Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Kunci Hidup Sehat secara Fisik dan Mental di 2021 meski Pandemi Belum Usai

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi wanita sedang bermeditasi. shutterstock.com
Ilustrasi wanita sedang bermeditasi. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ingin hidup sehat secara fisik dan mental di 2021 tak bisa Anda dapatkan jika hanya rebahan dan mengonsumsi makanan sesukanya. Ada usaha yang perlu Anda lakukan untuk mewujudkannya. Dan itu tidak sulit. 

Bagi pakar kesehatan Vito A. Damay, berolahraga setiap hari selama setengah jam lebih nyaman ketimbang sejam tiga kali seminggu.

Berikut rangkuman Antara tentang hal-hal yang diperlukan demi menjaga kesehatan fisik dan mental menjelang setahun masa pandemi COVID-19 berlangsung dari berbagai sumber.

Kesehatan mental
Founder Remedi Indonesia sekaligus Certified Energy Psychology Practioner, Ferry Fibriandani mengungkap hasil sesi stress release dan meditasi yang timnya lakukan pada awal Maret hingga pertengahan April lalu tentang emosi yang hadir di kala pandemi.

Mayoritas peserta melaporkan merasa takut, khawatir, bosan, bingung, kesal, paranoid, capek, kewalahan, marah, sedih, kangen, merasa terjebak hingga mulai putus asa.

Febri tak menampik, banyak hal yang terjadi pada hidup termasuk jika itu di luar kemampuan Anda. Dia menyarankan Anda untuk bisa mengontrol respons kejadian yang hadir yakni release (melepaskan emosi negatif), reframe (melihat dari sudut pandang berbeda) dan relax (mencari hal yang membuat damai).

"Setelah menguasai release dan reframe, Anda akan menjalani dengan relax," kata dia.

Lalu, bagaimana melepaskan emosi yang tidak nyaman? Remedi Indonesia merekomendasikan Anda untuk mengidentifikasi peristiwa dan rasa tidak nyaman yang menyertai, hadirkan skala emosi 1-10 (1 sangat nyaman, 10 sangat tidak nyaman).

Setelahnya, tanyakan tiga pertanyaan pada diri Anda, yakni: Bisakah Anda melepaskannya? 

Menurut Febri, yang perlu Anda lakukan adalah mendengarkan pertanyaan, menjawab jujur pertanyaan tersebut dan dengan pengaturan napas, mencoba untuk melepaskan semua emosi tidak nyaman tersebut. Lakukan berulang kali hingga skala emosi menjadi semakin nyaman.

Selain itu, olah cinta misalnya memberikan afirmasi positif dan hikmah yang bisa kita lihat dari situasi itu.

Hal lainnya, membaca berita dan hanya dari sumber-sumber yang kredibel, berkomunikasi dengan orang-orang yang mendukung rasa positif, membawa variasi dan kreativitas ke dalam ritual sehari-hari di rumah, misalnya memulai kembali hobi lama selain hanya menonton televisi, mencoba resep-resep makanan dengan bahan yang ada.

Bagi para single alias jomblo, Ferry kembali mengingatkan Anda tetap bisa fokus pada apa yang bisa dikontrol. Daripada stres dengan status single, Anda bisa memulai belajar keluar dari zona nyaman misalnya menggali kreativitas untuk mencari aktivitas unik, seru dan menghibur atau belajar hal baru yang selama ini tidak sempat dilakukan misalnya memasak, melukis, menulis jurnal dan lainnya.

Olahraga
Jangan lupakan olahraga atau beraktivitas fisik untuk menjaga imunitas dan kebugaran Anda, minimal 150 menit per minggu (untuk jenis intensitas sedang), menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Founder the Laughing Runner di New York City, Natalie Dorset menyarankan Anda berolahraga bersama teman yang punya kesamaan minat olahraga dengan Anda dan capai tujuan sehat dengannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kuncinya mendukung satu sama lain. Mengatasi tantangan bersama tidak hanya akan lebih menyenangkan, tetapi juga bisa menjadi cara yang baik untuk tetap terhubung dengan teman," kata Dorset seperti dilansir dari Prevention, Jumat, 1 Januari 2020.

Periksa kondisi ke dokter
Pandemi COVID-19 seharusnya bukan halangan untuk Anda memeriksakan kondisi kesehatan. Tak harus langsung ke klinik atau fasilitas kesehatan, Anda bisa berkonsultasi secara virtual, kata dokter di UNC Health, Anita Skariah.

Orang dengan penyakit seperti hipertensi dan diabetes sebaiknya memastikan kondisinya terkontrol di samping tetap menerapkan 3M.

"Selain memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan, garis pertahanan lainnya adalah menjaga kondisi kronis tetap terkendali dengan baik. Ini dapat mencegah tubuh menjadi kewalahan jika harus menghadapi COVID-19," kata Skariah.

Pola makan dan tidur cukup
Pakar kesehatan menyarankan Anda memastikan asupan makanan sesuai kebutuhan tubuh dan pilihlah yang sehat. Pakar diet sekaligus pemilik Nutri Savvy Health, Lauren O'Connor mengatakan, makanan sehat bukanlah tentang merombak pola makan Anda.

Beberapa pengganti favorit O'Connor misalnya mengoleskan alpukat pada roti lapis, bukan mayo atau mencampurkan pisang beku dengan setengah cangkir beri sebagai alternatif pengganti es krim.

Selain makanan, jangan lupakan waktu tidur yang berkualitas. Umumnya, orang dewasa perlu tidur malam minimal 6-7 jam, menurut dokter umum RS Pondok Indah - Pondok Indah, I Made Tirta Saputra.

Pakar kesehatan tidak menyarankan Anda begadang atau tidur terlalu larut karena bisa menganggu siklus tidur dan bangun alami tubuh. Begadang misalnya selama beberapa minggu atau bulan, bersiaplah menghadapi risiko terkena kondisi medis lebih serius seperti obesitas, penyakit jantung dan diabetes.

Keluar rumah
Gara-gara pandemi COVID-19, sebagian orang mengubah bahkan membatalkan rencana liburan pada tahun 2020. Tetapi orang-orang masih menemukan cara untuk berlibur di tengah pandemi yakni memilih lokasi liburan yang lebih dekat ke rumah dan melakukan staycation di lokasi privat.

Psikolog Ann-Louise Lockhart seperti dikutip dari Insider mengatakan, bepergian atau berlibur mungkin terkesan manja tetapi sebenarnya ini terkait dengan kesehatan mental dan ini membuatnya sangat penting.

Bahkan, sekedar perjalanan singkat (dengan menerapkan 3M) bisa membuat perbedaan yang dapat membantu mendukung kesehatan mental keluarga dan anak-anak.

Skariah juga mengajurkan Anda sekadar keluar dari rumah dan menikmati alam di sekitar. Sinar matahari di luar ruangan dapat membantu Anda menghilangkan stres, terutama jika Anda sering menatap cahaya buatan yang dipancarkan dari layar komputer.

"Berjalan-jalanlah sebentar atau sekedar menikmati udara segar dan sinar matahari. Anda semua akan merasa segar," kata dia.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

1 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

2 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

4 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

4 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

4 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

6 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.


Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

9 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

9 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

9 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.