TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi ini, banyak orang menggunakan sarung tangan karet demi mencegah tertular Covid-19. Namun tak banyak juga mengetahui efektivitas penggunaan sarung tangan karet mencegah masuknya virus corona ke dalam tubuh Anda.
Sarung tangan karet sesuai standar medis haruslah memiliki spesifikasi seperti bebas dari tepung (powder free), memiliki cuff (bagian ujung pergelangan tangan) sampai melewati pergelangan tangan dengan panjang minimum 230 mm dan berukuran S, M, L, desain bagian pergelangan tangan harus dapat menutup rapat tanpa kerutan, tidak menggulung atau mengkerut selama penggunaan dan tidak mengiritasi kulit.
Dalam dunia medis, sarung tangan karet dibagi lagi menjadi 2 jenis, yakni sarung tangan pemeriksaan (examination gloves) dan sarung tangan bedah (surgical gloves). Sarung tangan bedah haruslah steril, sedangkan sarung tangan pemeriksaan bisa non-steril. Namun prosedur pemakaian keduanya tetap harus benar untuk menjamin keamanan pasien maupun tenaga medis saat menggunakannya.
Selama masa pandemi, sarung tangan karet hanya digunakan sebagai salah satu alat proteksi tenaga kesehatan. Namun, sarung tangan karet bukanlah alat untuk menangkal virus itu masuk ke tubuh manusia. Gugus Tugas Covid-19 maupun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun tidak pernah merekomendasikan penggunaan sarung tangan ini untuk kalangan non-medis.
Selain karena stoknya yang terbatas, efektivitas penggunaannya dalam melindungi diri dari virus corona bergantung pada banyak hal, seperti berikut ini.
1. Tetap harus mencuci tangan
Penggunaan sarung tangan karet bukan untuk menggantikan kewajiban Anda mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer. Bahkan sebelum memasang sarung tangan karet, para tenaga medis tetap harus membersihkan tangan agar tidak ada kuman yang menempel.
2. Hati-hati saat memasang
Pemasangan sarung tangan karet harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengontaminasi tangan yang telah dibersihkan. Pegang bagian ujung pergelangan sarung tangan, kemudian masukkan jari ke dalam sarung dan pastikan ia terpasang dengan kencang serta tidak ada kerutan. Lakukan prosedur yang sama saat memasang sarung tangan kedua. Pastikan tangan yang telah terpasang sarung tangan hanya menyentuh bagian luar sarung tangan kedua agar tidak terjadi kontaminasi.
3. Hati-hati saat melepas
Pada tenaga medis, sarung tangan karet harus dilepas langsung setelah melakukan tindakan, misalnya merawat pasien atau mengambil darah. Pelepasan sarung tangan karet ini pun tidak boleh sembarangan, agar tangan tidak terpapar virus atau kuman dari permukaan sarung tangan.
Caranya, cubit bagian ujung sarung tangan karet sebelah kiri, tarik ke depan hingga sepenuhnya terlepas dari tangan dalam keadaan terbalik. Pegang sarung tangan itu dengan tangan kanan, selipkan 3 jari ke bagian bawah sarung tangan yang menempel pada pergelangan tangan.
Selanjutnya, gulung sarung tangan hingga sepenuhnya terlepas dari tangan dan menggulung sarung tangan kiri yang sedang dipegang.Langsung buang sarung tangan karet bekas tersebut. Setelahnya, tenaga kesehatan harus mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, atau menggosok tangan dengan alkohol maupun hand sanitizer.
4. Tidak boleh digunakan berulang kali
Baik WHO, Kementerian Kesehatan RI, maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) sepakat bahwa sarung tangan karet hanya boleh digunakan satu kali (single use). Jadi jika sudah lepas dari tangan Anda, maka sarung tangan tersebut harus langsung dibuang dan tidak boleh digunakan kembali.