TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak pertimbangan ketika memilih pasangan, terutama untuk teman hidup sepanjang usia. Misalnya mempertimbangkan latar belakang keluarga, pekerjaan atau lainnya. Namun bagi Michelle Obama ada pertimbangan lain saat memilih Barack Obama menjadi pasangan seumur hidupnya.
Pada episode podcast terbaru, mantan ibu Negara Amerika Serikat itu berbicara dengan Conan O'Brien, dan topik tentang hubungan muncul. Ketika dia mengatakan dia merasa seperti pria siap untuk menikah, secara emosional dan intelektual, di kemudian hari, Obama setuju. "Hal yang sama berlaku untuk saya," kata Obama. "Saya pikir kecenderungan seorang pria untuk menunggu dan pergi ke sana dan mencari dan mempersiapkan dirinya, saya pikir adalah naluri baik yang harus dipikirkan lebih banyak wanita muda."
Michelle Obama membandingkan memilih pasangan dengan memilih tim bola basket. "Karena jika Anda melihat sebuah tim, orang-orang yang Anda inginkan untuk menang, maka nomor satu, Anda ingin semua orang di tim Anda kuat," katanya seperti dilansir dari laman Glamour.
"Anda tidak ingin ada hubungan yang lemah. Anda tidak ingin seseorang yang dapat Anda dominasi. Anda tidak ingin seseorang yang seperti pecundang, bukan? Dan juga, jika Anda berada dalam tim, Anda memiliki untuk dapat melakukan segalanya, terutama dalam bola basket. Ini seperti, Anda tidak akan pernah memilih seseorang yang berkata, 'Saya hanya menggiring bola. Saya tidak menembak. Saya tidak bertahan. Saya hanya menggiring bola.' "
Dia melanjutkan, "Jika kami memandang pernikahan sebagai tim nyata, Anda ingin rekan satu tim Anda menjadi pemenang. Anda ingin LeBron, kan?"
Michelle Obama mengaku seluruh proses menemukan pasangan sampai akhirnya melangkah ke jenjang pernikahan tidak mudah. “Orang tidak sempurna. Pernikahan itu sulit. Ini adalah perjuangan untuk semua orang," kata Obama." Tapi pertanyaan yang harus Anda tanyakan adalah apakah Anda ingin menghabiskan hidup ini dengan seseorang? Apakah Anda ingin membangun sesuatu dengan seseorang? Dan tidak ada cara ajaib untuk mewujudkannya. "
Ibu dua anak ini berpesan, ada banyak pekerjaan dan usaha yang harus dilakukan untuk memutuskan seseorang yang akan menjadi teman hidup. "Saya akan menutup aplikasi, dan saya akan mengajak gadis ini berkencan, dan saya akan mengajaknya keluar untuk beberapa bulan. Saya akan berinvestasi pada orang lain ini, karena itulah berkencan. Kamu tidak bisa menggunakan Tinder menuju hubungan jangka panjang," tandasnya.