Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Omicron Ditemukan di Indonesia Kenali Gejala Khususnya

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi wanita pegal leher. Shutterstock
Ilustrasi wanita pegal leher. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah secara resmi mengumumkan temuan varian Omicron di Indonesia. Kasus pertama Omicron ditemukan setelah satu dari tiga orang petugas kebersihan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta dinyatakan positif Covid-19. Saat ini, varian Omicron dikatakan sangat mudah menular dan menjadi perhatian utama para pejabat kesehatan di seluruh dunia. 

WHO mengingatkan bahwa varian terbaru dari SARS-CoV-2 dapat dengan mudah menyebar dari satu orang ke orang lain. Mereka yang telah tertular virus lebih awal atau telah divaksinasi lengkap tetap berisiko tertular. Namun, badan kesehatan global mengatakan bahwa gejalanya akan lebih ringan dibandingkan dengan varian Delta.

“Data keparahan klinis Omicron masih terbatas. Sementara temuan awal dari Afrika Selatan menunjukkan itu mungkin kurang parah daripada Delta, dan semua kasus yang dilaporkan di UE/EEA sampai saat ini ringan atau tanpa gejala, masih belum jelas sejauh mana Omicron mungkin secara inheren kurang ganas. Lebih banyak data diperlukan untuk memahami profil keparahan,” menurut keterangan WHO, seperti dilansir dari laman Times of India.

Sejak dimulainya Omicron sampai sekarang, tidak ada laporan penyakit parah yang muncul ke permukaan. Sebaliknya, Dr Angelique Coetzee, Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, yang juga merupakan orang pertama yang menemukan varian Omicron, awalnya mengatakan bahwa penyakit itu 'ringan' dan mereka yang terinfeksi tidak menunjukkan tanda-tanda keparahan.

Salah satu tanda-tanda varian Omicron adalah nyeri tubuh. Menurut dokter umum Dr Unben Pillay, Departemen Kesehatan Afrika Selatan, keringat malam bisa menjadi gejala varian Omicron baru yang mungkin muncul di malam hari. Namun, dokter menyoroti bahwa itu bisa datang dengan banyak rasa sakit di tubuh.

Rasa sakit di tubuh adalah tanda infeksi. Ini adalah tanda peradangan yang dipicu oleh sistem kekebalan Anda, saat melawan patogen asing. Meskipun infeksi dari jenis sebelumnya dapat menyebabkan nyeri tubuh, itu tidak biasa seperti demam atau batuk terus-menerus.

Gejala COVID-19 yang paling jelas sejauh ini adalah hilangnya atau berubahnya penciuman atau rasa. Dua perubahan sensorik ini mengkonfirmasi infeksi virus corona. Namun, menurut Dr Coetzee, gejala khusus ini kurang umum pada orang yang terinfeksi Omicron. Selain itu, mereka yang mengalami suhu tubuh tinggi, dapat diobati sendiri seiring waktu. Juga, tidak ada kasus hidung tersumbat, pada mereka yang terkena strain baru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, demam ringan, 'banyak sakit tubuh', kelelahan, 'gatal-gatal' daripada sakit tenggorokan dan keringat malam adalah beberapa gejala umum dari varian Omicron. Selain itu, COVID-19 pada umumnya menyerang sistem pernapasan, baik bagian atas maupun bawah, serta infeksi yang parah dapat menyebabkan batuk kering terus-menerus, sesak napas, nyeri dada, dan kadar oksigen darah rendah, yang mungkin memerlukan penanganan segera.

Masih banyak spekulasi tenang varian Omicron. Sementara para ahli mengatakan bahwa varian baru menyebabkan infeksi ringan, laporan baru menunjukkan sebaliknya. Sebab itu, Anda harus tetap menjaga protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak sosial, serta mendapat suntikan vaksin Covid-19 demi mencegah terinfeksi varian baru ini. 

#PakaiMasker #CuciTangan #JagaJarak #JauhiKerumuman #BatasiMobilitas

Baca juga: Anak-anak dan Orang Dewasa Belum Divaksin Berisiko Tertular Omicron

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


Ini Tanda-tanda Lutut Terkena Tumor Metastasis dari Kanker Paru-paru

47 hari lalu

Ilustrasi nyeri lutut. shutterstock.com
Ini Tanda-tanda Lutut Terkena Tumor Metastasis dari Kanker Paru-paru

Nyeri lutut juga dapat terjadi akibat komplikasi yang tidak biasa dari kanker paru-paru seperti sindrom neoplastik.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

53 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

58 hari lalu

Ilustrasi wanita memijat pergelangan kaki bengkak. Freepik.com/Stefamerpik
Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

Sindrom Tarsal Tunnel dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa, sensasi terbakar, atau kelemahan pada pergelangan kaki.


Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

59 hari lalu

Suasana ruang tunggu penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat, 12 Juni 2020. Petugas pun telah memasang tanda jarak agar penumpang dapat menerapkan physical distancing saat berada di area stasiun. TEMPO/Muhammad Hidayat
Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

59 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Nyeri Pinggul Bisa Jadi Tanda Kolesterol Tinggi

26 Februari 2024

Ilustrasi sakit pinggang. Shutterstock
Nyeri Pinggul Bisa Jadi Tanda Kolesterol Tinggi

Salah satu bagian otot yang paling mungkin terkena dampak dari kolesterol tinggi pertama adalah otot pinggul.


Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Ilustrasi Covid-19.
Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO


Osteofit, Apa Itu Kondisi Taji Tulang?

12 Januari 2024

Ilustrasi wanita memegang kaki. Freepik.com
Osteofit, Apa Itu Kondisi Taji Tulang?

Osteofit kondisi tonjolan tulang di sekitar persendian


Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

9 Januari 2024

Ilustrasi tes usap atau swab antigen Covid-19. ANTARA/M Risyal Hidayat
Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

Dokter mengatakan perlu memperhatikan gejala varian baru COVID-19 subvarian Omicron pada orang yang lebih tua meski terlihat seperti gejala flu biasa.