TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin COVID-19 sudah diterima sebagian kalangan. Dimulai dari Presiden Joko Widodo pada 13 Januari 2021 dan tenaga medis di tahap pertama, vaksinasi kini sedang dilakukan untuk lansia, PNS, guru, hingga pedagang pasar. Tapi, apakah vaksin ini aman untuk perempuan yang sedang program hamil?
Banyak orang yang khawatir bahwa suntikan tersebut akan menurunkan tingkat kesuburan sehingga mengganggu program hamil. Apalagi, banyak informasi salah di media sosial yang membuat orang takut mendapatkan vaksin ini.
Sarah Jarvis, Direktur Klinis Patientaccess.com di Inggris, mengatakan tidak ada mekanisme ilmiah menunjukkan bahwa vaksin Covid tidak aman untuk wanita yang ingin memiliki bayi, entah yang sedang dalam program atau yang masih memiliki rencana hamil dalam jangka panjang.
"Ada banyak mitos yang beredar di media sosial tentang vaksin COVID-19 dan risiko bagi wanita yang berencana hamil. Tapi itu hanya mitos," kata dia, dilansir dari The Sun, Minggu, 28 Februari 2021.
Cerita menakutkan tentang vaksin dan kesuburan telah beredar selama beberapa dekade. Misalnya, pada 1990-an, percobaan kontrasepsi di India menggunakan protein yang mirip dengan yang ada dalam toksin tetanus untuk membawakontrasepsi aktif di tubuh.
Sarah menambahkan bahwa pada saat itu, orang-orang menyimpulkan bahwa itu adalah protein mirip tetanus yang membuat sulit hamil selamanya. Padahal itu kontrasepsi sementara seperti bentuk kontrasepsi lainnya. Desas-desus ini, katanya, berulang kali dengan vaksin yang berbeda.
Sarah mengatakan uji coba utama untuk vaksin yang saat ini diluncurkan tidak termasuk wanita hamil karena alasan logistik.
"Itu berarti kami tidak memiliki bukti keamanan khusus dari uji coba awal - tetapi ini malah dianggap tidak aman, padahal beda sama sekali," ujar dia.
Ini tidak berarti ada masalah bagi wanita yang berencana hamil. “Faktanya, banyak vaksin tidak hanya aman untuk wanita hamil tetapi juga direkomendasikan secara aktif untuk mereka - vaksin flu dan batuk rejan adalah dua contoh,” tambahnya.
Sarah mengatakan bahwa dari sudut pandang ilmiah, tidak ada mekanisme yang memungkinkan vaksin COVID-19 berpengaruh pada kesuburan.
Baca juga: Sebab Lengan Nyeri Usai Vaksin Covid-19 dan Cara Mengatasinya
“Mengingat risiko komplikasi Covid-19 yang lebih tinggi pada kehamilan lanjut pada beberapa wanita, dokter mendorong pasien hamilnya untuk mempertimbangkan risiko dan manfaat vaksinasi pada kehamilan. Sementara itu, percobaan kehamilan sedang direncanakan, yang seharusnya membuat kekhawatiran ini lenyap selamanya."
Charity Tommy, yang melakukan penelitian tentang keguguran, mengatakan tidak ada alasan yang menunjukkan bahwa vaksin berdampak pada kesuburan.
Badan amal di Inggris yang khusus meneliti keguguran dan kelahiran prematur tersebut menyatakan, wanita tidak perlu menghindari kehamilan setelah mendapatkan vaksin.
"Jika Anda memenuhi syarat, mendapatkan vaksinasi sebelum Anda hamil akan membantu mencegah infeksi COVID-19 dan konsekuensi seriusnya."
Vaksin COVID-19 akan diberikan kepada seluruh masyarakat yang memenuhi syarat secara bertahap dalam empat tahap, dimulai dari Januari 2021 dan diperkirakan tuntas pada awal 2022.