Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gangguan Makan Pika Dikaitkan Kurang Zat Besi, Sabun dan Pasir Pun Dilahap

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Gangguan Makan dari Media Sosial
Gangguan Makan dari Media Sosial
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah melihat seseorang menyantap sesuatu yang bukan makanan seperti pasir atau batu? Jika iya, ada kemungkinan orang itu mengalami pika alias gangguan menyantap sesuatu yang tak bernilai nutrisi atau bahkan tergolong berbahaya. Gangguan makan ini bisa juga menyantap benda-benda berbahaya seperti sabun atau cat yang mengandung racun. 

Tidak ada satu penyebab khusus pika, namun dokter spesialis gizi dan Ketua Departemen Ilmu Gizi FK UI, Nurul Ratna Mutu Manikam, menyebut, dalam beberapa kasus defisiensi besi dan zinc atau nutrisi lain bisa berhubungan dengan pika ini.

"Indentifikasi defisiensi zat besi, yakni ada keluhan cepat lelah, pusing, pucat dan pika atau mengunyah atau makan benda tertentu misal es, sabun," kata dia dalam webinar "Kekurangan Zat Besi Sebagai Isu Kesehatan Nasional di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kemajuan Anak Generasi Maju", Kamis.

Laman Healthline mencatat, pika kebanyakan dialami anak-anak dan wanita hamil serta sifatnya bisa hanya sementara. Keinginan memakan sesuatu tak biasa bisa menjadi pertanda tubuh mencoba mengisi kembali tingkat nutrisi yang rendah salah satunya zat besi.

Khusus pada anak, selain bisa berbahaya, pika juga bisa menyulitkannya bergaul dengan rekan sebayanya. Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani mengatakan, Anda bisa membayangkan ketika anak bermain dengan temannya lalu tiba-tiba memakan batu bata, pasti dia akan dianggap aneh dan akhirnya berujung sulit bersosialisasi.

Untuk mendeteksi pika sebenarnya tak ada tes khusus, tetapi dokter akan mendiagnosis berdasarkan beberapa faktor dan riwayat pasien termasuk kebiasaan menyantap benda-benda bukan makanan.

Dokter bisa juga meminta pasien melakukan tes darah melihat kadar zat besi atau zinc-nya, misalnya uji saring untuk sekaligus mengetahui level hemoglobin.

Pika akibat kekurangan zat besi bisa dicegah melalui asupan nutrisi seimbang terutama dari makanan yang mengandung zat besi seperti sumber protein hewani semisal hati sapi atau ayam, daging sapi atau kambing, kuning telur, daging unggas, ikan, udang dan tiram.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nurul mengatakan, protein hewani ini bisa dilengkapi dengan protein nabati semisal kacang-kacangan yakni kedelai, kacang hijau, sayuran hijau dan biji-bijian.

"Pilihan utama dari hewani dulu baru kemudian dari nabati," kata dia.

Menurut Nurul, untuk meningkatkan penyerapan zat besi, diperlukan nutrisi lain semisal protein, vitamin C untuk membantu mengubah zat besi dari makanan menjadi yang siap diserap ke dalam usus, kemudian vitamin B6 dan B1 serta asam folat untuk mencegah anemia dan seng.

"Kalau makan protein otomatis kita makan zat besi karena proses metabolisme zat besi membutuhkan protein untuk transporter dari usus ke sel target. Kemudian kita memerlukan vitamin C dari buah potong, sayur mayur, kuprum atau bagian dari mineral," papar Nurul.

Di sisi lain, perhatikan juga bahan-bahan yang bisa menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh antara lain: tannin yang biasanya terkandung dalam teh atau kopi, asam oksalat seperti dalam berry, cokelat dan teh, lalu fitat yang umum terdapat dalam biji-bijian.

Jika ternyata pika yang seseorang alami disebabkan kekurangan nutrisi termasuk zat besi, maka dokter juga bisa meresepkan vitamin atau suplemen, misalnya suplemen zat besi jika dia mengalami anemia defisiensi besi.

Sebuah studi dalam Journal of Applied Behavior Analysis pada tahun 2000 menyatakan, suplemen multivitamin sederhana bisa menjadi pengobatan yang efektif dalam beberapa kasus pika.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

22 jam lalu

Ilustrasi lupus. Shutterstock
Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.


Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

12 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?


Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

18 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.


Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

22 hari lalu

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya
Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

Anda mungkin merasa perlu menghadiahi diri dengan makanan enak setelah hari berat dan panjang. Namun pakar mengingatkan cara ini tak baik buat mental.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

24 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

45 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?


8 Menu Sahur Sehat untuk Ibu Hamil yang Baik untuk Janin

46 hari lalu

Ada beberapa menu sahur sehat untuk ibu hamil yang bagus untuk janin. Menu ini kaya akan protein dan serat, serta kandungan nutrisi penting lainnya. Foto: Canva
8 Menu Sahur Sehat untuk Ibu Hamil yang Baik untuk Janin

Ada beberapa menu sahur sehat untuk ibu hamil yang bagus untuk janin. Menu ini kaya akan protein dan serat, serta kandungan nutrisi penting lainnya.


Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

46 hari lalu

Ilustrasi telur. Sumber: iStock/foxnews.com
Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

Telur merupakan sumber protein hewani yang serbaguna untuk memenuhi kebutuhan gizi anak saat diolah menjadi MPASI.


Tallulah Willis, Putri Bruce Willis dan Demi Moore Didiagnosis Mengidap Autisme

50 hari lalu

Tallulah Willis. Instagram.com/@buuski
Tallulah Willis, Putri Bruce Willis dan Demi Moore Didiagnosis Mengidap Autisme

Tallulah Willis mengungkapkan diagnosis autisme melalui video masa kecilnya dengan Bruce Willis


Bisa Kenyang Lama, Ini 10 Camilan Sehat Cocok untuk Sahur

50 hari lalu

Ilustrasi yoghurt, granola, dan raspberry. Foto: Unsplash/Alisha Hieb
Bisa Kenyang Lama, Ini 10 Camilan Sehat Cocok untuk Sahur

Berikut 10 camilan sehat dan lezat untuk waktu sahur.