Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masuk Sekolah TK Diundur Setahun, Ada Efeknya Bagi Anak?

image-gnews
Ilustrasi orang tua antar anaknya ke sekolah. pbs.org
Ilustrasi orang tua antar anaknya ke sekolah. pbs.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun ajaran baru 2020 jatuh pada 13 Juli mendatang. Saat itu kegiatan belajar siswa dimulai. Namun, belum usainya pandemi Covid-19 membuat beberapa pihak khawatir sekolah-sekolah akan menjadi klaster penyebaran wabah. Demi meredam kekhawatiran ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan 13 Juli bukan tanggal berlangsungnya kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Merujuk surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri terkait Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19 menyebutkan data pemerintah, 94 persen peserta didik masih berada di zona merah, orange, dan kuning dan jumlah peserta didik yang berada di zona hijau hanya 6 persen.

Untuk tahap I, SMA, SMK, MA dan setingkatnya, SMP dan MTS diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru Juli mendatang. Untuk tahap II (dua bulan setelahnya) barulah SD boleh dibuka. Selanjutnya tahap III (dua bulan selanjutnya), TK dan PAUD boleh melakukan pembelajaran tatap muka.

Menanggapi keputusan di atas sejumlah orang tua yang tahun ini menyekolahkan anak mereka masuk Taman Kanak-kanak (TK) merasa bingung apakah akan terus mendaftar atau menunggu sampai tahun depan. Menurut data yang dihimpun Tempo.co, Vanessa Sutopo orang tua dari anak yang tahun ini berencana sekolah TK mengatakan jika melihat kondisi saat ini dia akan memundurkan anaknya sekolah TK tahun depan.

"Toh masuk sekolah kalau SD Negeri juga kan 7 tahun ya, mending kelebihan usia deh tidak apa-apa, soalnya melihat area Bekasi sampai sekarang masih kuning. Jadi masih khawatir juga ngelepas anak sekolah tahun ini, jadi mau ngepasin saja 7 tahun," ucap perempuan 28 tahun ini.

Kebetulan Vanessa yang juga seorang Dokter Umum ini mengatakan ia belum secara resmi mendaftarkan anaknya TK. "Nanti rencananya akan diskusi lagi sama suami bagaimana sebaiknya, sebelum ada pandemi memang rencananya TK setahun saja, sekarang kondisi serba tidak menentu begini," imbuhnya.

Berbeda juga dengan yang dirasakan Indah Puspita yang tahun ini sudah memiliki rencana anaknya akan sekolah TK. Sampai sekarang menurut Indah, dari pihak sekolah masih susah diminta penjelasan.

"Kalau Tangerang Selatan keputusan sudah keluar untuk belajar dari rumah diperpanjang sampai Desember 2020. Jadi tahun ini karena sudah bayar akan tetap sekolah TK, menyesuaikan dengan metode yang berlaku yakni belajar di rumah," ucap perempuan 32 tahun ini.

Dengan menanggapi kegelisahan sejumlah orang tua tersebut, psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan jika untuk anak anak TK, dampak psikologis yang terkait dengan tahapan perkembangan anak bisa dikatakan tidak begitu besar. Hal ini karena kompetensi yang diajarkan di TK sebenarnya bisa dilakukan sendiri di rumah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Justru memang usia TK itu jauh lebih baik jika melakukan beberapa kegiatan, termasuk kegiatan belajar adalah jika bersama orang tuanya. Yang perlu dilakukan orang tua adalah memberi fasilitas belajar sesuai tahapan perkembangan anaknya dan menjadi fasilitator bagi proses belajar anak," ucap Psikolog di Pro Help Center ini saat dihubungi Tempo.co, Kamis 18 Juni 2020.

Meski akan ada efek psikologis yang terjadi terkait pada harapan. Anak yang sudah punya harapan akan sekolah barunya, seragam barunya, teman barunya dan terutama anak yang sudah merasa kangen dengan sekolahnya, kangen belajar dan bermain bersama dapat merasa sedih karena harus menunggu lagi sampai waktu tertentu atau bahkan sampai waktu yang masih belum jelas kepastiannya.

Sebab itu orang tua perlu mendengarkan perasaan anak dan memberi penjelasan dengan rasa empati, mendengarkan dengan sepenuh hati. Berikan waktu khusus untuk anak mengungkapkan perasaannya dan apa yang menjadi harapannya.

"Walau masih TK tentu anak tetaplah manusia yang punya perasaan dan butuh didengarkan dengan sungguh sungguh. Setelah itu beri penjelasan mengenai kondisi yang ada sesuai bahasa yang dipahaminya dan beri penjelasan dengan rasa empati," lanjut dia.

Baca juga: Kiat Orang Tua Dampingi Anak Belajar di Rumah saat Wabah Corona

Belajar yang terbaik bagi usia TK, menurut Nuzulia adalah sambil bermain. Jadi orang tua bisa menggunakan benda-benda yang ada di sekitar. Tidak harus mahal yang penting sesuaikan dengan kebutuhan belajar anak.Orang tua perlu memberi porsi waktunya untuk anak dalam menstimulasi tahapan perkembangan anak.

"Mengenai stimulasi apa saja yang diperlukan, bisa dicari ilmunya di internet atau buku buku yang ada. Orang tua perlu menyediakan hatinya, waktunya dan dirinya secara utuh saat mendampingi anak. Tidak perlu seluruh waktu orang tua buat anak. Beri sebagian saja sesuai kemampuan orang tua. Tetapi saat memberi yang sebagian itu, hadirlah secara penuh dan utuh," pungkasnya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 jam lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB


Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

7 jam lalu

Wapres terpilih yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara pembagian sepatu gratis untuk anak-anak sekolah tak mampu di SMKN 8 Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

14 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

2 hari lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.


Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

2 hari lalu

Tiga terdakwa mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (kiri), Sekjen Kementan RI, Kasdi Subagyono dan mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan RI, Muhammad Hatta (kanan), mengikuti sidang lanjutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 17 April 2024. Sidang ini dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi Adc. Mentan, Panji Hartanto, yang telah mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK untuk ketiga terdakwa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi terkait penyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan dalam pengadaan barang dan jasa serta penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.


Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

2 hari lalu

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio
Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.


Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

3 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

3 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

4 hari lalu

Universitas Tsukuba, Jepang. Foto: www.tsukuba.ac.jp
Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

Beasiswa yang ditawarkan Kedutaan Besar Jepang ini bagian dalam Program Beasiswa Pemerintah Jepang Monbukagakusho.


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

7 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.