat sederhana. Usahakan jarak antara berbuka puasa dengan makan besar sekitar satu jam. Selain itu, sebaiknya tidak langsung minum minuman dingin atau makan makanan pedas. “Jangan makan tergesa-gesa juga, perlahan aja. Makan pelan-pelan akan menstimulasi tubuh kita untuk merasa kenyang lebih cepat,” kata dia.
Baca juga: Tips Mempersiapkan Menu Sahur dan Berbuka Puasa Ramadan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.