Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Efek Negatif dalam Lingkungan Kerja yang Toxic

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda saat ini bekerja di lingkungan kerja yang beracun? Angkat tangan Anda jika Anda memiliki seseorang di tempat kerja Anda yang memiliki energi beracun? Menurut survei tempat kerja 2019 yang dilakukan oleh Society for Human Resource Management (SHRM), satu dari lima orang yang meninggalkan pekerjaan mereka menyebut budaya beracun sebagai alasannya. 

Bagian yang sulit adalah menyadari bagaimana energi beracun dari tempat kerja berdampak negatif pada Anda, harga diri Anda, harga diri Anda, dan kesejahteraan fisik Anda. Saatnya untuk merenungkan tempat kerja Anda dan melihat apakah ini saatnya untuk perubahan.

Beberapa tanda lingkungan kerja yang toxic antara lain komunikasi yang buruk, rekan kerja yang menunjukkan perilaku eksklusif, kepemimian yang buruk, tim yang tidak termotivasi, ada kekurangan keseimbangan di seluruh organisasi, terlalu banyak bekerja dan kurang dihargai, kelelahan adalah hal yang normal. 

Jika salah satu dari ini pernah Anda alami di tempat kerja, penting bagi Anda untuk mulai memperhatikan dampak tempat kerja Anda yang beracun terhadap pikiran, hati, dan kesejahteraan Anda. Konsekuensi jangka panjang bisa membuat stres dan melemahkan jika dibiarkan.

Berikut ini enam efek berada dalam lingkungan kerja yang beracun

1. Keraguan diri

Semua perilaku beracun yang Anda toleransi di tempat kerja menggerogoti rasa percaya diri Anda. Anda meragukan keputusan Anda, tidak mempercayai diri sendiri dan kemampuan Anda, dan menebak-nebak pilihan Anda.

2. Percaya diri dan harga diri rendah

Begitu keraguan diri Anda terpicu, Anda mulai terus-menerus mempertanyakan diri sendiri. Keraguan seperti itu menyebabkan hilangnya kepercayaan diri atau tidak meminta kenaikan gaji atau promosi yang telah Anda peroleh.

3. Sindrom Penipu

Pikiran negatif ini dapat tumbuh dan berkembang menjadi kasus Sindrom Penipu. Ini adalah perasaan bahwa Anda tidak pantas mendapatkan pekerjaan Anda, kesuksesan Anda, penghargaan Anda, terlepas dari semua pencapaian Anda di tempat kerja, yang semuanya menahan Anda untuk mengambil risiko atau meningkatkan permainan Anda karena takut gagal.

4. Kelelahan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat Anda merasa keraguan diri, Anda mendapati diri Anda berusaha lebih keras dan lebih keras untuk membuktikan diri, nilai Anda, atau nilai Anda bagi organisasi Anda. Hal ini menyebabkan kurangnya keseimbangan, terlalu banyak bekerja, dan merasa terlalu dikritik, defensif, dan takut untuk pekerjaan Anda. Ini melelahkan.

5. Burnout 

Berusaha, dan bekerja berlebihan secara terus-menerus sangat menguras tenaga, merampas kreativitas, vitalitas, dan motivasi Anda. Ini membuat Anda memiliki otak yang kabur, kekurangan energi, dorongan atau kejelasan.

6. Tantangan kesehatan

Ini meningkatkan stres Anda dan menurunkan kapasitas sistem kekebalan tubuh Anda, yang dapat dengan cepat bermanifestasi sebagai tantangan kesehatan yang serius seperti kelelahan adrenal, stres kronis, IBS, migrain, tekanan darah tinggi dan banyak lagi.

Jika Anda memperhatikan salah satu dari tanda atau gejala ini, penting untuk berhenti sejenak. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang benar-benar penting bagi Anda? Berapa harga yang bersedia Anda bayar untuk sukses?

