TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat merupakan salah satu efek perubahan hormon menjelang dan saat menstruasi, selain perubahan suasana hati, keinginan makan yang sulit dikendalikan, dan kram. Tapi jangan sedih. Jerawat itu dapat diprediksi sehingga bisa dicegah dengan mengoptimalkan perawatan kulit.
Langkah pertama untuk menghentikan jerawat hormonal adalah melacak siklus menstruasi, yang dapat dilakukan melalui aplikasi seperti FLO. Saat kulit mengalami perubahan karena hormon, rutinitas perawatan kulit harus berubah untuk mengakomodasi hubungan antara kulit dan hormon ini.
Misalnya, menggunakan asam alfa hidroksi pada minggu sebelum menstruasi ketika estrogen turun (yang menyebabkan produksi minyak berlebih) atau menggunakan minyak wajah yang menghidrasi pada minggu menstruasi. Sebab, kadar hormon yang rendah membuat kulit lebih kusam. Dermatologis meyakini teknik ini paling baik untuk orang-orang yang sering berjerawat saat haid.
Siklus menstruasi dimulai dengan hari pertama menstruasi dan berakhir ketika menstruasi berikutnya dimulai. Berikut perawatan kulit yang dianjurkan selama siklus haid, yang dilansir dari Real Simple.
Haid
Tahap ini adalah saat mengalami menstruasi, yaitu pelepasan lapisan rahim. Selama tahap ini, kadar estrogen dan progesteron rendah, sehingga kulit mungkin tampak kering, kusam, dan lelah.
"Saya sarankan untuk meningkatkan rutinitas pelembap, meningkatkan hidrasi secara internal dan eksternal adalah kuncinya," kata Anna Mitsios, seorang ahli kulit dengan perawatan bahan alami.
Dokter kulit di New York, Amerika Serikat, Anthony Rossi, menyarankan memanjakan kulit dengan masker wajah dan masker lembar yang menghidrasi. "Sangat penting saat ini untuk tidak menggunakan produk pengelupasan yang keras."
Fase Folikular (Pasca Menstruasi)
Setelah menstruasi, kulit terasa sangat bagus. Hormon estrogen mulai meningkat, yang menghasilkan cahaya alami sehingga kulit terlihat glowing "Estrogen membantu meningkatkan retensi kelembapan kulit, ketika kadar estrogen lebih tinggi, kulit terasa lebih terhidrasi dan bercahaya," kata Rossi.
Mindy Pelz, penulis The Menopause Reset, menambahkan bahwa ketika estrogen tinggi, produksi kolagen juga akan tinggi, memberikan kulit penampilan yang kenyal dan kenyal.
Ovulasi
Ditandai sebagai titik pertengahan siklus, sekitar 13-15 hari sebelum dimulainya periode berikutnya), saat sel telur dilepaskan dari ovarium ke tuba fallopi. Selain estrogen, kadar testosteron berada pada puncaknya. "Lonjakan ini terjadi langsung sebelum timbulnya jerawat hormonal. Pencegahan dan mengendalikan jerawat adalah kuncinya," kata Rossi.
Gunakan lotion ringan untuk menjaga kulit tetap terhidrasi. Untuk mempersiapkan produksi minyak berlebih, bersihkan pori-pori dengan masker detoksifikasi dan eksfoliasi dengan asam laktat untuk menjaga pori-pori bebas dari penumpukan.
Fase Luteal (Pra-Menstruasi)
Setelah kulit terlihat glowing, estrogen kembali turun. "Fase pramenstruasi biasanya menyebabkan jerawat karena peningkatan progesteron. Ketika progesteron tinggi, kulit membengkak, sehingga seseorang mungkin mengalami papula dan pustula jerawat yang meradang," kata Rossi.
Ketidakseimbangan testosteron juga akan meningkatkan produksi minyak, yang dapat menyebabkan pori-pori tersumbat dan lebih banyak berjerawat.
Gunakan produk perawatan kulit non-komedogenik, pakai yang mengandung sifat anti-inflamasi. Bersihkan kulit sesering mungkin dengan pembersih berbusa yang lembut. Daripada menggunakan bahan kimia berat, cobalah niacinamide untuk menyeimbangkan produksi minyak dan mengurangi peradangan, bersama dengan perawatan spot di area rawan berjerawat.
Baca juga: Ketahui Pentingnya Fase Folikular dalam Siklus Menstruasi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.