Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seberapa Ampuh Vaksinasi Dewasa di Masa Pandemi? Simak Kata Ahli

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada masa pandemi, upaya preventif untuk menjaga kesehatan diri sangat penting. Orang dewasa juga butuh vaksinasi supaya tidak gampang terserang penyakit. 

Vaksin merupakan suatu zat atau senyawa yang mengandung bakteri atau penyebab penyakit yang sudah dilemahkan atau sudah dimatikan. Melalui vaksin, orang dewasa dapat melindungi diri dari penyakit yang berbahaya bahkan mematikan.

Head of Medical and Training ZAP Clinic Dokter Dara Ayuningtyas mengatakan, vaksinasi dewasa memiliki peranan penting yang membentuk antibodi (kekebalan) tubuh. Ini dapat mencegah terjangkit virus atau bakteri penyebab penyakit di saat pandemi yang dapat menimbulkan komplikasi atau bahkan kematian.

salah satu vaksin bagi orang dewasa adalah influenza. Penyakit ini memiliki tingkat penularan yang tinggi, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Setiap tahun, WHO mencatat lebih dari 650 ribu kasus kematian terkait influenza di seluruh dunia. Padahal, penyakit ini bisa dengan mudah dicegah oleh vaksin karena efektivitas vaksin influenza dapat mencapai 95 persen bagi mereka yang memiliki tingkat imunitas baik.

"Vaksin influenza, meningitis, dan pneumokokus dibutuhkan karena ketiganya merupakan penyakit serius yang sering diabaikan karena terlihat remeh atau gejalanya tidak cukup familiar," ungkap Dara.

Sementara itu, walaupun seseorang pernah mendapat vaksin meningitis dan pneumokokus saat kecil, efektivitas vaksin tersebut akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Orang dewasa, khususnya mereka di atas 50 tahun, memiliki risiko tinggi untuk terjangkit meningitis dan pneumokokus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Dara, situasi pandemi membuat banyak orang lebih waspada menjaga daya tahan tubuh sebagai usaha preventif agar tidak tertular virus corona. Dengan vaksin pertahanan tubuh kuat gejalanya tidak lebih kuat dan mencegah menularkan penyakit.

"Upaya ini adalah bentuk investasi agar tubuh nggak gampang sakit. Orang dewasa juga perlu vaksin. Kita ggak akan menimbulkan gejala yg sangat parah atau komplikasi berlebihan," kata dia.

Di Indonesia, vaksin dewasa belum bisa sekomprehensif vaksin anak. Padahal menurut data, vaksin bisa mencegah kematian 10 kali lipat. Vaksin influenza direkomendasikan setahun sekali, namun terkadang dianggap sepele.

Perlu diketahui, saat kondisi flu, sekali bersin menyebarkan 100 ribu kuman ke lingkungan sekitar dan bisa tahan di permukaan selama 24 jam. Yang paling penting di dunia ada 1 miliar kasus flu. Jadi jangan anggap sepele si flu ini sebab komplikasinya bisa menyebabkan kematian.

Lantas rekomendasi vaksin apa yang bisa dilakukan di masa pandemi? Dara menjelaskan ada dua vaksin yakni infleunza dan peneumonia (PVC). "Saat melakukan vaksinasi usahakan kondisi tubuh sehat tidak ada demam dan flu, supaya bisa dibentuk antibodinya lebih maksimal, takut antibodinya terkalahkan dengan vaksin yang disuntikkan," saran Dara.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

21 jam lalu

ilustrasi Haji (pixabay.com)
Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.


Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

2 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

13 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

16 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

17 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

18 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

20 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

21 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

23 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

23 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.