TEMPO.CO, Jakarta - Kanker ovarium mempengaruhi ovarium, yaitu organ reproduksi wanita yang terletak di kedua sisi rahim. Kanker ini mewakili tiga persen kasus kanker pada wanita. Sulit untuk mendeteksi kanker ovarium sejak dini. Gejalanya mungkin menyerupai kondisi lain bahkan ada kemungkinan tidak ada gejala sama sekali. "Tidak ada tes skrining yang dapat diandalkan untuk menemukan tanda-tanda awal penyakit ini,” kata Dhivya, dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Kauvery Hospitals Electronic City, Bengaluru, India, seperti dikutip Indian Express, Minggu, 27 Maret 2022.
Jika terdeteksi dini, kemungkinan tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 93 hingga 98 persen. Sekitar 1 dari 78 wanita akan didiagnosis menderita kanker ovarium dalam hidup mereka. Tapi empat dari lima tidak terdiagnosis pada tahap awal, kata Dhivya.
Bulan Kesadaran Kanker Ovarium yang diperingati setiap Maret jadi momen penting untuk mempelajari gejala mana yang harus diwaspadai.
Pada tahap awal, kanker ovarium mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda yang terlihat. Ada jenis gejala lain yang biasanya kaitkan dengan kondisi yang lebih umum seperti sindrom iritasi usus besar dan infeksi saluran kemih. Secara umum, wanita mulai mendapatkan gejala ketika kanker mulai menyebar, menyerang bagian tubuh lainnya.
Tanda-tanda awal kanker ovarium tumpang tindih dengan gejala kondisi umum lainnya. Sebagian besar waktu gejala ini disebabkan oleh sesuatu yang bukan kanker.
Menunggu, mengabaikan gejala, atau berharap gejalanya akan pergi bukanlah keputusan baik, kata ahli tersebut. “Kamu adalah ahli bagi tubuhmu, jadi percayalah pada intuisi jika ada sesuatu yang salah atau tidak normal, dan tindak lanjuti dengan dokter,” katanya.
Gejala yang sering terlewat antara lain kembung, kesulitan makan, sakit perut atau panggul, perut bengkak, perubahan kebiasaan buang air besar seperti sembelit atau diare, frekuensi dan urgensi berkemih, dan sakit punggung. Tanda lainnya adalah hilangnya nafsu makan karena selalu merasa kenyang setelah ngemil, perubahan menstruasi, keputihan yang tidak biasa, nyeri saat berhubungan seks, dan kelelahan kronis dan penurunan berat badan.
“Jika perawatan untuk salah satu dari kondisi ini sudah dilakukan dan gejala bertahan selama dua minggu atau lebih, tindak lanjuti dengan dokter kandungan,” katanya.
Tidak seperti jenis kanker lainnya, saat ini tidak ada tes skrining tunggal untuk mendeteksi kanker ovarium pada tahap awal. Sebagai gantinya, beberapa tes digunakan untuk mencari tumor di ovarium dan kemudian mengujinya untuk menentukan apakah tumor itu jinak atau ganas.
Baca juga: Pernah Idap Kanker Ovarium, Shahnaz Haque Ajak Perempuan Mengenal Gejala Awalnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.