TEMPO.CO, Jakarta - Ngemil di siang hari lebih mudah dihindari di malam hari. Selain karena sibuk dengan pekerjaan, ternyata ada hal lain yang mempengaruhi, yaitu hormon.
Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang mampu mengendalikan keinginan untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat di siang hari, tetapi di malam hari mengalami perubahan kadar hormon yang mempengaruhi nafsu makan. Demikian dikutip dari Times of India, Senin, 21 Oktober 2019.
Selain hormon, stres juga berperan meningkatkan keinginan ngemil atau makan. Penelitian menunjukkan bahwa hormon PYY (hormon peptida tirosin tirosin), yang terkait dengan rasa lapar dan rasa kenyang lebih rendah di malam hari.
Untuk melakukan penelitian ini, para peneliti mencatat kebiasaan makan 32 orang dewasa berusia 18-50 tahun. Dari semua peserta, setengah dari peserta didiagnosis mengalami gangguan makan berlebihan dan semuanya kelebihan berat badan.
Para peserta diminta untuk mengambil bagian dalam dua percobaan. Dalam percobaan pertama, mereka diminta untuk berpuasa selama delapan jam sebelum mengonsumsi makanan cair pada pukul 9 pagi, sedangkan pada percobaan kedua mereka diminta berpuasa untuk jam yang sama diikuti dengan makan yang sama pada pukul 4 sore.
Dua jam setelah makan, para peserta diminta melakukan tes stres dan tepat 30 menit setelah tes ini, mereka ditawari makanan yang tidak sehat.
Pada akhir penelitian, ditemukan bahwa peserta lebih lapar di malam hari daripada di pagi hari. Ini pada dasarnya terjadi karena kadar ghrelin (hormon yang merangsang nafsu makan) lebih tinggi setelah makan siang, sedangkan kadar hormon PYY (hormon yang bertanggung jawab untuk mengurangi nafsu makan) lebih rendah di malam hari. Namun, masih banyak penelitian yang diperlukan dalam arah ini.
Jadi, jika Anda ingin tetap sehat dan mencegah makan berlebihan maka disarankan untuk makan lebih awal. Tapi lebih penting lagi, Anda perlu makan dengan penuh kesadaran atau mindful eating.