Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti: Wanita dengan Haid Tidak Teratur Berisiko Alami Kematian Dini

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid
24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian perempuan mengalami menstruasi yang tidak teratur dalam jangka waktu lama. Jika Anda termasuk di antaranya, sebaiknya periksakan ke dokter. Sebuah studi baru yang diterbitkan di British Medical Journal (BMJ) menyebutkan bahwa siklus haid yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kronis di usia dini.

Tim peneliti yang berbasis di Amerika Serikat melaporkan bahwa perempuan yang mengalami menstruasi tidak teratur ternyata mengalami tingkat kematian yang lebih tinggi daripada wanita yang memiliki menstruasi teratur.

Penyebab kematian bisa terkait dengan penyakit kardiovaskular, kanker ovarium, diabetes tipe 2, dan gangguan kesehatan mental.

Tapi siklus haid bukan satu-satunya faktor. Kematian dini itu juga dipengaruhi faktor lain seperti gaya hidup, usia, berat badan dan riwayat kesehatan keluarga juga menjadi penyebab.

Penelitian yang dilakukan selama 24 tahun ini melacak kondisi kesehatan wanita dan siklus menstruasi mereka. Wanita yang melaporkan bahwa panjang siklus menstruasinya adalah 40 hari antara usia 18 hingga 22 dan 29 hingga 46 lebih mungkin meninggal pada usia muda yaitu sebelum 70 daripada wanita yang melaporkan siklus reguler 26 hingga 31 hari di kelompok usia yang sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, ini bukan berarti perempuan yang mengalami menstruasi tidak teratur harus ketakutan. Hasil penelitian ini hanyalah gejala dan tanda, bukan diagnosis.

Seperti polycystic ovarian syndrome (PCOS) atau gangguan hormon dan dampaknya pada siklus menstruasi yang dapat diobati, wanita dengan siklus haid tidak teratur juga bisa berobat untuk mengurangi segala jenis risiko kesehatan.

Penelitian ini bersifat observasional. Peserta dalam penelitian ini dapat memiliki faktor lain yang mempengaruhi kesehatan mereka seperti kerja shift malam, berat badan, dan kondisi gaya hidup.

PINKVILLA | THE SUN 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

1 hari lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

1 hari lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


Mengenal Miom Uteri, Tumor Jinak yang Perlu Diwaspadai

4 hari lalu

Ilustrasi Miom atay Mioma. shutterstock.com
Mengenal Miom Uteri, Tumor Jinak yang Perlu Diwaspadai

Gejala miom uteri dapat berupa perdarahan hebat saat menstruasi serta kesulitan untuk hamil bergantung pada lokasi dan ukurannya.


Pengaruh Sering Makan Makanan Olahan pada Menstruasi

6 hari lalu

Ilustrasi menstruasi. India Times
Pengaruh Sering Makan Makanan Olahan pada Menstruasi

Sering makan makanan olahan dibanding makanan rumahan menjadi salah satu penyebab anak perempuan lebih cepat mengalami menstruasi.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

9 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

10 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Jangan Menularkan Penyakit setelah Lebaran, Ini yang Perlu Dilakukan

12 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Jangan Menularkan Penyakit setelah Lebaran, Ini yang Perlu Dilakukan

Setelah Lebaran, orang telah banyak berinteraksi dengan yang lain dan kemungkinan lupa menerapkan pola hidup sehat. Jangan sampai menularkan penyakit.


Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

15 hari lalu

Ilustrasi lansia. Mirror.co.uk
Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?


Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

16 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

17 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah