TEMPO.CO, Jakarta - Media sosial bisa membuat stres, bahkan bagi kita yang hanya memiliki sedikit pengikut. Bagi mereka yang menjadi sorotan, stresnya bisa luar biasa. Itulah sebabnya Dua Lipa menyerahkan akun media sosialnya kepada manajernya.
Dalam wawancara dengan Vogue Inggris, penyanyi itu mengatakan dia tidak lagi menjalankan akun media sosialnya sendiri karena itu menyebabkan kecemasan.
"Saya merasa cemas,” kata penyanyi 25 tahun itu. “Itu mengacaukan kepercayaan diri saya. Saya sangat gugup, bertanya-tanya apa yang akan dikatakan semua orang,” dia menambahkan.
Perasaan cemasnya mulai muncul ketika dia mengetahui orang-orang membicarakannya di media sosial di awal karir Dua. Sangat berbeda dengan kenyataan.
“Saya wawancara dan orang-orang akan bertanya, 'Bagaimana Anda menghadapi kebencian?' Dan saya hanya berpikir, 'Benci? Aku tidak membenci, apa yang kamu bicarakan?'” katanya. "Itu masih sangat awal sehingga orang bahkan tidak peduli ketika ingin mengatakan sesuatu yang kejam."
Saat lebih terkenal lagi, media sosialnya menjadi lebih sibuk. Jadi penyanyi "Don't Start Now" itu sekarang menyerahkan kendali ke orang lain.
Pada Desember, Dua juga berbicara tentang haters di media sosial yang mempengaruhi kesehatan mentalnya. Dia mengatakan mengalami intimidasi pada saat mengeluarkan album pertama.
“Dan itu sesuatu yang membuat saya cemas, kesal, dan merasa seperti tidak cukup baik,” ujar dia.
Dia bahkan sempat merasa tak ditakdirkan berada di atas panggung. Bahkan setelah dia menerima Grammy, sebagian orang masih berpikir dia tak pantas mendapatkannya. Video menarinya saat baru mulai berkarier disebut tidak sesuai untuk di panggung, padahal orang yang mengatakannya belum pernah menonton pertunjukannya secara langsung.
Pengalaman Dua Lipa juga banyak dirasakan orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering menggunakan media sosial mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi dan masalah kesehatan mental lainnya. Platform seperti Instagram dapat dikaitkan dengan ketidakamanan tubuh atau perasaan fear of missing out (FOMO) atau cemas ketinggalan berita atau hal-hal terbaru.
Banyak selebritis terbuka tentang dampak negatif dari komentar media sosial pada kesehatan mental mereka. Orang mungkin berpikir bahwa selebritas tidak akan melihat tweet yang kejam, tapi sebenarnya mereka melihatnya.
Tahun lalu, Selena Gomez mengatakan salah satu dari banyak alasan dia meninggalkan media sosial adalah serangan orang-orang yang membedah setiap gerakannya.
Namun, jika digunakan secara benar, media sosial bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan karena memberi kesempatan orang berbicara, membantu orang tetap terhubung, dan menghubungkan kita dengan sumber daya kesehatan mental yang penting.