TEMPO.CO, Jakarta - Program vaksinasi sudah dimulai di berbagai negara. Meski demikian, belum diketahui kapan pandemi COVID-19 akan berakhir. Kasus baru bermunculan setiap hari. Karena itu, protokol kesehatan tetap harus dijalankan untuk mencegah penularan.
Sebuah studi yang dikerjakan tim peneliti dari Imperial College London menggunakan data ponsel lebih dari 10 juta orang di AS menemukan bahwa orang dewasa antara 20 hingga 49 tahun telah menjadi kelompok paling signifikan bertanggung jawab atas peningkatan kasus COVID-19.
"Mereka menemukan bahwa orang-orang dalam kelompok usia itu menyumbang sekitar 72 persen kasus setelah sekolah dibuka kembali pada bulan Oktober," kata peneliti Imperial College, Melodie Monod.
Anak-anak dan remaja disebut paling minim menyebarkan virus. Sementara, orang lanjut usia atau lansia yang lebih rentan terhadap virus ini ternyata cenderung tidak menyebarkannya ke orang lain.
Berdasarkan data, anak-anak berusia 9 dan lebih muda berkontribusi terhadap kurang dari 5 persen infeksi, sedangkan mereka yang berusia 10 hingga 19 tahun bertanggung jawab atas kurang dari 10 persen.
Berdasarkan temuan baru-baru ini, para peneliti menyimpulkan bahwa kelompok usia 20 hingga 49 harus ekstra hati-hati dan harus rajin mengikuti protokol kesehatan. Selain menjaga jarak sosial, masker dan mengikuti etika kebersihan wajib untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari virus yang menular.
Penelitian lain yang diterbitkan di JAMA Network, lebih dari setengah kasus COVID-19 kemungkinan disebabkan oleh orang tanpa gejala. Terungkap bahwa sekitar 59 persen dari semua penularan disebabkan oleh orang tanpa gejala atau OTG. Artinya, mengidentifikasi dan mengkarantina pasien yang bergejala tidak cukup untuk mengontrol penularan COVID-19.
Baca juga: Cuek pada Protokol Kesehatan Masa Pandemi? Ini Kata Psikolog
Beberapa bulan lalu, dua penelitian yang dilakukan pada masalah yang sama menyimpulkan bahwa anak-anak kecil tidak hanya menularkan virus corona tetapi juga dapat menjadi kontributor utama meningkatnya kasus COVID.
Penelitian pertama dilakukan oleh rumah sakit anak di Chicago, Illinois, dan yang kedua dari provinsi pegunungan Trento, Italia. Menurut dua penelitian itu, anak-anak di bawah usia 5 tahun yang mengalami gejala COVID-19 ringan hingga sedang memiliki strain virus di nasofaring 10 hingga 100 kali lebih banyak daripada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.
Temuan studi ini bertentangan dengan yang dilakukan oleh Imperial College London. Jadi, berapa pun usianya, mematuhi protokol kesehatan adalah hal penting untuk mengurangi kasus COVID-19.
TIMES OF INDIA | NEW YORK POST