TEMPO.CO, Jakarta - Diet gluten free merupakan piola makan dengan tidak mengonsumsi protein gluten. Protein ini terdapat pada serealia, seperti gandum, jelai, dan gandum hitam. Protein alami ini juga dapat ditemukan pada produk-produk olahannya, sepert roti, donat, pizza, serta makanan lain yang berbahan dasar serealia tersebut.
Gluten memang tidak mengandung nutrisi yang penting, malah protein ini disebut mengancam orang dengan kondisi medis tertentu, seperti pengidap penyakit Celiac dan orang-orang yang sensitif atau memiliki intoleransi gluten. Namun, diet ini juga sering diikuti oleh orang-orang yang tidak mengalami kondisi tersebut.
Bagi orang yang mengidap Celiac, salah satu penyakit autoimun, konsumsi gluten menyebabkan kerusakan usus halus. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap nutrisi sehingga bisa terjadi komplikasi masalah kesehatan dalam jangka panjang.
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 2017 oleh Expert Review of Gastroenterology and Hepatology, bahaya gluten bagi pencernaan juga dapat terjadi pada orang yang tidak memiliki penyakit Celiac, tetapi tubuhnya bereaksi pada asupan gluten.
Orang-orang tersebut biasanya mengidap enteropati sensitif gluten (GSE) atau intoleransi gluten, alergi gandum, serta dermatitis herpetiformis (DH) atau respons autoimun berupa ruam kulit.
Penderita penyakit Celiac dan orang yang sensitif terhadap gluten dapat mengalami gejala-gejala kesehatan setelah mengonsumsinya, antara lain perut kembung, diare, sakit kepala, kelelahan, ruam kulit, hingga masalah mental kabut otak atau ketidakmampuan untuk mengingat dan fokus (brain fog).
Tapi, haruskah orang yang tidak mengalami kondisi di atas juga melakukan diet gluten free untuk mencegah kemungkinan gangguan kesehatan?
Pada dasarnya, menghindari gluten tidak memiliki risiko ataupun manfaat langsung bagi orang yang sehat. Gluten pun tidak jarang ditemukan pada makanan kaya akan nutrisi yang diperlukan tubuh.
Oleh karena itu, diet bebas gluten juga berpotensi mengakibatkan terbatasnya asupan nutrisi seseorang. Apalagi, sejumlah makanan bebas gluten tidak memiliki kandungan serat yang memadai.
Belum ada hasil penelitian yang membuktikan secara signifikan bahwa konsumsi gluten dapat membahayakan kesehatan seseorang tanpa kondisi medis khusus. Jadi, selama gluten masih dapat dicerna dengan baik dan tidak ada keluhan maka tidak ada bahaya gluten yang perlu dicemaskan.