Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benarkah Stres Sebabkan Kenaikan Berat Badan?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab meningkatnya berat badan tidak hanya berasal dari faktor makanan atau hormonal, tetapi juga faktor psikologis yang mendukung. Stres dan berat badan merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain.

Hal tersebut terjadi karena peran hormon kortisol yang berperan sangat signifikan dalam hubungan antara stres dan kenaikan berat badan. Lantas, bagaimana penjelasannya?

Dilansir dari Very Well Mind, peningkatan hormon stres kortisol dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hal ini karena setiap stres, kelenjar adrenal dalam tubuh melepaskan adrenalin dan kortisol. Otak merespons stres sebagai ancaman sehingga hormon kortisol bersama dengan adrenalin, yang terdiri atas efinefrin dan norepinefrin meresponnya, sebagai ‘lawan atau lari’.

Kondisi ini menstimulus glukosa (sumber energi utama tubuh) lepas menuju ke dalam aliran darah. Pelepasan glukosa ini merupakan respons tubuh guna memberikan energi kepada tubuh untuk menghadapi stres.

Setelah stres mereda, adrenalin akan habis dan lonjalan gula darah menurun. Namun, hal ini tidak berlaku bagi hormon kortisol. Kadar kortisol dalam tubuh tetap meningkat dalam waktu cukup lama. Hormon kortisol bekerja keras untuk mengisi energi tubuh yang hilang ini.

Melansir dari Medicine Net, kadar kortisol yang tinggi ini tetap meningkat secara terus-menerus di dalam tubuh, terlebih ketika seseorang mengalami stres kronis.

Hormon kortisol memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, salah satunya menyediakan energi bagi tubuh. Kortisol mampu merangsang metabolisme lemak dan karbohidrat secara cepat serta merangsang pelepasan insulin dan pemeliharaan kadar gula darah. Hal ini memicu peningkatan nafsu makan tubuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena itu, stres kronis atau stres yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol. Hal ini bisa merangsang nafsu makan sehingga terjadi penambahan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan yang tidak diinginkan.

Melansir dari WebMD, stres dan peningkatan kortisol juga bisa menyebabkan penumpukan lemak di daerah perut daripada di pinggul. Penumpukan lemak ini telah disebut sebagai "lemak beracun" karena penimbunan lemak perut sangat berkorelasi dengan perkembangan penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca juga: Delapan Kiat Mengelola Stres

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Redakan Kecemasan dan Stres di Masa Perimenopause

15 jam lalu

Ilustrasi wanita lansia. Pexels/Marcus Aurelius
Tips Redakan Kecemasan dan Stres di Masa Perimenopause

Berikut macam kebiasaan yang bisa membantu meredakan kecemasan dan stres di masa perimenopause, tetap aktif sepanjang hari.


Kabar Gembira untuk Penyuka Kopi, 6 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan

1 hari lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Kabar Gembira untuk Penyuka Kopi, 6 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan

Berbagai penelitian sebut kopi punya banyak manfaat untuk kesehatan, mulai dari menjaga kesehatan kesehatan jantung hingga turunkan risiko diabetes.


Kaitan Stres Bisa Membuat Rambut Beruban

3 hari lalu

Ilustrasi rambut beruban. Shutterstock
Kaitan Stres Bisa Membuat Rambut Beruban

Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah mengurangi stres dapat memperlambat atau membalikkan munculnya uban prematur.


Tambah Massa Otot Demi Superman, Berat Badan David Corenswet Capai 108 Kg

4 hari lalu

David Corenswet  dalam film Superman. Foto: Instagram/@jamesgunn
Tambah Massa Otot Demi Superman, Berat Badan David Corenswet Capai 108 Kg

Demi peran Superman, David Corenswet berusaha keras menambah massa otot sampai ukuran bajunya menjadi XXL.


Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

6 hari lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

Pentingnya mengelola stres dengan mempelajari cara membangun hubungan lebih sehat di ruang digital menjadi solusi bijak bagi pengguna media sosial.


Fenomena Doom Spending, Psikolog: Belanja Impulsif karena Stres Akibat Beban Ekonomi

7 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Fenomena Doom Spending, Psikolog: Belanja Impulsif karena Stres Akibat Beban Ekonomi

Psikolog Samanta Elsener menjelaskan bahwa fenomena doom spending yang sedang jamak dibicarakan akhir-akhir ini merupakan bagian dari kebiasaan belanja impulsif atau impulsive buying.


Benarkah Stres Bisa Bikin Gemuk?

7 hari lalu

Ilustrasi perempuan makan Burger (junk food). TEMPO/Subekti
Benarkah Stres Bisa Bikin Gemuk?

Stres bisa menyebabkan berkurangnya oksidasi lemak, proses pembakaran lemak menjadi tenaga. Artinya, Anda tak usah makan banyak untuk menjadi gemuk.


Cara Mempertahankan Gula Darah Normal

8 hari lalu

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Cara Mempertahankan Gula Darah Normal

Gula darah yang normal bisa mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah pentingnya menjaga gula darah agar tetap dalam batas normal.


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

8 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.


Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

10 hari lalu

Ilustrasi wanita lesu. shutterstock.com
Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

Banyak hal yang bisa menguras energi meski seringnya kombinasi faktor tertentu yang membuat kita merasa lesu, termasuk stres dan kegemukan.