TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan produk skincare atau perawatan kulit dan makeup kini semakin pesat, termasuk kreativitas dan inisiatif mereka memproduksi bahan yang aman untuk ibu hamil. Terlebih sebagian besar ibu hamil mengeluh kulit berubah menjadi cenderung kering, semakin gelap (suatu kondisi yang disebut melasma atau kolasma), dan mudah berjerawat.
Menurut dokter spesialis kandungan dan kebidanan Dinda Derdameisya produk skincare yang bisa dibeli bebas di toko resmi termasuk relatif aman jika digunakan bagi ibu hamil, yang sudah melahirkan, dan sedang menyusui.
"Yang perlu ditinjau ulang jika kita pakai krim racikan kulit khususnya ketika kita menggunakan treatment khusus untuk mencerahkan dan obat jerawat tidak disarankan," ucap Dinda dalam Live Instagram bersama Tasya Farasya, Rabu 16 September 2020.
Dinda Derdameisya menambahkan bahan dengan turunan vitamin A atau retinoid, hydroquinone dan obat-obat pereda jerawat bisa berisiko ada perkembangan janin yang dikandung. Jika sudah terlanjur menggunakannya, sebaiknya jangan panik dulu tapi hentikan dan tetap dipantau bersama dokter yang menangani.
Produk yang dijual bebas memiliki tingkat retinoid yang lebih rendah, sementara obat resep - seperti Retin-A ( tretinoin ) dan Accutane (isotretinoin) - mengandung dosis yang jauh lebih tinggi. Jumlah retinoid yang diserap oleh produk topikal cenderung rendah, tetapi masalah efek perkembangan dikaitkan dengan dosis yang lebih tinggi. Dengan demikian, semua retinoid disarankan untuk tidak digunakan selama kehamilan.
Bagi ibu hamil yang berhenti menggunakan skincare dari dokter biasanya berefek pada kulit wajah, namun yang terpenting kembali ke menjaga kebersihan wajah. Misal dengan mencuci dan membersihkan wajah secara rutin. "Jika ingin menggunakan perawatan khusus jerawat disarankan konsultasi dulu pada dokter agar mendapat perawatan khusus untuk ibu hamil," lanjutnya.
Sementara untuk makeup, ibu hamil disarankan untuk menghindari produk yang mengandung paraben. "Hasil smal studi menyebutkan jika penggunaan paraben mengganggu fungsi fungsi hormon dan infertilitas. Namun, jika penggunaan dalam dosis dan batas aman tidak apa-apa, karena fungsi paraben sendiri kan sebagai anti jamur dan bakteri," ucap Dinda.