Apa "mengapa" di balik pekerjaan Anda? Luangkan waktu untuk mengevaluasi perubahan apa yang mungkin diperlukan sehingga Anda dapat menemukan keseimbangan yang lebih besar, ketenangan pikiran, dan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari Anda.

YOURTANGO

Baca juga: 6 Tanda Lingkungan Kerja yang Toxic, Kurang Komunikasi hingga Motivasi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Masih Jalani Arus Balik Lebaran? Lakukan Power Nap untuk Bantu Kembalikan Fokus Menyetir

6 hari lalu

Seorang pengemudi tidur setelah menghadapi kemacetan di Jalur Indramayu, Jawa Barat, Senin (5/9). Pada Puncak Arus Balik lebaran tahun ini terjadi kemacetan hampir di semua kota sehingga waktu tempuh menuju Jakarta hampir 2 kali lipat dibanding waktu normal. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Masih Jalani Arus Balik Lebaran? Lakukan Power Nap untuk Bantu Kembalikan Fokus Menyetir

Power nap dapat membantu kembalikan fokus selama perjalanan panjang arus balik lebaran. Bagaimana caranya?


7 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Karyawan Baru pada Minggu Pertama

17 hari lalu

Ilustrasi wanita dan rekan kerja. Freepik.com
7 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Karyawan Baru pada Minggu Pertama

Meski sudah lolos wawancara kerja dan tercatat sebagai karyawan baru, evaluasi pada Anda tak lantas berakhir. Berikut hal yang tak boleh dilakukan.


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

18 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

20 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah namun terdapat cara untuk mengurangi risikonya. Bagaimana pula gejalanya?


Jangan Tanyakan 4 Hal Pribadi Ini saat Wawancara Kerja

28 hari lalu

Ilustrasi pria dan wawancara kerja. Shutterstock
Jangan Tanyakan 4 Hal Pribadi Ini saat Wawancara Kerja

Saat melakukan wawancara kerja, fokuslah pada pertanyaan terkait pekerjaan dan hindari bertanya soal kehidupan pribadi pelamar kerja.


Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

28 hari lalu

Ilustrasi menonton film horor. Freepik.com
Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

Bioskop yang menayangkan film horor masih terus diminati. Kenapa orang senang nonton film horor? Adakah manfaat bagi kesehatan?


Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

35 hari lalu

Ilustrasi kubis. Unsplash.com/Isara Somboon
Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

Kurang gizi adalah penyebab paling umum sistem imun yang buruk. Berikut 10 jenis makanan yang mudah didapat dan sangat membantu kesehatan imun.


7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

39 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

Ada 7 manfaat lain dari olahraga lari yang secara tidak langsung dirasakan pelari menurut para ahli.


Mengenal Apa Itu Soft Skill dalam Pekerjaan dan Contohnya

42 hari lalu

Sebelum terjun ke dunia kerja, sebaiknya Anda memahami apa itu soft skill. Hal ini sangat diperlukan agar Anda mudah beradaptasi. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Soft Skill dalam Pekerjaan dan Contohnya

Sebelum terjun ke dunia kerja, sebaiknya Anda memahami apa itu soft skill. Hal ini sangat diperlukan agar Anda mudah beradaptasi.


Alami Drama Menyakitkan seperti Keluarga Miley Cyrus, Berikut Saran Terapis

47 hari lalu

Miley Cyrus bernyanyi bersama adiknya, Noah dan ibunya Tish di atas panggung konser Wango Tango di Carson, California, AS, 13 Mei 2017. Miley dan adiknya menyanyikan lagu untuk ibunya yang tengah merayakan hari ulang tahun saat keduanya tampil di konser Wango Tango. REUTERS/Mario Anzuoni
Alami Drama Menyakitkan seperti Keluarga Miley Cyrus, Berikut Saran Terapis

Drama keluarga seperti keluarga Miley Cyrus bisa terjadi pada siapa saja dan dan dampaknya pada kesehatan mental bisa lama. Simak saran terapis.