TEMPO.CO, Jakarta - Masa tumbuh kembang anak telah dimulai sejak 1000 hari pertama kelahiran sang buah hati. Usia di bawah lima tahun atau balita disebut sebagai Golden Age Period. Sekitar 95 persen perkembangan otak anak terbentuk pada usia tersebut, setelahnya akan mengalami perlambatan, sehingga perlu distimulasi dan dioptimalkan.
Dokter Martha Fitri Alextina mengatakan, prinsip optimalisasi tumbuh kembang anak sebaiknya dilakukan berdasarkan jenjang usia anak agar dapat disesuaikan dengan perkembangan yang sudah terjadi pada tubuh anak.
Agar para orang tua bisa membantu si kecil melewati fase tumbuh kembangnya, berikut perkembangan dan cara menstimulasi anak menurut Martha, seperti yang disampaikan dalam Kulwap Kalcare bersama Morinaga yang berjudul “Waktu Tak Bisa Kembali, Optimalkan Tumbuh Kembang Si Kecil dengan Nutrisi dan Simulasi”, Selasa 31 Maret 2020.
1. Fase golden period 1000 hari pertama sampai 2 tahun
Cara menstimulasi-nya bisa dengan mainan khusus untuk anak kurang dari 2 tahun dan pilihan bermainnya sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan pengembangan 8 kecerdasan anak agar di usia dini pun anak sudah mulai terlatih dan memiliki fondasi yang kuat untuk melanjutkan ke fase berikutnya.
Delapan kecerdasan itu antara lain kecerdasan linguistik (word smart), kecerdasan logika-matematika (number smart), kecerdasan visual spasial (picture smart), dan kecerdasan kinestetik (body smart). Lalu ada kecerdasan interpersonal (people smart), kecerdasan intrapersonal (self smart) dan kecerdasan naturalis (nature smart).
2. Fase kanak-kanak awal (2-6 tahun)
Untuk stimulasi kecerdasan bahasa, harus banyak memberi kesempatan bercerita dan berkomunikasi, berdiskusi tentang sebab akibat, memberi kesempatan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri
"Stimulasi kecerdasan logika bisa mengenalkan berhitung, mengajarkan aturan, diskusi dan penjelasan sebab akibat," kata Martha.
Adapun untuk stimulasi kecerdasan visual spasial, orang tua bisa mengajak anak, menggunting, membuat prakarya, berjalan-jalan, mengenalkan anak pada peran dan batasan peran dari orang-orang di sekitarnya.
Kemudian stimulasi kecerdasan kinestetik bisa dilakukan dengan olahraga, menari, mengajak anak untuk membiasakan antre, menunggu, bersabar. Serta stimulasi kecerdasan musik dengan memperdengarkan lagu, mengajak bernyanyi dan mengajarkan bermain alat musik.
Untuk stimulasi kecerdasan intrapersonal dan interpersonal mengajarkan kemandirian, mengajarkan mengontrol emosi, mengajak anak berinteraksi dengan orang lain, merangsang dengan permainan peran
Terakhir untuk kecerdasan naturalis, mengajak bermain di lingkungan terbuka, ke kebun binatang, pegunungan atau pantai, dan melatih anak menjaga kebersihan lingkungan.
3. Fase kanak-kanak menengah (6 - 9 tahun)
Pertama kali anak dididik di luar lingkungan keluarga untuk melatih kemampuan membedakan yang baik dan buruk. Anak yang sudah masuk ke dalam usia sekolah akan mendapatkan pendidikan dari sekolah maupun pendidikan dari keluarga di usia sebelumnya.
Selanjutnya mempersiapkan anak untuk menerima ilmu dan informasi yang baru yang didapatkan dari lingkungan luar seperti sekolah lebih baik lagi. Sehingga peran utama orang tua adalah mengawasi perkembangan anak dan informasi yang didapatkan anak dari luar dan selalu mengarahkan anak untuk membedakan yang baik dan yang buruk untuknya.
4. Fase kanak-kanak akhir (9-12 tahun)
Masa perkembangan kecerdasan yang diiringi keinginan memahami fenomena alam, kemampuan koreksi dan memperhatikan perbedaan individu, kemampuan konsentrasi yang meningkat, kesiapan mempelajari konsep belajar, dan kecenderungan untuk mencapai kedewasaan dengan bantuan orang-orang di sekitarnya.