TEMPO.CO, Jakarta - Sekilas metode pilates terlihat seperti latihan yang ringan dan tidak berbahaya. Namun, tidak semua orang bisa melakukannya. Misalnya, penderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi justru tidak disarankan untuk melakukan olahraga ini.
Banyak anggapan mengira pilates sama dengan yoga. Keduanya merupakan jenis olahraga yang berbeda. Pilates terdiri atas berbagai gerakan yang fokus pada perut, pinggang, panggul, dan paha.
Olahraga low-impact ini dapat melatih ketahanan, kekuatan, dan fleksibilitas otot. Sedangkan yoga, fokusnya meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas dan hubungan antara pikiran dan tubuh, semacam meditasi.
Saat melakukan pilates, ada beberapa prinsip dasar yang mesti diterapkan:
Pertama, menjaga konsentrasi. Harus fokus pada setiap gerakan pilates agar hasilnya maksimal. Selanjutnya bagian terpenting pilates adalah pernapasan. Saat melakukan jenis olahraga ini, membutuhkan peran kekuatan paru-paru untuk memompa udara ke dalam maupun keluar tubuh.
Untuk menghindari cedera saat saat pilates, perlu meregangkan otot-otot, jangan sampai kaku. Setiap gerakannya anggun dan mudah diterapkan. Agar manfaat pilates terasa, lakukan setiap gerakan dengan santai dan tidak kaku.
Terakhir, latihan ini harus terpusat pada otot inti tubuh. Seluruh gerakan pilates tertumpu pada bagian inti tubuh. Yaitu area antara tulang rusuk bagian bawah hingga tulang kemaluan.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION
Baca: Gerakan Pilates Tak Hanya Membuat Bugar, Bermanfaat Pula Untuk Persalinan