Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tulus dari Hati, Agni Pratistha Bikin Masker Kain untuk Anak-anak

image-gnews
Agni Pratistha membuat masker kain untuk anak-anak. Instagram.com/@agnipratistha
Agni Pratistha membuat masker kain untuk anak-anak. Instagram.com/@agnipratistha
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Di tengah langka dan mahalnya alat pelindung diri atau APD dan masker di pasaran akibat penyebaran virus corona Covid-19 yang semakin meluas, sejumlah pihak bahu membahu membantu para tenaga medis dan sesama yang membutuhkan. Tak hanya dari skala besar seperti industri tekstil dan unit mikro kecil menengah, warga peroarangan pun turut andil dalam kerja serentak mengatasi pandemi corona. Salah satunya sebuah itikad tulus dari Puteri Indonesia 2006, Agni Pratistha.

Perempuan kelahiran 8 Desember 1987 ini berinisiatif menjahit sendiri masker kain dan didedikasikan untuk anak-anak yang membutuhkan. Insiartif ini berawal dari pengalamannya dengan anak pertama Rudra Arka Monoarfa yang mengalami alergi, baik alergi debu, lebah, dan tungau jadi sering batuk pilek. Terlebih saat sang buah hati terkena penyakit kawasaki, seringkali tubuhnya menjadi drop.

"Jadi aku sering pakaikan masker dari kecil kalau aktivitas keluar rumah. Nah aku beli masker buat anak-anak itu selalu di Jepang. Karena memang anak-anak kecil di Jepang dibiasakan untuk pakai masker kalau sedang tidak enak badan," kata Agni kepada Tempo.co melalui aplikasi pesan singkat, Selasa 31 Maret 2020.

Saat pandemi corona ini, Agni Pratistha menyadari masker untuk anak sangat minim. Ia pun mencoba membuat masker dari kain-kain yang dia koleksi setiap bepergian. "Jadi aku punya kebiasaan beli kain-kain lucu 1 meter setiap jalan-jalan eh ternyata gampang. Aku pasang tali karet khusus masker sehingga lembut kalau dikaitkan di kuping anak," ujar ibu tiga anak ini.

Pertama kali membuat masker, Agni mencoba buat 4 ukuran, yaitu untuk bayi, balita, anak-anak dan dewasa. Lalu dia mencoba produksi lebih untuk dibagikan kepada anak-anak yang membutuhkan. "Ternyata DM (direct message) di Instagram aku penuh dengan anak-anak yang memang membutuhkan sekali masker," imbuhnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agni Pratistha bercerita dari pesan itu ada anak yang ayah ibunya terpaksa berkerja jadi harus menitipkan anaknya di rumah nenek dan bolak balik naik KRL, ada anak yang mau tidak mau harus dibawa naik motor ketika ibunya jualan makanan, dan banyak anak-anak penderita kanker dan kelainan bawaan yang mengharuskan mereka ke rumah sakit di tengah wabah ini. 

"Jadi aku yang awalnya bagi-bagi sedikit kelebihan hasil jahitanku, ingin jahit lebih banyak lagi. Sampai aku berpikir untuk jahit seterusnya untuk anak-anak di bangsal anak ataupun yang membutuhkan sehari-hari," ungkapnya.

Semua masker ini dibagikan gratis oleh Agni. Ia ingin membantu dengan apa yang bisa dilakukan di masa pandemi ini. "Aku bisa jahit jadi rasanya ingin berbagi berkah ke orang lain saja. Aku tahu bentuknya tidak sempurna karena aku bukan penjahit professional, tapi setidaknya ini tulus. Dari ibu untuk ibu," paparnya.

Sebelum memutuskan berani memberikan masker, Agni Pratistha berdiskusi dengan adik sepupunya, Panji Utomo, seorang  Dokter Bedah Jantung yang sedang sekolah kedokteran di Taiwan. Terutama tentang pemilihan bahan kain apa yang dianjurkan, cara membagikan masker kain, dan lainnya. 

Sementara untuk teknik menjahit, Agni mengaku terbiasa menjahit sejak memiliki anak. Terutama untuk kostum, baju harian sampai kalau perlu merapihkan yang rusak. "Untuk belajar menjahit aku belajar dari buku, youtube dan latihan sendiri saja, kain motif gemes koleksi aku pribadi, untuk lapisan dalamnya aku beli . Makanya sekarang sudah habis dan toko-toko kain banyak yang tutup. Pusing jadinya," lanjut adik Sigi Wimala ini.

Semua masker kain itu Agni menjahitnya sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga proses pembuatannya cukup lama. "Waktu kosong aku hanya jam 05.00 - 06.00 dan jam 20.00 - 21.00. "Jadi pas anak-anak berjemur, aku suka colongan gunting kain. Pas anak tidur siang dan lagi enggak rewel aku colongan mengukur karet, pas anak-anak anteng main sama papanya aku colongan refill benang," ucapnya mengakhiri perbincangan.

