TEMPO.CO, Jakarta - Metode diet intermittent fasting mungkin bermanfaat bagi penderita diabetes. Apa saja manfaatnya?
Dilansir dari Healthline, Rabu, 31 Maret 2021, intermittent fasting adalah jenis diet yang membatasi makan pada jangka waktu tertentu dan diikuti dengan periode tetap makan sedikit atau tidak sama sekali. Periode puasa ini bisa berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Melansir Medical News Today, Selasa, 2 Maret 2021, sebuah artikel ulasan pada 2018 menunjukkan, hampir semua studi intermittent fasting menghasilkan beberapa tingkat penurunan berat badan, mulai dari 2,5 hingga 9,9 persen, dan kehilangan massa lemak terkait. Namun, ada sedikit penelitian untuk membuktikan intermittent fasting lebih unggul dari diet dan pola makan lain dalam menurunkan berat badan.
Penggunaan diet intermittent fasting mungkin memiliki efek menguntungkan pada tekanan darah. Pada sebuah penelitian, peneliti mengamati 1.422 orang selama satu tahun saat mereka mengikuti program puasa. Hasilnya, para peserta mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Dalam studi lain yang melibatkan pria dewasa, peneliti menemukan intermittent fasting bermanfaat bagi metabolisme dan kardiovaskular, seperti penurunan kolesterol total dan kolesterol low-density lipoprotein (LDL). Menurut para peneliti, resistensi insulin meningkat dengan pembatasan kalori.
Beberapa penelitian menunjukkan intermittent fasting dapat memberikan manfaat bagi penderita diabetes. Berikut adalah manfaat puasa intermiten bagi penderita diabetes tipe-2:
- menurunkan berat badan sehingga mengurangi komplikasi diabetes;
- meningkatkan sensitivitas insulin yang menyebabkan kebutuhan insulin lebih rendah;
- menormalkan kadar glukosa darah puasa;
- mengurangi kadar hemoglobin A1c.
Banyak orang dengan diabetes tipe 2 juga memiliki sindrom metabolik, hipertensi, atau hiperlipidemia. Intermittent fasting mampu meningkatkan parameter metabolisme ini.
Meski bermanfaat bagi penderita diabetes, namun metode intermittent fasting tidak bisa dicoba sembarangan. Konsultasikan dengan dokter supaya tidak menimbulkan risiko yang membahayakan tubuh.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Apa Itu Intermittent Fasting?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.