TEMPO.CO, Jakarta - Masih segar diingatan kita atas berita mengenai sepasang suami istri yang berbelanja ke supermarket menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa pakaian hazmat lengkap dengan kacamatanya. Yang bikin geram, saat itu APD menjadi barang langka bagi tenaga medis yang berjuang melawan Covid-19. Mereka lebih membutuhkan dibanding masoyarakat umum.
APD dianggap sebagai pelindung dari virus corona saat keluar rumah. Tak semua orang berpikiran sama karena rasa takut dan khawatir seseorang berbeda-beda kadarnya. Tapi karena kejadian itulah Creative Director Maison Gadiza, Rosie Rahmadi, membuat sebuah produk pakaian luar pengganti APD untuk masyarakat umum, Sazia Outer.
“Kita tidak perlu menggunakan APD sebab itu hanya untuk tim medis. Tapi kita bisa cari pengganti APD yang sekiranya mungkin bisa memuat merasa lebih aman dan nyaman ketika harus keluar,” ucapnya melalui siaran pers yang diterima Tempo, Sabtu, 2 Mei 2020.
Sazia outer didukung dengan beberapa fitur seperti panjang jaket yang melebihi pinggang, hoodie yang untuk menutup kepala serta bahan yang anti-air. Baginya, seorang fashion designer mempunyai kewajiban untuk menciptakan suatu produk yang tidak hanya baik tetapi juga bisa memberikan manfaat atau solusi.
Hal ini juga berangkat dari pengalaman pribadinya sebagai penderita skliosis. Rosie seringkali mendapatkan beberapa keluhan, salah satunya masuk angin disebabkan karena tidak menentunya cuaca di Indonesia. Karenanya, Rosie seringkali membawa jaket kemana pun ia pergi.
"Akan tetapi, ketika itu saya tidak bisa menemukan jaket ataupun outer yang sesuai dengan aktivitas saya. Inilah kemudian memantik ide terciptanya outer yang kemudian dinamai Sazia Outer yang kegunaannya multifungsi," ucap Rosie.
Produk yang terbuat dari serat nilon dan polyester ini juga memiliki kemampuan
water repellent, cepat kering, dan ringan. "Produk ini selalu saya bawa kemana-mana. Selain ringan, outer ini juga bisa dilipat, tidak kusut dan tidak butuh space banyak di dalam tas," ucapnya.