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gangguan Penglihatan Anak Usia Sekolah Naik, akibat Tingginya Penggunaan Gawai?

2 hari lalu

Seorang guru mengaji sedang melakukan uji penglihatan mata saat pembagian 3.000 kaca mata gratis di kantor Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) di Kertajaya, Surabaya, (8/4). Program ini untuk guru mengaji yang mengalami gangguan mata. TEMPO/Fully Syafi
Gangguan Penglihatan Anak Usia Sekolah Naik, akibat Tingginya Penggunaan Gawai?

IROPIN menyebut kasus gangguan penglihatan pada anak usia sekolah mengalami peningkatan diduga akibat tingginya frekuensi penggunaan gawai.


Lionel Messi Ungkap Keinginannya Punya Anak Lagi dengan Antonella Roccuzzo

2 hari lalu

Foto keluarga pasangan Lionel Messi dan Antonella Rocuzzo/Foto: Instagram/Antonella Rocuzzo
Lionel Messi Ungkap Keinginannya Punya Anak Lagi dengan Antonella Roccuzzo

Lionel Messi dan Antonella Roccuzzo sudah memiliki tiga putra, yaitu Thiago, Mateo, dan Ciro.


Lebih dari Seribu Anak-anak di Kamp Pengungsian di Sudan Meninggal

5 hari lalu

Rawda Mohammed Ismail, seorang wanita Sudan yang melarikan diri dari konflik di Geneina di wilayah Darfur Sudan, mengipasi anaknya Abdelerrahman Bakr, yang menderita kekurangan gizi, di rumah sakit misi Medecins Sans Frontieres (MSF) di Adre, Chad 24 Juli 2023. REUTERS/Zohra Bensemra
Lebih dari Seribu Anak-anak di Kamp Pengungsian di Sudan Meninggal

Lebih dari 1.200 anak-anak usia di bawah lima tahun meninggal di sejumlah kamp pengungsian di Sudan karena wabah campak dan gizi buruk akut


Anak Kuliah dan Hidup Terpisah, Apa yang Paling Dikhawatirkan Orang Tua?

5 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Anak Kuliah dan Hidup Terpisah, Apa yang Paling Dikhawatirkan Orang Tua?

Apa yang dikhawatirkan orang tua ketika anak kuliah di tempat yang jauh dan harus hidup terpisah? Berikut hasil survei mengenai kekhawatiran orang tua


Pertama Kali: 1 dari 10 Orang Jepang Berusia Lebih dari 80 Tahun

6 hari lalu

Puluhan lansia memainkan pachinko yang merupakan judi legal di pachinko parlour, Fukushima, Jepang, 24 Mei 2018.  REUTERS/Issei Kato
Pertama Kali: 1 dari 10 Orang Jepang Berusia Lebih dari 80 Tahun

Data resmi terbaru pemerintah menunjukkan bahwa lebih dari 10 persen penduduk Jepang telah melewati usia 80 tahun atau lebih untuk pertama kalinya


TikTok Didenda Rp 5,6 Triliun di UE karena Gagal Menjaga Keamanan Data Anak-anak

8 hari lalu

Ilustrasi TikTok. shutterstock.com
TikTok Didenda Rp 5,6 Triliun di UE karena Gagal Menjaga Keamanan Data Anak-anak

TikTok menyetel akun anak-anak ke publik secara default ketika mereka mendaftar di platform tersebut.


TikTok Kena Denda 345 Euro oleh Irlandia, Melanggar Aturan Privasi

8 hari lalu

Logo TikTok (tiktok.com)
TikTok Kena Denda 345 Euro oleh Irlandia, Melanggar Aturan Privasi

TikTok didenda sebesar 345 juta euro atau setara Rp5,65 triliun, karena melanggar undang-undang privasi terkait pemrosesan data pribadi anak-anak


55 Anak Korban Banjir di Libya Keracunan Air yang Tercemar

8 hari lalu

Sebuah mobil rusak pasca banjir melanda di Susah, Libya 15 September 2023. REUTERS/Ayman Al-Sahili
55 Anak Korban Banjir di Libya Keracunan Air yang Tercemar

Setidaknya ada 55 anak yang keracunan oleh air yang sudah tercemar di Kota Derna, yakni area paling parah disapu banjir di timur Libya


Berikut 7 Syarat Hak Asuh Anak dalam Hukum Islam

9 hari lalu

Ilustrasi orangtua bermain cilukba dengan anak. Shutterstock
Berikut 7 Syarat Hak Asuh Anak dalam Hukum Islam

Pada hukum Islam, ibu menjadi syarat utama mendapatkan hak asuh anak. Namun, selain itu, terdapat pula syarat lainnya dapat meraih hak asuh anak.


Sering Dianggap Sama, Pahami Perbedaan Stunting dengan Stunted

10 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Sering Dianggap Sama, Pahami Perbedaan Stunting dengan Stunted

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk. Sementara stunted dikenal dengan perlambatan pertumbuhan pada anak.