TEMPO.CO, Jakarta - Orang menyebutnya sebagai fungal acne atau jerawat jamur. Namun, sebenarnya itu bukan jerawat. Itu adalah gangguan kulit mirip jerawat yang tumbuh di sekitar folikel rambut pada kulit.
Beda dengan jerawat yang disebabkan bakteri, gangguan kulit ini disebabkan jamur yang disebut Malassezia Folliculitis dari Pityrosporum Folliculitis. Jamur Malassezia hidup di kulit semua orang, tetapi ketika ada perubahan pada pH kulit atau peningkatan panas atau cuaca menjadi lembap, atau saat berkeringat, dan kekebalan tubuh menjadi rendah, jamur cenderung meningkat dan menyebabkan peradangan.
Jerawat jamur tampak seperti benjolan nanah di kulit yang sering tumbuh di tubuh, terutama di dada dan punggung yang sering tertutup pakaian, jarang di wajah. Peradangan ini dapat menular karena jamur cenderung menyebar.
Menurut Chytra Anand, pakar kulit selebriti di India, peradangan ini terlihat sangat mirip dengan jerawat bakteri biasa. Tapi, jerawat jamur merupakan titik-titik kecil yang bisa berisi nanah, terlihat seperti komedo putih tetapi sangat kecil, dan sebagian besar berkerumun di area seperti dada dan punggung.
Jerawat jamur diobati dengan obat antijamur. Dalam kasus ringan, dokter kulit akan meresepkan sabun mandi berjamur atau sampo antijamur untuk digunakan sebagai sabun mandi dan dibiarkan di tubuh selama 3 hingga 5 menit setiap hari.
Jika ini tidak berpengaruh, maka obat antijamur oral akan diresepkan. Dianjurkan untuk berolahraga 24 jam setelah minum obat antijamur oral karena saat berkeringat, obat oral disekresikan dalam keringat, yang kemudian akan melapisi seluruh folikel rambut sehingga lebih efektif untuk pengobatan.
Selain itu, sebaiknya jaga agar area tubuh tetap kering dan gunakan pakaian yang memungkinkan kulit bernapas saat terdapat jerawat jamur.
Baca juga: Penyebab Jerawat Muncul di Bokong dan Cara Mengatasinya
Jerawat jamur sulit untuk dicegah karena jamur hidup di kulit semua orang. Tetapi berikut tips untuk mencegah jerawat jamur kambuh.
1. Jaga kulit tetap kering.
2. Setelah berolahraga segera lepas pakaian yang berkeringat.
3. Mandi dengan sabun asam salisilat atau pembersih dengan asam glikolat atau asam laktat untuk membantu pengelupasan dan menjaga kehalusan kulit.
4. Jika rentan terhadap jerawat jamur, gunakan sampo antiketombe sebagai sabun mandi satu hingga dua kali seminggu untuk mencegahnya muncul.
5. Tingkatkan probiotik dalam makanan. Konsumsi lebih banyak buttermilk atau yogurt atau konsumsi suplemen Lactobacillus yang dapat membantu meningkatkan kekebalan.
6. Minum cukup cairan untuk mengeluarkan racun dari tubuh.
7. Hindari produk oklusif seperti petroleum jelly atau minyak di area yang rentan berjerawat jamur.
8. Jika mengalami jerawat jamur berulang, konsultasikan dengan dokter kulit.