TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu cara untuk mengetahui kecukupan nutrisi anak adalah dengan melihat pertumbuhan fisiknya melalui pengukuran tinggi. Sayangnya, tak semua orang tua melakukannya secara rutin, bahkan tak tahu bagaimana melakukannya.
Dalam survei lain yang dilakukan Abbott terhadap 1.221 orang tua di Indonesia belum lama ini diketahui 56 persen responden tidak mengukur dan memantau tinggi badan anak mereka secara teratur. Dari jumlah itu, sepertiga di antaranya karena ketidaktersediaan instrumen pengukuran yang sesuai.
Kekurangan nutrisi kronis dapat menyebabkan anak stunting. Kondisi ini merupakan masalah sosial dan ekonomi yang terus berlanjut di Indonesia. Saat ini angka stunting adalah 27,67 persen atau sekitar 1 dari 4 anak di bawah usia lima tahun tidak tumbuh ideal.
Usia lima tahun pertama dianggap sebagai masa pertumbuhan kritis bagi setiap anak. Jika tidak ditangani, anak berisiko tidak mencapai potensi pertumbuhan optimal yang membawa efek jangka panjang pada kesehatan, performa di sekolah, dan di dunia kerja di masa depan.
Dokter spesialis anak bidang nutrisi dan metabolik di RS Pantai Indah Kapuk, Conny Tanjung, mengatakan bahwa tanpa nutrisi yang tepat dan adekuat, pertumbuhan bisa terhambat. Ini bisa menyebabkan penyakit dan masalah perkembangan kognitif yang memiliki konsekuensi serius di kemudian hari bagi anak-anak.
“Stunting dapat dicegah dengan pemberian nutrisi yang tepat dan pemantauan pertumbuhan yang ketat sehingga anak dapat mencapai pertumbuhan yang optimal. Pertumbuhan linear yang terjadi pada lempeng pertumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain gen, hormon dan nutrisi,” ucap Conny dalam peluncuran Growthpedia oleh Abbott, Kamis, 27 Agustus 2020.
Kunci untuk mengetahui adanya gejala malnutrisi secara dini adalah melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan anak secara teratur. Penting bagi orang tua dalam mempersiapkan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan optimal otak dan tulang, demi masa depan anak.
"Orang tua dapat memantau pertumbuhan anaknya dan memastikan bahwa nutrisi yang tepat dan adekuat didapatkan sejak dini untuk memaksimalkan potensi yang ada di masa depan. Untuk mengetahui adanya gejala malnutrisi secara dini adalah melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan anak secara teratur," ujar Conny.
Dia melanjutkan, 60 persen tinggi badan orang dewasa dicapai pada usia lima tahun, sehingga asupan nutrisi yang tepat menjadi penting di usia dini.
"Gizi buruk dapat menyebabkan defisit energi, protein, atau mikronutrisi, sehingga menyebabkan dampak negatif pada tumbuh kembang anak. Gizi buruk dapat memperlambat sel pelat pertumbuhan sehingga menyebabkan stunting," kata Conny.