TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah situasi pandemi COVID-19 di Indonesia, menjaga kekebalan tubuh adalah jalan terbaik untuk mencegah penularannya. Salah satu caranya adalah mengeksplorasi buah dan sayuran, salah satu yang perlu dicoba adalah daun kelor atau moringa.
Daun kelor banyak ditemukan di Indonesia dan mudah ditanam di halaman rumah. Daun dan buahnya ibisa dikonsumsi sebagai sayur atau bahan tambahan untuk membuat makanan ringan.
Dilansir dari Pink Villa, Sabtu, 15 Mei 2021, inilah empat alasan mengonsumsi daun kelor untuk melawan COVID-19.
1. Sumber antioksidan kuat
Radikal bebas dalam tubuh merupakan ancaman bagi sistem kekebalan. Antioksidan membantu membersihkan radikal bebas, bahkan bisa mencegah kanker. Fitokimia yang diidentifikasi dari tanaman ini dapat menghambat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Daun ini mengurangi stres oksidatif dapat brfungsi sebagai agen anti-penuaan yang sangat baik. Selain itu, kelor juga kaya zat besi dan vitamin A - nutrisi yang meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.
2. Anti-inflamasi
Penggunaan kelor secara teratur dapat mencegah peradangan, salah satu yang efek COVID-19, karena tanaman ini kaya akan sifat anti-inflamasi. Inilah sebabnya mengapa penggunaan kelor secara teratur juga dapat mencegah artritis.
3. Kaya Vitamin C
Setelah virus Corona merebak, vitamin C sangat disarankan untuk membangun kekebalan tubuh untuk melawan virus. Moringa sangat kaya akan vitamin C. Satu cangkir irisan buah kelor segar (100 gram) mengandung 157 persen dari kebutuhan harian vitamin ini.
Baca juga: Selain untuk Imunitas, Daun Kelor Juga Bermanfaat untuk Kulit dan Rambut
4. Kaya nutrisi lain
Mengkonsumsi bagian mana pun dari kelor - daun kelor, buah, atau bijinya bermanfaat untuk pemulihan cepat bagi pasien yang terinfeksi COVID-19. Tanaman ini kaya akan vitamin B6, vitamin C, zat besi, riboflavin, vitamin A, dan magnesium. Nutrisi ini membantu mengembalikan kekuatan tubuh setelah melawan virus.
![Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]](https://statik.tempo.co/data/2021/08/09/id_1041498/1041498_720.jpg)
![Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]](https://statik.tempo.co/data/2020/12/20/id_988970/988970_720.jpg)
