TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak tidak dapat diprediksi, begitu pula tindakan mereka. Kadang-kadang mereka melakukan kesalahan yang mungkin melewati batas sehingga membuat orang tua emosi. Dalam situasi tersebut, orang tua sering kali melakukan reaksi instan untuk mendisiplinkan perilaku mereka, misalnya agresif secara fisik atau mengatakan hal-hal yang merusak harga diri anak.
Praktik pengasuhan seperti itu dapat menyebabkan perilaku menghindar pada anak-anak. Jadi sebelum bereaksi, pikirkan dulu alasan memarahi atau menghukum anak, apa yang ingin dilihat dalam perilaku anak. Jika anak memahami kesalahannya, sebenarnya mereka dapat memperbaikinya dengan mudah dan beralih ke perilaku atau praktik alternatif.
Berikut adalah tiga gaya pengasuhan yang dapat mengubah anak menjadi individu yang menghindar dan keras kepala. Dia bisa melakukan apa saja agar tidak ketahuan, enggan mengakui kesalahan mereka, malas mengubah perilaku yang negatif.
1. Disiplin fisik
Penelitian telah menunjukkan bahwa segala jenis disiplin fisik merugikan kesehatan anak. Ini mungkin terlihat mengubah struktur otak anak dan tidak akan berpengaruh pada perubahan perilaku yang efektif. Selain faktor-faktor ini, disiplin fisik juga mendorong perilaku yang sama pada anak dan dapat mengakibatkannya memukul teman-temannya suatu saat nanti.
Disiplin fisik akan membuat anak menjauhi orang tua karena sadar akan akibat yang ditimbulkan berupa pemukulan. Perilaku berbohong, menyimpan rahasia, dan sembunyi-sembunyi akan mengakibatkan kecemasan pada anak yang akan mengarah pada gangguan perilaku menghindar. Cobalah berbicara kepada anak melalui emosinya dan menyarankan cara-cara di mana ia dapat mengelola emosinya dengan lebih baik dan membuat perubahan perilakunya agar keluar dari jalur.
2. Inkonsistensi
Disiplin adalah tentang konsistensi. Apa pun bentuk disiplinnya akan sia-sia jika tidak konsisten. Orang tua tidak boleh membuat anak merasa mereka bisa dimarahi tapi di lain waktu tidak meskipun melakukan hal yang sama buruknya. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan dan diikuti oleh kecemasan dalam perilaku anak. Pastikan bahwa orang tua berbicara dengan anak melalui harapan di akhir peristiwa buruk dan mengakhirinya dengan catatan yang baik yang memberikan kejelasan.
3. Disiplin yang terlalu keras
Orang tua bisa jadi terlalu keras saat mendisiplinkan anak. Perlu dicatat bahwa anak-anak kecil memiliki rentang perhatian terbatas yang akan habis jika orang tua berbicara terlalu lama tentang hal yang sama. Berbicara secara singkat dan menindaklanjutinya dengan tindakan disipliner yang tepat dapat sangat membantu, tanpa menimbulkan perilaku menghindar pada anak-anak.
TIMES OF INDIA
Baca juga: Jangan Percaya pada Tiga Mitos Pengasuhan Ini di Masa Tumbuh Kembang Anak
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.