TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah mengurangi akses layanan kesehatan reproduksi serta membatasi sosialisasi dan penyuluhan Keluarga Berencana atau KB selama periode pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Akibatnya, Indonesia diperkirakan mengalami lonjakan angka kelahiran pada 2021. Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN terbaru menyebutkan, dibanding tahun 2019 lalu, terjadi penurunan sebanyak 1.179.467 pelayanan KB selama Januari - April 2020. Oleh karena itu, masa New Normal seharusnya dimanfaatkan untuk segera menghidupkan kembali pelayanan KB.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan KB merupakan program strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang harus kita jaga implementasinya agar berkesinambungan. "Pemerintah sudah berkomitmen menggencarkan kembali Program KB untuk menurunkan angka kelahiran sehingga penduduk Indonesia bisa tumbuh seimbang. Namun, selama masa pandemi kita melihat penurunan partisipasi KB yang cukup besar,” ucapnya dalam Webinar Urgensi Pelayanan KB pada Masa New Normal, Selasa 9 Juni 2020
Menurut Hasto, pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap pelaksanaan Program KB yang selama ini mengandalkan kegiatan tatap muka dalam sosialisasi, penyuluhan, dan pemberian layanan kontrasepsi. Selama masa pandemi muncul kekhawatiran masyarakat untuk mengakses pelayanan KB di klinik bidan dan dokter. Selain itu, bidan atau dokter yang menutup kliniknya karena tak memiliki perlengkapan memadai untuk mencegah penularan Covid-19.
Kesadaran masyarakat untuk ber-KB secara mandiri selama masa pandemi pun masih rendah. BKKBN mengungkap terjadinya penurunan drastis penggunaan kontrasepsi pada Maret 2020 dibandingkan Februari 2020. Penggunaan berbagai alat kontrasepsi di seluruh Indonesia pada periode itu mengalami penurunan 35 sampai 47 persen, yang bisa berimbas pada meningkatnya jumlah kehamilan tidak direncanakan sebesar 15 persen pada 2021.
Peningkatan angka kehamilan apalagi yang tidak direncanakan akan menimbulkan masalah bagi keluarga di tengah situasi ekonomi yang sedang lesu dan tantangan bagi pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk.
"Karena itu, masa New Normal setelah meredanya pandemi menjadi momentum bagi kami dan para pemangku kepentingan lainnya untuk kembali menggencarkan pelaksanaan Program KB dengan mendorong bidan dan dokter membuka kembali layanan KB serta mendorong masyarakat untuk tidak ragu mengakses layanan KB dan terus memakai alat kontrasepsi,” kata Hasto
Hasto Wardoyo juga memberi imbauan kepada pasangan usia subur di era normal untuk merencanakan kehamilan dengan pertimbangan usia, jarak antara kelahiran, jumlah anak dan faktor kesehatan. Pastikan menggunakan alat atau obat kontrasepsi bagi pasangan usia subur yang menunda kehamilan atau tidak ingin hamil lagi. "Jika ada keluhan terkait penggunaan alat atau obat kontrasepsi, konsultasikan kepada petugas kesehatan melalui telpon atau WA utuk mendapatkan informasi," ucapnya.
Menjaga keberlangsungan program KB merupakan sebuah misi dengan pertaruhan yang besar, mengingat selama beberapa dekade ini KB tak hanya berperan sebagai pengendali pertumbuhan penduduk tetapi juga telah berkontribusi dalam menunjang pembangunan Indonesia yang lebih berkelanjutan serta menciptakan bonus demografi sebagai modal pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat di masa depan. Selain itu, yang tak kalah pentingnya, kesehatan reproduksi sebagai salah satu fokus utama Program KB telah menjadi kebutuhan mendasar bagi perempuan.