TEMPO.CO, Jakarta - Sering kali orang melihat wajah bayi tercakar tanpa diketahui kapan dia melakukannya. Cakaran itu sangat menyedihkan. Selain merusak kulit, Anda mungkin membayangkan bagaimana rasa perihnya.
Mengapa bayi suka mencakar diri sendiri? Dikutip dari healthline.com, Rabu, 30 Desember 2020, ada penjelasan mengapa bayi melakukannya.
1. Gerakan yang tidak terkontrol
Bayi tidak memiliki kendali penuh atas tubuh mereka saat baru lahir. Sebaliknya, refleks mengontrol banyak gerakan mereka. Salah satu refleks bayi baru lahir yang umum adalah respons kejut yang tidak disengaja yang disebut refleks Moro.
Akibat refleks ini, ketika bayi dikejutkan oleh suara keras, gerakan tiba-tiba, atau kehidupan secara umum, mereka biasanya bereaksi dengan melengkungkan punggung dan merentangkan lengan dan kaki, diikuti dengan meringkuk lagi. Tangan mereka mungkin tersentak ke arah wajah, dan mungkin tanpa sengaja menggaruk tubuh.
Jangan takut, ini tidak akan bertahan selamanya! Antara usia 3 dan 6 bulan, bayi umumnya tidak lagi memiliki refleks Moro. Anda akan tahu refleks ini akan hilang saat gerakan bayi Anda menjadi lebih terkontrol dan tidak terlalu tersentak.
Anda juga dapat membantu bayi Anda berkembang di area ini dengan memberi mereka ruang untuk meregangkan lengan dan kakinya setiap hari. Ini akan membantu mereka mengembangkan otot.
2. Iritasi atau gatal pada kulit
Saat kulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim mungkin akan sedikit kering. Akibatnya, muncul bercak kasar, bayi berjerawat, atau mengelupas. Ini sangat normal. Seringkali, ini bukan masalah besar dan akan segera beres dengan sendirinya. Meskipun demikian, ini mungkin menimbulkan beberapa goresan untuk sementara.
3. Kuku bayi yang tajam
Meskipun kecil, kuku bayi ganas. Mereka tumbuh dengan cepat dan cenderung setajam cakar. Karena bayi sering kali meletakkan tangan di dekat wajah, mereka sering meninggalkan luka secara tidak sengaja.