TEMPO.CO, Jakarta - Influencer media sosial dinilai efektif mengedukasi masyarakat tentang pandemi Covid-19. Gugus tugas virus korona Gedung Putih mengajak lebih dari 36 influencer, termasuk selebriti, atlet, dan musisi.
Sebelum melakukan edukasi di akun media sosial masing-masing, mereka berdiskusi dengan Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan anggota gugus tugas virus korona Gedung Putih pada April lalu. Pertemuan itu diatur oleh Kim Kardashian. Dia mengajak beberapa rekan selebriti, termasuk Katy Perry dan Gwyneth Paltrow.
Saat diskusi berlangsung, pandemi baru dimulai. Masih banyak orang yang belum mengetahui cara menghadapinya, termasuk tentang cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Para influencer itu ditugasi memberikan edukasi kepada para pengikutnya.
Dalam wawancara baru dengan CNN, Fauci mengatakan bahwa panggilan tersebut melibatkan selebriti, musisi dan atlet, termasuk Ashton Kutcher, Mila Kunis, Orlando Bloom, Katy Perry, 2 Chainz, Gwyneth Paltrow, Brad Falchuk dan banyak lagi.
Ahli bedah umum Jerome Adams sebelumnya meminta influencer media sosial, termasuk adik Kim Kardashian, Kylie Jenner, untuk menggunakan platform mereka agar remaja dan milenial memahami keseriusan pandemi Covid-19 pada bulan Maret.
"Mereka adalah sekelompok besar bintang film dan beberapa tokoh olahraga, mereka ingin tahu tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk tetap aman, tentang memakai masker dan menghindari keramaian," kata Fauci. "Saya terkesan dengan pertanyaan yang mereka ajukan, dengan tingkat kecanggihan mereka."
Fauci mengatakan selebriti yang berpartisipasi memiliki pengaruh besar yang bisa menyebarkan edukasi agar tetap aman selama pandemi. Jika mereka mengatakan memakai masker itu penting, maka pesan itu akan sampai ke jutaan orang lain.
Pada Agustus, Fauci berbicara dengan Matthew McConaughey selama 40 menit di Instagram Live untuk membahas COVID-19 dan krisis kesehatan global.
Amerika merupakan salah satu negara dengan rekor tertinggi korban Covid-19. Pada 8 November, setidaknya ada 10 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di AS, sementara setidaknya 237.800 orang telah meninggal karena penyakit terkait virus corona, menurut database virus corona The New York Times.