TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung pada wanita dan pria memiliki gejala yang sedikit bebeda. Meski pada umumnya, gejalanya seperti nyeri dada, tekanan atau ketidaknyamanan pada dada. Hal ini biasanya berlangsung lebih dari beberapa menit atau bisa juga hilang timbul.
Namun, nyeri dada yang terjadi pada wanita tidak selalu parah atau malah jarang disadari. Beberapa pasien wanita menggambarkan nyeri dada sebagai tekanan atau sesak saja. Bahkan, ada kemungkinan wanita mengalami serangan jantung tanpa didahului dengan nyeri dada. Dibandingkan dengan pria, wanita lebih cenderung merasakan gejala penyakit jantung yang tidak berkaitan dengan nyeri dada.
Beberapa gejala penyakit jantung pada wanita, antara lain:
- Perasaan tidak nyaman pada leher, rahang, bahu, punggung bagian atas, atau perut
- Sesak napas
- Nyeri pada satu atau kedua lengan
- Mual atau muntah
- Berkeringat
- Sakit kepala ringan atau pusing
- Kelelahan yang tidak biasa
- Gangguan pencernaan
- Heartburn atau nyeri ulu hati
- Bengkak di kaki, telapak atau pergelangan kaki
- Kenaikan berat badan
- Gangguan tidur
- Jantung berdebar kencang (jantung berdebar)
- Batuk
- Mengi
- Pusing
- Gelisah
- Pingsan.
Beberapa dari gejala ini mungkin samar dan tidak sejelas nyeri dada yang sering dikaitkan dengan serangan jantung. Kemungkinan hal ini dikarenakan wanita cenderung memiliki penyumbatan pembuluh darah yang tidak hanya terjadi di arteri utama saja, tetapi juga pada pembuluh darah lebih kecil yang memasok darah ke jantung. Ini adalah kondisi yang disebut sebagai mikrovaskular koroner atau penyakit jantung pembuluh kecil.
Tekanan emosional juga dapat berperan penting dalam memicu serangan jantung pada wanita. Selain itu, jika dibandingkan dengan pria, wanita cenderung merasakan gejala lebih sering ketika dalam kondisi beristirahat atau bahkan ketika sedang tidur.
Dengan beberapa gejala yang berbeda dari pria, membuat wanita mungkin lebih jarang didiagnosis menderita penyakit jantung. Terlebih lagi, wanita tidak selalu mengenali gejala yang dirasakan sebagai gejala penyakit jantung dan mengabaikannya sehingga tidak sedikit yang baru datang ke ruang gawat darurat dalam kondisi kerusakan jantung.
Semakin dini faktor risiko penyakit jantung dicegah atau diobati, semakin kecil kemungkinan Anda terkena penyakit jantung di kemudian hari. Walaupun Anda tidak memiliki gejala, penting sekali untuk tetap waspada karena penyakit jantung dapat memiliki gejala yang samar dengan penyakit lain.
Tanda-tanda peringatan penyakit jantung, seperti kelelahan, gangguan pencernaan, dan sesak napas, kerap dianggap sebagai penyakit ringan. Akan tetapi, karena serangan jantung dapat terjadi tiba-tiba, penting untuk tidak mengabaikan tanda-tanda peringatan yang potensial. Khususnya, jika Anda termasuk dalam kelompok yang memiliki faktor risiko tinggi.