TEMPO.CO, Jakarta - Perawatan kulit dengan suntikan Rejuran Healer atau DNA salmon sebagai anti-aging menjadi populer di Korea Selatan dan negara-negara Asia lainnya dalam beberapa tahun ini. Namun, untuk mendapatkan perawatan ini konon dibutuhkan biaya hingga miliaran. Benarkah?
"Gosip yang sudah beredar memang heboh banget, tapi sebenarnya nggak segitu. Kembalikan ke target area. Kalau hanya wajah nggak sampai sebanyak itu, Rp 8 juta per sekali treatment untuk 2 cc rejuran, cukup untuk wajah," kata dokter spesialis kulit dan kelamin ZAP Premiere, Yulia Siskawati, dalam Virtual Media Meet Up ZAP "Salmon DNA Bikin Awet Muda", Kamis, 24 Juni 2021.
Selain untuk wajah, perawatan DNA salmon juga sering dilakukan untuk area yang sering terkena sinar matahari seperti leher, decollete (area bawah leher), dan tangan. Jika perawatan yang dilakukan tidak hanya wajah, maka biayanya akan bertambah. Namun, menurut Yulia, jika melihat efek jangka panjangnya maka biaya yang dikeluarkan akan sesuai.
Di ZAP Premiere, perawatan kulit dengan DNA salmon dilakukan dengan dua fase agar hasilnya maksimal. Fase pertama atau fase inisial dilakukan sebanyak tiga hingga empat kali dengan interval empat minggu, tergantung pada kondisi kulit seseorang. Fungsinya adalah membangun sel-sel kulit dan pigmen lebih baik.
Setelah itu, fase perawatan atau maintenance. "Fase maintenance untuk memelihara kondisi kulit yang sudah dibangun pada saat fase inisial, dilakukan setiap enam bulan," kata Yulia. Meski hasilnya sudah bagus, Yulia mengatakan fase maintenance tetap perlu dilakukan karena penuaan adalah sesuatu yang sudah pasti.
Hasil perawatan ini kadang kala sudah muncul meski baru satu kali perawatan, namun sering kali hasil cukup bagus baru terlihat setelah injeksi kedua.
"Hasilnya natural dan kulit lebih sehat, kelembapan bertambah baik, glowing, dan pori-pori lebih kecil," Yulia menambahkan.
Perawatan Rejuran Healer menggunakan ekstrak DNA salmon yang diambil dari sel benih ikan salmon. Sebelum digunakan, terdapat proses pemurnian ketat untuk menghilangkan antigen, protein, dan kandungan lain sehingga polynucleotides (PN) bisa didapatkan.
