TEMPO.CO, Jakarta - Saat sedang menstruasi, perempuan membutuhkan pembalut. Namun perlu diingat, jangan sembarangan dalam memilih pembalut. Salah dalam memilih pembalut dapat berakibat fatal untuk kesehatan organ reproduksi Anda. Lalu, bagaimana memilih pembalut yang aman dan nyaman digunakan?
Benda berbentuk persegi panjang ini tergolong murah, mudah ditemukan, dan berisi material-material yang dapat menyerap darah haid.
Ada berbagai jenis pembalut yang beredar di pasaran. Agar aman dan nyaman saat digunakan, pilihlah pembalut wanita yang dapat memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Sesuaikan dengan kebutuhan
Langkah pertama dalam menentukan pembalut wanita yang aman adalah sesuaikan dengan kebutuhan dan volume darah haid Anda yang keluar.
Siklus menstruasi pada setiap perempuan cenderung bervariasi. Sebagian perempuan mungkin ada yang mengalami siklus haid panjan, sementara lainnya tergolong pendek. Ada pula yang memiliki volume darah haid banyak maupun darah haid sedikit.
2. Jenis pembalut
Jenis pembalut yang umum digunakan adalah pembalut sekali pakai dan pembalut kain. Kedua jenis pembalut tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pembalut sekali pakai dikenal karena kepraktisannya. Sesuai namanya, setelah dipakai, Anda bisa langsung membuangnya. Meski demikian, pembalut sekali pakai diproduksi melalui berbagai proses kimiawi.
Menggunakan pembalut sekali pakai tak menutup kemungkinan dapat membuat beberapa wanita mungkin rentan mengalami iritasi akibat paparan bahan kimia.
Di sisi lain, pembalut kain dapat dipakai berulang kali setelah hanya sekali mengeluarkan uang untuk membelinya.
Akan tetapi, pada beberapa wanita penggunaan pembalut kain mungkin dapat merepotkan. Pasalnya, selepas pemakaian, Anda harus mencuci pembalut agar dapat digunakan kembali.
Sama seperti pembalut sekali pakai, pembalut kain ada yang dilengkapi dengan “sayap” dan tidak. Pembalut kain hadir dengan ukuran dan daya serap yang berbeda. Umumnya, pembalut kain tidak menyebabkan iritasi atau alergi karena diproduksi dari material katun.
Oleh sebab itu, pertimbangkan kelebihan dan kekurangan jenis pembalut sebelum membeli. Setelah itu, Anda dapat menentukan jenis pembalut yang paling aman dan nyaman untuk digunakan.
3. Daya serap pembalut
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa siklus menstruasi yang dialami oleh setiap perempuan tentu berbeda-beda. Seberapa banyak darah yang biasa Anda keluarkan juga perlu menjadi pertimbangan saat memilih pembalut yang aman.
Pilihlah pembalut dengan daya serap yang baik dan sesuai dengan banyaknya darah yang biasa keluar saat Anda menstruasi.
Anda mungkin dapat menggunakan pembalut dengan daya serap tinggi atau ketebalan maksimal pada hari saat darah yang keluar cukup deras. Sementara, saat darah sudah mulai sedikit, Anda bisa menggunakan pembalut tipis dengan daya serap lebih ringan.
4. Bentuk pembalut
Tips memilih pembalut yang aman selanjutnya adalah pilihlah bentuk pembalut sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa orang mungkin merasa lebih aman saat menggunakan pembalut berukuran sangat panjang. Sementara, sebagian orang lainnya lebih memilih menggunakan pembalut berukuran standar.
Beberapa perempuan pun ada yang lebih nyaman saat menggunakan pembalut dengan “sayap”, sedangkan yang lainnya mungkin tidak.
Hal tersebut merupakan preferensi pribadi, tetapi yang terpenting pertimbangkan daya serapnya agar semua darah haid yang keluar dapat tertampung sepenuhnya dan tidak bocor.
Demi keamanan, Anda dapat mengganti pembalut lebih sering apabila khawatir darah yang mengalir berisiko bocor atau tidak dapat terserap sepenuhnya.
5. Pembalut tanpa aroma wewangian
Kini, beberapa jenis pembalut yang dijual di pasaran ada yang ditambah dengan aroma wewangian.
Namun, sebaiknya pilih pembalut yang tidak mengandung aroma pengharum guna menjaga kesehatan vagina. Pembalut yang mengandung aroma wewangian tidak aman bagi organ reproduksi.
Menurut seorang dokter kandungan asal Amerika Serikat, Mary Jane Minkin, M.D., zat pewangi di dalam pembalut wanita merupakan alergen yang dapat mengiritasi area vagina yang sensitif dengan mudah.
Hal tersebut dapat memicu berbagai penyebab, mulai dari gatal, ruam, peradangan, hingga bengkak pada vagina. Jika aroma wewangian menimbulkan reaksi yang buruk pada keseimbangan bakteri baik di vagina maka dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri dan jamur.